Pernah dengar soal dunia Voice Over (VO) atau pengisi suara? Atau gini, pernah dengar iklan dong ya?
Lebih sering denger iklan di radio atau di TV? Atau dua-duanya, hehehe...
Ngeh gak kalau pengisi suara iklannya memainkan alunan suara dan intonasi yang lembut, terdengar elegan. Atau bahkan intonasinya cenderung tegas.
Tergantung jenis iklannya sih ya. Kalau macam iklan rokok, intonasi suara cowoknya cenderung tegas, kalau iklan toko online cenderung meninggi, atau untuk susu anak dan cemilan nuansanya suara remaja dan ceria.
Selama ini, enak-enak aja sih ya kita dengerinnya.
Nah, kebayang gak kalau kamu yang jadi pengisi suara iklan itu?
Mungkin kita juga akan sok-sok-an bilang "ah, cuma ngomong gitu doang, aku juga bisa kali"
Ternyata gak semudah itu kang mas. Apalagi kalau gak syiap lahir batin plus ada masalah hidup yang menumpuk, hahaha...
"Aku gak mau ah pilih teks iklan teh ini, karena kayak bangsawan banget ngomongnya" begitu kata salah satu teman kelasku ketika disuruh memilih teks iklan yang akan dicoba untuk direkam di studio, atau simulasi untuk ajang belajar kami.
Iya, jadi ceritanya dua minggu lalu (16 Agustus 2025) aku dan 9 peserta lainnya ikutan pelatihan kelas Voice Over atau VO yang diadakan oleh Z Academy. Mentor yang mereka pilih gak kaleng-kaleng: Liza Harun.
Beliau adalah "Voice Over Talent" yang udah malang melintang di dunia ini sejak 2003. Udah ratusan iklan TV yang pernah "meminjam" suara mbak Liza, salah satunya adalah iklan teh sariwangi.
Mbak liza ini begronnya juga seorang penyiar radio sejak 2001. Beberapa radio di Jakarta udah pernah ia jajal. Salah satunya I radio dan KIS radio. Jadi pengalamannya di bidang olah suara, gak usah diraguin lagi lah ya.
![]() |
| Liza Harun |
Di kelas ini, kami dikasih ilmu soal teori dan praktik. Kata Mbak Liza, voice over itu bukan hanya untuk kebutuhan iklan saja, tapi bisa juga digunakan untuk kebutuhan dubber, animasi, dokumenter, narasi berita, company profile, audiobook, video game, atau untuk content creator yang membutuhkan VO untuk video yang mereka buat.
Ekpresi jiwa pun harus dilakoni saat ber-VO-ria. Mulai dari "menghayati" rasa marah, sedih, kesal, bahagia. Pun kudu pintar memainkan nada panjang atau pendek dan juga artikulasi.
Pelatihan voice over itu bukan hanya untuk suara yang bagus atau merdu. Tapi ini hanya soal "suara terlatih atau belum terlatih". Jadi semua suara boleh ikutan kelas VO atau berlatih VO.
Ilmu teori yang kami dapatkan hanya sekitar 1 jam saja, selebihnya praktik. Yup, langsung cus rekaman sampel di studio. Kami berlatih memainkan intonasi atau nada untuk iklan teh, detergent, susu, pengharum ruangan, sampai penyedap masakan.
Kami bebas memilih teks iklan mana yang kira-kira menarik, sesuai dengan karakter suara dan dirasa "mampu" kami lakukan, hehehe. Disebut "mampu" maksudnya adalah, ada teks yang dirasa kok agak susah ya buat diucap sambil diolah nadanya, atau teks yang lain dirasa agak ribet artikulasinya. Maka masing-masing peserta memilih teks yang dirasa sesuai kemampuan, hahahha....
![]() |
| Suasana saat menerima asupan ilmu dari Mentor Liza Harun |
Teks iklan yang aku pilih salah satunya adalah iklan teh.
Isi teksnya seperti ini:
Sariwangi teh melati// Racikan terbaik daun teh// Dengan melati putih dan melati gambir// Hasilkan rasa legit/ teh tubruk// Sariwangi teh melati baru.
Nah, cobalah sodara-sodara.... kalau dibaca biasa sih, gampang-gampang aja.
Tapi ketika kami simulasi job VO di studio, kami harus mencari intonasi, tone suara, kecepatan yang pas, dan penjiwaan agar terdengar elegan. Kata per kata yang kami ucapkan, langsung didengar dan dikawal langsung oleh mbak Liza.
Hasilnya? Haelah take vocalnya berulang-ulang bro, wkwkwkw
Jika terdengar aneh, artikulasi rada belepotan, kurang asyik, gak pas, langsung direvisi atau diarahkan oleh mbak Liza, sampai ketemu dengan suara yang dianggap mendekati pas. Kalau udah mendekati pas, barulah suara kami direkam.
Jadi, sebelum direkam itu, ya kudu latihan atau simulasi dulu kata per kata. Tapi untuk teks iklan yang dibacakan di awal sebelum diarahkan oleh mbak Liza, juga direkam. Ini buat perbandingan, hasil suara sebelum dilatih dengan suara yang sudah dilatih.
Masing-masing peserta diberi waktu 30 menit untuk dimentori mbak Liza secara personal. Jadi 1 on 1 mentoring. Peserta lain yang sedang antre di dalam studio kudu melihat dan memerhatikan saat mbak Liza sedang mementori peserta lain. Itung-itung buat ilmu juga kan. Nah, lepas 30 menit, berganti dengan peserta lain. Mintip gak tuh.
![]() |
| Salah satu peserta yang sedang di mentoring Mbak Liza Harun |
![]() |
| Nah, peserta yang duduk itu, lagi menunggu giliran. Tapi menyimak saat Mbak Liza mentoring peserta lain |
Walau begron aku adalah seorang penyiar radio, yang udah terbiasa voice over untuk urusan iklan internal, acara radio, iklan pemerintah atau untuk company profile, tapi ketika mencoba voice over untuk iklan teh sariwangi yang diharapkan terdengar elegan, maka aku harus mencari nada yang pas. Dan rupanya tak selancar yang dibayangkan, wahai ferguzo. Aku merasa seperti harus banyak "berdiskusi" dengan diriku sendiri saat itu, hahaha.....
Itu karena selama ini aku terbiasa membaca naskah dengan nada tegas, sebab kebanyakan narasi berita yang sering aku bacakan ketika bersiaran. Walau pernah juga siaran untuk program radio yang santai atau talkshow. Nah, ketika dihadapkan dengan bacaan teks iklan yang harus dibaca seperti nada ala "priayi atau bangsawan", macam teks iklan teh sariwangi tadi, kagok pun tak bisa dihindari, hihihi
Tapi belajar VO ini asik. Karena minatku ada di sini.
Kerasa banget pelatihan ini membantu upgrade skill. Beberapa peserta yang ikutan kelas VO ini pun, ada juga yang udah pernah dapat job VO, atau berkecimpung di dunia VO tapi masih mau belajar terus biar tambah pinter.
Nah, suara yang kami produksi tadi, bisa kami gunakan untuk sampel suara jika kami mau ikutan casting VO.
Usai mentoring, kami foto bareng, wefie dan bikin video ala-ala, hehehe.. Tapi mengesankan. Pesertanya 10 orang dan cewek semua. Tahu kan ya kalau cewek-cewek pada ngumpul, langsung akrab dan ceriwis, hihihi... Jumlah pesertanya memang dibatasi, supaya bisa lebih fokus.
Semoga dengan ikutan kelas voice over ini bisa membuka jalan untuk aku dan peserta lain mendapatkan job VO di luar sana. Entah itu untuk VO iklan, VO untuk dubber film, company profile atau lainnya. Walaupun kami sadar sih, ini baru permulaan.
Lalu, setelah pelatihan apakah itu artinya usai sudah perjumpaan kami? Oh, tentu tidak kisanak. Sebagai yang punya acara, Z Academy melanjutkan komunikasi dan interaksi kami melalui grup WA. Semua peserta, panitia dan mbak Liza berada dalam grup tersebut.
Di dalam grup, mbak Liza memberikan penilaian plus minus terkait simulasi VO yang udah kami rekam. Bahkan, sampai hari ini pun kami tetap dikawal mbak Liza untuk memberikan masukan-masukan terkait dunia VO, termasuk info casting VO.
Mbak Liza nyaranin banget kalau kami kudu rajin berlatih VO dan diposting di sosmed masing-masing. Boleh banget di tag ke akun mbak liza supaya bisa dikomentari beliau. Cihuy gak tuh, hehehe...
Kalau kamu, tertarik juga gak di bidang voice over ini?
![]() |
| Mau gabung dan seseruan begini? |
Sumber Foto dan video: Dokumen pribadi, dokumen peserta kelas dan Z Academy






.png)



































