Featured Slider

Dubbing Film di Mall, Apa Rasanya?


Dubbing di dalam studio yang kedap suara, hanya dilihat oleh Pengarah Dialog atau PD, itu mah biasa. 

Dubbing di tempat terbuka di dalam mall, ditonton banyak orang, ini mah ruar binasa, hehehe.

Bayangkan, lokasi acaranya ada di tengah lantai LG mall, diapit oleh resto-resto dan outlet baju. Orang-orang yang lagi makan di resto dengan mudah bisa menengok acaranya. Pun dengan orang yang berada di lantai atas tentu bisa melihat peserta dubbing. Belum lagi orang-orang yang lalu lalang di mall. 

Ini salah satu hal unik yang aku rasakan bersama peserta lainnya di "LIVE DUBBING COMPETITION" di Kalibata City Square, 6 Desember 2025 lalu. 

Suasana live dubbing competition


Aku memberanikan diri ikut lomba ini karena ingin latihan sekaligus mengetes kemampuan diri, karena aku baru beberapa bulan mengeluti dunia dubbing dan voice over. 

Berlatih dan rajin mengikuti challenge adalah salah satu bentuk pengembangan diri. Jadi ketika aku tahu ada info lomba ini, kenapa tidak untuk ikutan? Lumayan banget untuk cari pengalaman.

Lomba dimulai dari pukul 10 pagi sampai 3 sore. Peserta diberi film yang yang tidak diketahui sebelumnya. Dikasih waktu sekitar 10 menitan di atas panggung. 

Dua menit untuk mendengar dan menonton filmnya terlebih dahulu agar tahu seperti apa intonasi suara aslinya. 

Dua menit selanjutnya adalah waktu untuk men-dubbing. 

Sisa 6 menitnya, digunakan jika peserta ingin me-re-take kalau merasa belum puas atau kurang sempurna. 

Ada yang mendapat film kartun disney, ada pula kebagian anime Jepang, juga ada yang mendubbing film Jepang. 


Aku saat beraksi, hehehehe

Gimana rasanya live dubbing ditonton orang banyak dan dijuri-in? Kalau aku sih, ehm... ada sih sedikit was-was. Gimana kalau aku ngak bisa? Atau error? 

Tapi Alhamdullilah lancar-lancar aja menjalaninya. Gak terlalu deg-degan banget, karena saat di atas panggung, posisinya kan duduk ya, jadi lebih relax.  Dan fokusku adalah melihat film (memperhatikan dialog aktornya) dan konsentrasi di dubbing. Jadi, gak terlalu terganggu dengan banyaknya tatapan mata yang melihat, hihihi...

Kebetulan juga aku jadi peserta terakhir yang tampil, jadi bisa melihat bagaimana peserta-peserta sebelumnya berdubbing ria. 

Alhamdullilah, aku dapat juara 3. Pengalaman dapat, prestasi diraih, hadiah pun jadi bonus untuk diri sendiri.  Plus juga bisa ketemu dengan sesama dubber, dapat teman baru dan saling cerita banyak hal.


Foto bersama juri dan peserta (Foto: IG @AksaraBersuara27)


Juri-jurinya adalah para dubber senior. Ada Mbak Mirna Hayati yang menggeluti dunia dubbing dan Voice Over sejak 2004. Btw, Mbak wajah mbak Mirna ini, sekali lewat mirip sama Cut Mini Theo, hehehe. Lalu ada Kak Kamal Nasuti yang kenal dunia dubbing sejak 1994. 

Juri selanjutnya adalah Novie Burhan. 

Coba tebak, Mbak Novie masuk dunia dubbing sejak tahun berapa? Sepertinya kamu belum lahir deh. Aku pun belum lahir, hehehe. Yup, beliau mulai dubbing sejak 1975, saat ia berusia 4 tahunan. 

"Saya waktu itu belum bisa baca, jadi mama yang ngajarin saya untuk menghapal" ujarnya.

Dengan begitu panjangnya durasi waktu ia bergulat di dunia ini, wajar saja kalau pengalaman Mbak Novie seabrek. Dari menjajal perdubingan atau voice acting untuk komersial, film, dan TV program sampai hari ini. hingga sekarang beliau menjadi Voice Director untuk sejumlah film. 

Mbak Novie juga adalah CEO Aksara Bersuara, perusahaan yang bergerak di industri voice over, yang juga menjadi penyelenggara "LIVE DUBBING COMPETITION" yang saya ikuti ini. 

 Dewan Juri Lomba Dubbing. Kiri ke kanan:  Kamal Nasuti, Novie Burhan, Mirna Hayati
(Foto: IG @AksaraBersuara27)

Juri saat melihat lomba live dubbing


Oh ya, selain lomba dubbing, Aksara Bersuara juga mengadakan lomba COSWALK. 

Itu loh, kompetisi kostum (cosplay) yang fokus pada penampilan peragaan busana singkat di atas panggung. Peserta memeragakan karakter fiksi (anime, game, film) dengan kostum dan riasan lengkap. 

Ceritanya, lomba live dubbing dan coswalk ini dalam satu panggung, hehehe... Tapi jurinya orang yang berbeda ya.

Nah, ini dia peserta COSWALK


Terima kasih ya Aksara Bersuara sudah menyelenggarakan lomba ini. Makasih juga untuk dewan juri dan teman-teman peserta dubbing dan Coswalk. Hari itu, kita mengisi acara hiburan yang seru. Semoga kita bisa jumpa lagi di tempat dan acara yang berbeda.

Atau.... mungkin kita jumpa dalam satu studio rekaman dan project yang sama? Ah, gak ada yang gak mungkin, hehehe....


Trans 7 Academy: Ngulik Dunia Voice Over

Lagi asik ngopi, tetiba denger suara Sinchan dari TV. Atau lagi melamun, eh ada suara Brama Kumbara dari radio yang memecah keheningan.

Nah, kalau kamu dengar suara Sinchan apa yang kamu bayangkan? Lucu, nakal, genit, jahil atau apa?

Pun saat mendengarkan suara Brama kumbara, apa yang kamu bayangkan? 

Ada yang menjawab: jagoan, berwibawa, gagah, bijaksana, pemberani. 

Suasana Trans 7 Academy sebelum dimulai


Nah, yang mengisi suara Sinchan dengan kelucuannya, Brama Kumbara dengan wibawanya atau Mak Lampir dengan keseramannya, itu disebut Voice Acting yang dibawakan oleh seorang dubber. 

Dubber harus bisa mengekspresikan akting takut, seram, sedih, bahagia dan emosi lainya dalam bentuk suara, agar pendengar ikut larut dalam dramanya. 

Selain itu Dubber juga harus bisa masuk dalam karakter. Mulai dari gerakan mulut, gesture, emosi bahkan napas harus mengikuti aktor di layar. Contoh: Dialog pada adegan berlari beda dengan dialog saat duduk. 

Ngomongin soal suara Sinchan, Brama Kumbara atau Mak Lampir, ini adalah salah satu hal yang dibahas dalam Trans 7 Academy, Sabtu 22 November 2005 lalu.

Acara yang berlangsung di Studio Trans 7 di kawasan Mampang Prapatan Jakarta Selatan ini dihadiri sekitar 135 orang. Yang datang langsung alias hadir di lokasi sebanyak 90-an orang, yang mengikuti via online sekitar 40-an orang. Gak nyangka, lebih banyak yang ikutan offline dibanding online. Studio pun penuh orang, dan penuh keseruan hehehe...

Peserta Offline vs Online

Aku adalah salah satu dari 90-an peserta offline itu. Lebih seru rasanya datang langsung. Bertemu, bertatap muka dan kenalan dengan sesama teman-teman yang punya hobi atau bakat di bidang olah suara. 

Gak cuma voice over talent dan dubber yang hadir, tapi juga teman-teman yang punya bakat MC, penyiar radio dan conten creator juga hadir di acara tersebut. Karena kini, content creator pun membutuhkan VOT untuk melengkapi videonya. 

Siapa nih yang jadi pembicara atau mentornya?

Kalau kamu pernah dengar atau nonton iklan Mi Burung dara versi logat Betawi, atau kamu adalah penikmat program "Spotlite" di Trans 7, dan program 'Dikit-dikit Damkar" BTV, tentu akrab dengan suara yang mengisinya. Nah, pengisi suaranya itu adalah Arief Budiman. Beliau inilah yang menjadi pembicara atau mentor di Trans 7 Academy tersebut. 

Arief mengeluti dunia Voice Over Talent (VOT) sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum terjun ke dunia VOT, begronnya adalah penyiar radio. Ia pernah menjadi penyiar, reporter dan produser di beberapa radio berita di Jakarta. Sampai sekarang pun masih jadi penyiar radio. 

Selain itu, Arief juga mengetuai komunitas atau Presiden Komunitas Voice Over, Dubber, Announcer Indonesia atau KVDAI.

Arief Budiman

Jadi, kata Arief, kalau kamu merasa punya logat yang khas atau kalau bicara kok ya susah ngilangin logatnya, justru itu adalah sebuah keunikan atau kelebihan tersendiri. Karena ada juga klien yang membutuhkan talent yang punya logat daerah. Semisal logat Padang, Palembang, Jawa, Sunda, Papua,Betawi dll. Contohnya, brand mi burung dara tadi, yang membuat iklan dengan beraneka macam versi dengan logat yang berbeda-beda. 

Di academy itu, Arief banyak berbagi pengetahuan seputar dunia voice over dan voice acting. Juga tips-tips yang membantu kita agar 'luwes' di dunia suara. Misalnya.......

Apa beda Voice Over dan Voice Acting?

Persamaannya: sama-sama memproduksi suara. 

Bedanya: Voice Over (VO) focus pada penyampaian informasi dengan suara. Biasanya gaya penyampaiannya cenderung netral, sesuai brand tone, tidak selalu memerlukan emosi berlebihan. Misalnya untuk keperluan iklan komersil di TV, iklan layanan masyarakat, profile company, narator program TV dan lain-lain.

Kalau Voice acting atau dubbing, bukan sekadar membaca naskah tapi kudu berakting lewat suara, yang mengandalkan mimik, gesture dan ekpresi wajah, serta menghidupkan karakter lewat suara.

Keterampilan yang dibutuhkan VO adalah: diksi jelas, intonasi tepat, tempo stabil dan kontrol napas. Nah, semua keterampilan VO tadi, harus dimiliki oleh dubber, ditambah  dengan kemampuan acting, interpretasi naskah dan membangun karakter.

Wah, ternyata seorang dubber kudu punya banyak keterampilan ya., Kita selama ini hanya menikmatinya saja saat menonton Drama Korea atau Drama Cina, hehehe

Arief juga mengatakan, menjadi seorang voice over talent harus punya kemampuan beradaptasi yang cepat dengan latihan. Misal jika terbiasa baca berita tapi saat disuruh baca iklan, maka harus mampu menyesuaikan gaya suara selayaknya membaca iklan.

Untuk pemula, suara yang layak jual adalah suara yang berkarakter. Suara yang berkarakter adalah ketika orang mendengar suaranya, orang tahu ini suara si A, B atau C. Tetapi kalau orang yang sudah ahli, bisa saja orang yang mengenalnya tidak akan tahu kalau itu adalah suara dia, karena dia sudah mampu memainkan berbagai macam karakter. 


Tebak, Arief lagi ngomong apa? hehehe

Arief juga memberikan contoh teks "Spotlite" Trans 7, dan meminta salah satu peserta offline dan online membacakannya dengan gaya VO ala Spotlite. Ketika mereka mencoba, terlihat ada yang lancar, juga ada yang sedikit 'tersandung'. 

Bahkan ada peserta online yang kaget ketika dia diminta untuk membacakannya. "Saya grogi" katanya, Saking groginya, ia tak menyelesaikan membaca teksnya, hehehe


Interaksi dengan peserta online. Si mbak grogi katanya, hehehe 

Beberapa tips dari Arief yang aku catat:

- Senyum dulu baru bicara, InsyaAllah smiling voice akan terjadi.

- Untuk pemula, jangan pake mic wireless. Kecuali untuk konten buat happy-happy saja. Mic harus ada kabelnya kalau mau hasil suara bagus.

- Jika belum punya mic, boleh rekam suara pake HP. Tehniknya: ngomong jangan di depan speaker HP,  tapi HP diposisikan seperti orang yang sedang menelpon. 

- Berdoa sebelum memulai projek

- Dirajinin olahraga fisik (agar napas panjang, menunjang performa suara) dan olahraga muka (agar lidah tak kelu atau belibet)

- Minta izin sama yang ngasih kerjaan jika suara kita terasa kurang siap, misal suara terasa rada bergetar

- Jaga komunikasi dengan klien, kalau bisa fast respon.

- Jaga sikap atau attitude, baik dengan sesama talent VO, mentor atau klien

- Berjejaring (kenalan), ikut komunitas (bisa dapat  info peluang job dan latihan bareng), kolaborasi (bikin konten bareng)

Yuk pemanasan wajah sebelum take VO


Gimana cara untuk menjual suara bagi pemula?

- Bisa jualan suara ke orang yang kita kenal dekat, misal ke teman yang punya UMKM. 

- Jualan melalui sosmed. Bisa dengan membuat akun baru khusus postingan sampel VO pendek suara sendiri, sekalian membangun portofolio. Siapa tau ada klien yang menemukan atau tertarik dengan suara kita lewat medsos.

- Jika ada acara di sekitar RT boleh banget menawarkan diri "boleh gak dokumentasinya saya VO-in"? 

- Ikutan agency (Follow akun-akun sosmed yang membahas dunia voice over atau dubbing) 

- Gunakan kata "kolaborasi" bukan "bantuin" temen, jika bekerja sama dengan teman, biar terlihat profesional dan gak gratisan.

Kru Trans 7 Academy Mengawal Acara


Di akhir acara, semua peserta offline membawakan satu materi berupa teks yang disediakan oleh tim Trans 7. Materi itu secara bergiliran kami bacakan di depan kamera untuk direkam sebagai bagian dari portofolio. Ada sampel teks soal cerita lucu/ unik, berita, feature, dll. Peserta bebas memilih. Teks yang dibaca sekitar 2 menitan. 

Kameramennya ada 4 tim, jadi gak terlalu lama nunggu antrean yang dimulai dari peserta nomor urut 1 sampe 90-an. 

Nah, kurang lebih begini nih suasana saat proses rekaman atau pengambilan suara.

Kamukah yang ada di foto ini?


Di ajang ini, aku juga ketemu sama Opi dan Nur, teman pelatihan voice akting/ dubbing. Juga ketemu sama Lisa dan Regina, teman satu batch waktu ikut pelatihan voice over di Z Academy yang dimentori oleh Voice Over Senior Liza Harun pada September 2025 lalu. 

Cerita soal menimba ilmu di Z Academy tak kalah seru dengan Trans 7 Academy. Uhuynya bisa dibaca di sini.

Hore-hore bareng Gina, Lisa dan Opi. Mbak Nur kemana nih? hehehe


Yuk..yuk..foto dulu sebelum berpisah


Nah, di atas tadi, aku udah nyenggol dikit soal Komunitas Voice Over, Dubber, Announcer Indonesia atau KVDAI, yang Presidennya adalah Arief Budiman.

Jadi, kita kenalan yuk dengan KVDAI.

KVDAI ini hadir untuk menjadi wadah bagi para profesional, pegiat, dan pecinta di dunia suara seperti pengisi suara (voice actor/actress), dubber, dan announcer di Indonesia. Tujuannya untuk berbagi ilmu, melatih bakat, dan membangun jejaring profesional. 

Di KVDAI, anggotanya bisa ikut pelatihan (KVDAI Classroom), workshop, dan berbagi pengalaman seputar teknik voice over, dubbing (sulih suara), dan announcement. 

Tujuannya tentu untuk menggali potensi talenta suara dan mengembangkan industri suara di Indonesia. 

Oh ya, KVDAI juga bekerja sama dengan RRI memberikan kesempatan kepada anggota komunitas untuk berlatih. Salah satunya adalah belajar membaca Iklan Layanan Masyarakat atau ILM untuk di radio. 

Saya termasuk yang beruntung bisa mencicipi rekaman di studio RRI Jakarta, pada Kamis 11 Desember 2025 lalu bersama teman-teman KVDAI dan juga Pak Pres Arief.

Suasana latihan voice over di RRI


Gimana-gimana, mau jadi Voice Over Talent juga?  





Belajar Voice Over bersama Liza Harun dan Z Academy

Pernah dengar soal dunia Voice Over (VO) atau pengisi suara? Atau gini, pernah dengar iklan dong ya?

Lebih sering denger iklan di radio atau di TV? Atau dua-duanya, hehehe...

Ngeh gak kalau pengisi suara iklannya memainkan alunan suara dan intonasi yang lembut, terdengar elegan. Atau bahkan intonasinya cenderung tegas. 

Tergantung jenis iklannya sih ya. Kalau macam iklan rokok, intonasi suara cowoknya cenderung tegas, kalau iklan toko online cenderung meninggi, atau untuk susu anak dan cemilan nuansanya suara remaja dan ceria.

Selama ini, enak-enak aja sih ya kita dengerinnya. 


Nah, kebayang gak kalau kamu yang jadi pengisi suara iklan itu? 

Mungkin kita juga akan sok-sok-an bilang "ah, cuma ngomong gitu doang, aku juga bisa kali" 

Ternyata gak semudah itu kang mas. Apalagi kalau gak syiap lahir batin plus ada masalah hidup yang menumpuk, hahaha...

"Aku gak mau ah pilih teks iklan teh ini, karena kayak bangsawan banget ngomongnya" begitu kata salah satu teman kelasku ketika disuruh memilih teks iklan yang akan dicoba untuk direkam di studio, atau simulasi untuk ajang belajar kami. 

Iya, jadi ceritanya dua minggu lalu (16 Agustus 2025) aku dan 9 peserta lainnya ikutan pelatihan kelas Voice Over atau VO yang diadakan oleh Z Academy. Mentor yang mereka pilih gak kaleng-kaleng: Liza Harun. 

Beliau adalah "Voice Over Talent" yang udah malang melintang di dunia ini sejak 2003. Udah ratusan iklan TV yang pernah "meminjam" suara mbak Liza, salah satunya adalah iklan teh sariwangi. 

Mbak liza ini begronnya juga seorang penyiar radio sejak 2001. Beberapa radio di Jakarta udah pernah ia jajal. Salah satunya I radio dan KIS radio. Jadi pengalamannya di bidang olah suara, gak usah diraguin lagi lah ya.

Liza Harun


Di kelas ini, kami dikasih ilmu soal teori dan praktik. Kata Mbak Liza, voice over itu bukan hanya untuk kebutuhan iklan saja, tapi bisa juga digunakan untuk kebutuhan dubber, animasi, dokumenter, narasi berita, company profile, audiobook, video game, atau untuk content creator yang membutuhkan VO untuk video yang mereka buat. 

Ekpresi jiwa pun harus dilakoni saat ber-VO-ria. Mulai dari "menghayati" rasa marah, sedih, kesal, bahagia. Pun kudu pintar memainkan nada panjang atau pendek dan juga artikulasi.

Pelatihan voice over itu bukan hanya untuk suara yang bagus atau merdu. Tapi ini hanya soal "suara terlatih atau belum terlatih". Jadi semua suara boleh ikutan kelas VO atau berlatih VO.

Ilmu teori yang kami dapatkan hanya sekitar 1 jam saja, selebihnya praktik. Yup, langsung cus rekaman sampel di studio. Kami berlatih memainkan intonasi atau nada untuk iklan teh, detergent, susu, pengharum ruangan, sampai penyedap masakan.

Kami bebas memilih teks iklan mana yang kira-kira menarik, sesuai dengan karakter suara dan dirasa "mampu" kami lakukan, hehehe. Disebut "mampu" maksudnya adalah, ada teks yang dirasa kok agak susah ya buat diucap sambil diolah nadanya, atau teks yang lain dirasa agak ribet artikulasinya. Maka masing-masing peserta memilih teks yang dirasa sesuai kemampuan, hahahha....

Suasana saat menerima asupan ilmu dari Mentor Liza Harun


Teks iklan yang aku pilih salah satunya adalah iklan teh.

Isi teksnya seperti ini:

Sariwangi teh melati// Racikan terbaik daun teh// Dengan melati putih dan melati gambir// Hasilkan rasa legit/ teh tubruk// Sariwangi teh melati baru.


Nah, cobalah sodara-sodara.... kalau dibaca biasa sih, gampang-gampang aja. 

Tapi ketika kami simulasi job VO di studio, kami harus mencari intonasi, tone suara, kecepatan yang pas, dan penjiwaan agar terdengar elegan. Kata per kata yang kami ucapkan, langsung didengar dan dikawal langsung oleh mbak Liza. 

Hasilnya? Haelah take vocalnya berulang-ulang bro, wkwkwkw

Jika terdengar aneh, artikulasi rada belepotan, kurang asyik, gak pas, langsung direvisi atau diarahkan oleh mbak Liza, sampai ketemu dengan suara yang dianggap mendekati pas. Kalau udah mendekati pas, barulah suara kami direkam. 



Jadi, sebelum direkam itu, ya kudu latihan atau simulasi dulu kata per kata. Tapi untuk teks iklan yang dibacakan di awal sebelum diarahkan oleh mbak Liza, juga direkam. Ini buat perbandingan, hasil suara sebelum dilatih dengan suara yang sudah dilatih.

Masing-masing peserta diberi waktu 30 menit untuk dimentori mbak Liza secara personal. Jadi 1 on 1 mentoring.  Peserta lain yang sedang antre di dalam studio kudu melihat dan memerhatikan saat mbak Liza sedang mementori peserta lain. Itung-itung buat ilmu juga kan. Nah, lepas 30 menit, berganti dengan peserta lain.  Mintip gak tuh. 

Salah satu peserta yang sedang di mentoring Mbak Liza Harun 


Nah, peserta yang duduk itu, lagi menunggu giliran. Tapi menyimak saat Mbak Liza mentoring peserta lain


Walau begron aku adalah seorang penyiar radio, yang udah terbiasa voice over untuk urusan iklan internal, acara radio, iklan pemerintah atau untuk company profile, tapi ketika mencoba voice over untuk iklan teh sariwangi yang diharapkan terdengar elegan, maka aku harus mencari nada yang pas.  Dan rupanya tak selancar yang dibayangkan, wahai ferguzo. Aku merasa seperti harus banyak "berdiskusi" dengan diriku sendiri saat itu, hahaha.....

Itu karena selama ini aku terbiasa membaca naskah dengan nada tegas, sebab kebanyakan narasi berita yang sering aku bacakan ketika bersiaran. Walau pernah juga siaran untuk program radio yang santai atau talkshow. Nah, ketika dihadapkan dengan bacaan teks iklan yang harus dibaca seperti nada ala "priayi atau bangsawan", macam teks iklan teh sariwangi tadi,  kagok pun tak bisa dihindari, hihihi

Tapi belajar VO ini asik. Karena minatku ada di sini. 

Kerasa banget pelatihan ini membantu upgrade skill. Beberapa peserta yang ikutan kelas VO ini pun, ada juga yang udah pernah dapat job VO, atau berkecimpung di dunia VO tapi masih mau belajar terus biar tambah pinter.

Nah, suara yang kami produksi tadi, bisa kami gunakan untuk sampel suara jika kami mau ikutan casting VO. 


Usai mentoring, kami foto bareng, wefie dan bikin video ala-ala, hehehe.. Tapi mengesankan. Pesertanya 10 orang dan cewek semua. Tahu kan ya kalau cewek-cewek pada ngumpul, langsung akrab dan ceriwis, hihihi... Jumlah pesertanya memang dibatasi, supaya bisa lebih fokus. 

Semoga dengan ikutan kelas voice over ini bisa membuka jalan untuk aku dan peserta lain mendapatkan job VO di luar sana. Entah itu untuk VO iklan, VO untuk dubber film, company profile atau lainnya. Walaupun kami sadar sih, ini baru permulaan.

Lalu, setelah pelatihan apakah itu artinya usai sudah perjumpaan kami? Oh, tentu tidak kisanak. Sebagai yang punya acara, Z Academy melanjutkan komunikasi dan interaksi kami melalui grup WA. Semua peserta, panitia dan mbak Liza berada dalam grup tersebut. 

Di dalam grup, mbak Liza memberikan penilaian plus minus terkait simulasi VO yang udah kami rekam. Bahkan, sampai hari ini pun kami tetap dikawal mbak Liza untuk memberikan masukan-masukan terkait dunia VO, termasuk info casting VO.

Mbak Liza nyaranin banget kalau kami kudu rajin berlatih VO dan diposting di sosmed masing-masing. Boleh banget di tag ke akun mbak liza supaya bisa dikomentari beliau. Cihuy gak tuh, hehehe...

Kalau kamu, tertarik juga gak di bidang voice over ini?





Sumber Foto dan video: Dokumen pribadi, dokumen peserta kelas dan Z Academy




Serunya Outbond Pengalengan

Outing di alam yang sejuk dan dingin, emang sedap-sedap manjah. Melewati danau hijau dengan perahu, ditemani suara air yang dlindas mesin perahu,  disambut bangunan rumah kayu yang bentuknya estetik, menambah nilai kehangatan tersendiri. Penat karena perjalanan sekitar 5-6 jam dari ibu kota naik bus, terbayar blas ketika sampai di tempat tujuan. 

Yup, saya dan teman-teman satu kantor, September lalu melabuhkan pilihan outing ke wilayah Pengalengan, Jawa Barat. 

Tempatnya bagus, adem, banyak spot untuk halan-halan. Ada sungai, danau, perkebunan stroberi, dll, menjadi alasan kami untuk memilih tempat ini.

Indah
Hijau

Ala-ala cafe pinggir danau...yuhuuuu

Saya, udah lama gak melihat danau, gunung, perbukitan dan suasana adem. Tiap-hari berkelut dengan pekerjaan, kebisingan ibukota, hingar bingar suara knalpot dan menghirup oksigen dari asap-asap tak sehat. 

Ya, emang kudu menjernihkan fisik dan psikis ke tempat yang memberikan pemandangan mata yang hijau dan jernih.

Turun dari bis dan menuju ke lokasi, kudu naik perahu dulu 
Saat tiba

Ada tim yang duluan tiba dan tim yang baru tiba, karena naik perahunya beberapa shift.

Suasana tempat tidurnya juga menggembirakan. Luas, rapi dan bersih. Satu bangunan penginapan yang terdiri dari dua lantai, bisa menampung sekitar 24 orang. Kasur tebal dan lebar cukup buat dua orang, plus selimut tebal, bantal okeh, ada kamar mandi dalam yang juga luas dan bersih.

Suasana penginapan

Ini pas baru nyampe, leha-leha dulu sebelum main game dimulai 

Di luar bangunan tempat tidur, masih ada banyak lagi kamar mandinya. Ada sekitar 20 lebih kamar mandi yang tersedia. 10 di sayap kiri, 10 lagi ada sayap kanan. Aman deh pokoknya kalo untuk urusan buang hajat gak bakal antri lama, hehehe

Penampakan penginapan saat siang
Penampakan penginapan kala malam
Nongki-nongli di lantai dua juga asyik.

Buat teman-teman Muslim yang mau salat, ada juga dibangun tempat tersendiri, kek saung gitu lah, lengkap dengan area tempat wudhunya. Luas dan bisa berjamaah. Kantinnya juga ada. Jadi kalau mau beli mi instan, kopi instan bak di warkop ada juga. 

Tapi kantin ini hanya buka kalau pas lagi ada tamu yang menginap di area penginapan outing  ini saja. Kalau gak ada tamu, ya tutup, karena ..siapa yang mau beli? hehehe...

Buat yang mau nongki-nongi cantik di pinggiran danau samil ngemil dan ngopi, spotnya juga oke, seperti foto di bawah ini.


Ngobrol cantik di tepi danau sambil sarapan.  Foto ini diambil kala pagi, di hari kedua
Rame ya nongki pinggir danau 

Hari pertama kami lalui dengan bermain game dipandu dengan abang dari tim Area Outbond Pengalengan atau EO-nya lah ya. Jadi, acara game yang mereka pandu ini, udah sepaket dengan penginapan. 

Ada banyak game yang kami mainkan. 

Mulai dari kekompakan tim, cepet-cepetan nangkep telunjuk teman, mindahinn gelang ke badan botol pake tali, dan lain-lain. Yang kalah kudu ditemplokin sama pupur bayi, jadi cemongan deh, tapi seru.

Ngumpul melingkar saat briefing games
Yang kalah, ditepok-tepok bedak bayi, ihhiihi

Malamnya kami ngumpul melingkar di api unggun, bercengkrama sejenak, ditemani jagung bakar. Lagi-lagi, api unggun plus jagung bakarnya disiapin sama EO-nya. Untuk makannya juga udah sepaket ya. Kami dapat sarapan, makan siang dan makan malam. Lauknya khas makanan Sunda banget. Ada lalapan, sambel, ikan goreng, ikan asin, tahu tempe, kerupuk, dll. 


Api unggun


Hari kedua, kami rafting di Sungai Palayangan. 

Nah, kalo rafting ini biayanya gak termasuk dalam paketan outbond. Jadi yang mau ikutan rafting kudu bayar masing-masing, Rp120 ribuan per orang. Ada sekitar 15 orang --dari 50-an jumlah tim kami---  yang ikutan rafting. Lainnya memilih halan-halan ke kebun stroberi yang dekat dengan area tempat kami menginap. 

Lainnya lagi, memilih nongki aja di lokasi penginapan sembari menikmati udara pagi ditemani sepiring mi instan dan kopi panas yang dibeli di kantin tadi. 

Serunya rafting

Udah lama euy saya gak rafting. Pertama rafting, 19 tahun lalu. Kali kedua rafting, ya saat ini, wkwkwkkw.... karena udah pernah merasakan serunya rafting, maka kesempatan ini tak kan saya sia-siakan buat ikutan.

ini tim yang ikutan rating. Naik perahu buat menuju lokasi rafting

Sepanjang rafting, kami melewati puluhan tenda-tenda penginapan. Baru sadar euy rupanya spot-spot wisata yang ada di Pengalengan, itu ada di sepanjang sungai yang kami lalui. Kirain spot wisatanya cuma di tempat penginapan kami doang, wkwkwkw....

Ragam bentuk tenda yang terpasang pun rupa-rupa warna dan bentuknya. Ada yang kecil keknya cukup menampung dua orang saja. Ada pula yang ukuran besar. 

Ada yang satu keluarga, ada juga serombongan teman satu geng atau teman-teman satu perusahaan macam kami. 



Nah begini suasana rafting, terlihat beberapa tenda di pinggir sungai

Meski sungainya tak terlalu lebar dan air yang kurang deras untuk ukuran rafting saat itu (karena airnya sedang tidak pasang) tapi tak mengurangi keseruan dan kebahagiaan hari itu. 

Auto teriak jika ada cekukan sungai yang membuat perahu serasa terbanting. Atau jika perahu karetnya tersantuk di batu karang. 

Auto bersyandah dengan tim lain yang beda perahu saat posisi kita saling berdekatan dan langsung jahil menciprat-cipratkan air ke tubuh mereka, lalu mereka pun membalas, basah deh, hahahaha...

Sementara wisatawan lain yang sedang duduk di pinggir sungai melihat kecerian kami pagi itu. Mereka malah meneriakkan kata-kata semangat. Bahkan mereka memberi kami air minum dengan melemparkan botol air kemasan dari tenda mereka. Yuhhuuu...Tangkap!

Yuhuuuu...ini fotonya diambil oleh EO Outbondnya
Keseruan rafting

Kurang lebih satu jam kami menyusuri sungai Palayangan yang panjangnya sekitar 5 kilometer. Gak berasa capek. Malah bahagia.

Sungai ini terletak di Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sungai Palayangan ternyata tempat populer untuk kegiatan arung jeram, lho.

Pulangnya kami djemput mobil pick up oleh panitia. Perahu arung jeramnya juga diangkut, ditaruh di atap mobil dipegangi sama abang-abang pemandu rafting, yang juga berada di atap mobil.

Kembali lagi lagi ke area penginapan. Langsung mandi, lalu makan siang, beres-beres dan bersiap untuk pulang lagi ke Jakartah. 

Eh, saya melihat stroberi di penginapan.

Oh, rupanya teman-teman lain yang ketika kami rafting, mereka pergi ke  kebun stroberi, memberi kami sedikit kudapan itu. Manis dan besar. Beda rasanya kalau metik dari kebun langsung ya, hehehe...

Nah, ini suasana kebun stroberinya. Dapat gambar ini dari temanku Valda yang main ke sini 


Sekitar pukul 12 siang, kami meninggalkan tempat indah itu. Perahu getek sudah menanti untuk membawa rombongan kami ke tempat parkiran bus. 

Meski hanya satu hari satu malam, namun outing ini menyenangkan. Salah satunya karena tempatnya bagus, penginapannya okeh, gamesnya seru, makanannya enak, plus ada rafting. 

Ingin ku kembali lagi ke sini...

Sampai jumpa Pengalengan....



Kami pulang