Featured Slider

Serunya Outbond Pengalengan

Outing di alam yang sejuk dan dingin, emang sedap-sedap manjah. Melewati danau hijau dengan perahu, ditemani suara air yang dlindas mesin perahu,  disambut bangunan rumah kayu yang bentuknya estetik, menambah nilai kehangatan tersendiri. Penat karena perjalanan sekitar 5-6 jam dari ibu kota naik bus, terbayar blas ketika sampai di tempat tujuan. 

Yup, saya dan teman-teman satu kantor, September lalu melabuhkan pilihan outing ke wilayah Pengalengan, Jawa Barat. 

Tempatnya bagus, adem, banyak spot untuk halan-halan. Ada sungai, danau, perkebunan stroberi, dll, menjadi alasan kami untuk memilih tempat ini.

Indah
Hijau

Ala-ala cafe pinggir danau...yuhuuuu

Saya, udah lama gak melihat danau, gunung, perbukitan dan suasana adem. Tiap-hari berkelut dengan pekerjaan, kebisingan ibukota, hingar bingar suara knalpot dan menghirup oksigen dari asap-asap tak sehat. 

Ya, emang kudu menjernihkan fisik dan psikis ke tempat yang memberikan pemandangan mata yang hijau dan jernih.

Turun dari bis dan menuju ke lokasi, kudu naik perahu dulu 
Saat tiba

Ada tim yang duluan tiba dan tim yang baru tiba, karena naik perahunya beberapa shift.

Suasana tempat tidurnya juga menggembirakan. Luas, rapi dan bersih. Satu bangunan penginapan yang terdiri dari dua lantai, bisa menampung sekitar 24 orang. Kasur tebal dan lebar cukup buat dua orang, plus selimut tebal, bantal okeh, ada kamar mandi dalam yang juga luas dan bersih.

Suasana penginapan

Ini pas baru nyampe, leha-leha dulu sebelum main game dimulai 

Di luar bangunan tempat tidur, masih ada banyak lagi kamar mandinya. Ada sekitar 20 lebih kamar mandi yang tersedia. 10 di sayap kiri, 10 lagi ada sayap kanan. Aman deh pokoknya kalo untuk urusan buang hajat gak bakal antri lama, hehehe

Penampakan penginapan saat siang
Penampakan penginapan kala malam
Nongki-nongli di lantai dua juga asyik.

Buat teman-teman Muslim yang mau salat, ada juga dibangun tempat tersendiri, kek saung gitu lah, lengkap dengan area tempat wudhunya. Luas dan bisa berjamaah. Kantinnya juga ada. Jadi kalau mau beli mi instan, kopi instan bak di warkop ada juga. 

Tapi kantin ini hanya buka kalau pas lagi ada tamu yang menginap di area penginapan outing  ini saja. Kalau gak ada tamu, ya tutup, karena ..siapa yang mau beli? hehehe...

Buat yang mau nongki-nongi cantik di pinggiran danau samil ngemil dan ngopi, spotnya juga oke, seperti foto di bawah ini.


Ngobrol cantik di tepi danau sambil sarapan.  Foto ini diambil kala pagi, di hari kedua
Rame ya nongki pinggir danau 

Hari pertama kami lalui dengan bermain game dipandu dengan abang dari tim Area Outbond Pengalengan atau EO-nya lah ya. Jadi, acara game yang mereka pandu ini, udah sepaket dengan penginapan. 

Ada banyak game yang kami mainkan. 

Mulai dari kekompakan tim, cepet-cepetan nangkep telunjuk teman, mindahinn gelang ke badan botol pake tali, dan lain-lain. Yang kalah kudu ditemplokin sama pupur bayi, jadi cemongan deh, tapi seru.

Ngumpul melingkar saat briefing games
Yang kalah, ditepok-tepok bedak bayi, ihhiihi

Malamnya kami ngumpul melingkar di api unggun, bercengkrama sejenak, ditemani jagung bakar. Lagi-lagi, api unggun plus jagung bakarnya disiapin sama EO-nya. Untuk makannya juga udah sepaket ya. Kami dapat sarapan, makan siang dan makan malam. Lauknya khas makanan Sunda banget. Ada lalapan, sambel, ikan goreng, ikan asin, tahu tempe, kerupuk, dll. 


Api unggun


Hari kedua, kami rafting di Sungai Palayangan. 

Nah, kalo rafting ini biayanya gak termasuk dalam paketan outbond. Jadi yang mau ikutan rafting kudu bayar masing-masing, Rp120 ribuan per orang. Ada sekitar 15 orang --dari 50-an jumlah tim kami---  yang ikutan rafting. Lainya memilih halan-halan ke kebun stroberi yang dekat dengan area tempat kami menginap. 

Lainnya lagi, memilih nongki aja di lokasi penginapan sembari menikmati udara pagi ditemani sepiring mi instan dan kopi panas yang dibeli di kantin tadi. 

Serunya rafting

Udah lama euy saya gak rafting. Pertama rafting, 19 tahun lalu. Kali kedua rafting, ya saat ini, wkwkwkkw.... karena udah pernah merasakan serunya rafting, maka kesempatan ini tak kan saya sia-siakan buat ikutan.

ini tim yang ikutan rating. Naik perahu buat menuju lokasi rafting

Sepanjang rafting, kami melewati puluhan tenda-tenda penginapan. Baru sadar euy rupanya spot-spot wisata yang ada di Pengelengan, itu ada di sepanjang sungai yang kami lalui. Kirain spot wisatanya cuma di tempat penginapan kami doang, wkwkwkw....

Ragam bentuk tenda yang terpasang pun rupa-rupa warna dan bentuknya. Ada yang kecil keknya cukup menampung dua orang saja. Ada pula yang ukuran besar. 

Ada yang satu keluarga, ada juga serombongan teman satu geng atau teman-teman satu perusahaan macam kami. 



Nah begini suasana rafting, terlihat beberapa tenda di pinggir sungai

Meski sungainya tak terlalu lebar dan air yang kurang deras untuk ukuran rafting saat itu (karena airnya sedang tidak pasang) tapi tak mengurangi keseruan dan kebahagiaan hari itu. 

Auto teriak jika ada cekukan sungai yang membuat perahu serasa terbanting. Atau jika perahu karetnya tersantuk di batu karang. 

Auto bersyandah dengan tim lain yang beda perahu saat posisi kita saling berdekatan dan langsung jahil menciprat-cipratkan air ke tubuh mereka, lalu mereka pun membalas, basah deh, hahahaha...

Sementara wisatawan lain yang sedang duduk di pinggir sungai melihat kecerian kami pagi itu. Mereka malah meneriakkan kata-kata semangat. Bahkan mereka memberi kami air minum dengan melemparkan botol air kemasan dari tenda mereka. Yuhhuuu...Tangkap!

Yuhuuuu...ini fotonya diambil oleh EO Outbondnya
Keseruan rafting

Kurang lebih satu jam kami menyusuri sungai Palayangan yang panjangnya sekitar 5 kilometer. Gak berasa capek. Malah bahagia.

Sungai ini terletak di Desa Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sungai Palayangan ternyata tempat populer untuk kegiatan arung jeram, lho.

Pulangnya kami djemput mobil pick up oleh panitia. Perahu arung jeramnya juga diangkut, ditaruh di atap mobil dipegangi sama abang-abang pemandu rafting, yang juga berada di atap mobil.

Kembali lagi lagi ke area penginapan. Langsung mandi, lalu makan siang, beres-beres dan bersiap untuk pulang lagi ke Jakartah. 

Eh, saya melihat stroberi di penginapan.

Oh, rupanya teman-teman lain yang ketika kami rafting, mereka pergi ke  kebun stroberi, memberi kami sedikit kudapan itu. Manis dan besar. Beda rasanya kalau metik dari kebun langsung ya, hehehe...

Nah, ini suasana kebun stroberinya. Dapat gambar ini dari temanku Valda yang main ke sini 

Manjah!

Sekitar pukul 12 siang, kami meninggalkan tempat indah itu. Perahu getek sudah menanti untuk membawa rombongan kami ke tempat parkiran bus. 

Meski hanya satu hari satu malam, namun outing ini menyenangkan. Salah satunya karena tempatnya bagus, penginapannya okeh, gamesnya seru, makanannya enak, plus ada rafting. 

Ingin ku kembali lagi ke sini...

Sampai jumpa Pengalengan....


Kami pulang



Kue Ultah 22 Juli

Seneng yes kalau dapat kue ulang tahun dari teman kantor. Kuenya pink, minimalis tapi cantiks...... Rasa lecinya menonjol, plus ada campuran yakult. 

Nah, ini deh aku posting di sini, hehehe...


Ini kuenya


Kata temen kantor yang ngasih kuenya, dia sengaja milihin warna pink karena aku suka warna ungu. Dan pink, termasuk warna yang mirip-mirip ke arah ungu. Karena ya emang syusyeh toh nyari kue yang warnanya ungu beneran, hehehhe.

Kue dipotong mini-mini biar semua karyawan yang totalnya sekitar 50-an bisa kebagian semuah, hehe..

Eh, btw, meski aku suka warna ungu, tapi kok aku jarang pake baju warna ungu ya? "Kok, kamu gak pernah pakai baju ungu sih", kata seorang teman yang mendengar percakapanku tentang si ungu.

Ada sih baju warna ungu yang kupunya. Tapi ada yang udah lusuh, yang lainnya udah gak muat lagi karena tubuh yang memelar, dan beberapa alasan lainnya.

Ealah, dari kue ultah kok jadi melebar ke baju ungu. Ya, gak papalah ya karena masih ada kaitannya dengan si ungu, hahahha...

Tengkyuh buat teman-teman yang ngasih surprise hari ini yes...

Tengkyu buat 22 Juli.

Tengkyu untuk Ibuku.



Ini bonus, dikasih gambar oleh anaknya temen akrab di kantorku yang masih kelas 2 SD.
Special gambar dan ucapan ultah untukku, hehehe. Tengkyu Sanctaaa



Aku Divaksin Covid! Kamu?

Hai, hari yang kutunggu tiba. Divaksin! 

Yup, setelah setahun lebih Virus Coronce berkeliaran bebas di Indonesia, ribuan orang  tewas, sejuta lebih terifeksi, berbagai sektor terkena imbas hingga banyak yang bangkrut dan karyawan di-PHK. Belum lagi rasa was-was setiap  mau ke luar rumah, takut ketemu sama orang dll.

Kini, perasaan khawatir itu sedikit terobati dengan VAKSIN.

Ya memang, dengan banyaknya orang yang sudah divaksin, bukan berarti pandemi berakhir. Tapi paling tidak, vaksin memberikan kekebalan terhadap tubuh kita. Jadi kalau kita kena coronce, gak akan parah dampaknya. Itu mengapa daku bahagia dengan kehadiran si vaksin.



Alhamdullilah, menurut pemerintah, Indonesia adalah negara terdepan di Asia Tenggara dalam  pelaksanaan vaksin. Di Saat negara-negara masih berebutan jatah vaksin, Indonesia malah berlari ke tahap dua vaksinasi Covid. Siapa dulu  dong presidennya? eaaaa..... ☺☺☺

Jumat, 26 Maret Maret 2021, pukul 11.30 WIB saya menuju menuju Balai Kota Jakarta atau kantor Gubernur Anies Baswedan. Di tempat inilah digelar vaksinasi tahap kedua khusus pekerja media. Tahap 1 sudah digelar sekitar awal Maret di Gelora Bung Karno untuk sekitar 5000-an pekerja media di Jabodetabek.

Namanya pekerja media, jadi tak hanya jurnalis atau wartawan yang divaksin, tapi semua karyawan yang bekerja di media. Mulai  dari staf HRD, keuangan, sales, markom, admin, sekuriti, office boy, dll.

Saat tiba, aula yang bakal jadi tempat vaksinasi, rupa-rupanya dipakai dulu untuk Salat Jumat. Baiklah saya harus menunggu. Padahal, pukul 12 siang saya udah nyampe lho, walau jadwalnya pukul 13-an, saking semangatnya gaes, hehehhe

Karena shift saya belum dimulai, jadi saya nyari tempat duduk buat nunggu waktu. Kebetulan di halaman balaikota ada tenda kosong. Duduklah saya di sana sembari tetap kerja dari hape ditemani sepoi-sepoi manja angin siang penghilang gerah. Tak lama, ada beberapa orang yang juga ikut ngadem di dalam tenda.

Saya melihat ada yang memakai baju seragam hitam, seragam merah dan seragam biru. Seragam itu adalah khas seragam salah satu TV swasta di Indonesia. Juga ada mobil OB Van berlogo TV swasta.

OB Van adalah sebuah studio berjalan (mobile studio). Di dalamnya ada peralatan untuk produksi sebuah siaran layaknya studio in-house sebuah stasiun TV untuk menghubungkan ke Master Control Room sebuah stasiun.

Biasanya, kalau ada OB Van, akan ada siaran LIVE. Apakah  vaksinasi covid khusus pekerja media ini di-live-kan juga oleh stasiun TV swasta tadi? Bisa jadi. Atau bisa juga, sopir atau tim OB Van tadi ikut vaksinasi, jadi mereka membawa mobilnya ke Balaikota, hehehe..

Selain melihat OB Van, di dalam tenda yang sama, saya juga mendengar obolan soal "media" 

"Beruntung deh kita gak di-PHK," ujar salah satu mbak berhijab hitam yang duduk di depan saya saat ngobrol bersama teman di sampingnya. Dari obrolan mereka, saya tahu mereka juga pekerja media dan tengah menunggu waktu vaksinasi, sama seperti saya.  

Yach.., namanya juga vaksinasi khusus untuk pekerja media, jadi yang saya temui tak jauh dari orang-orang media dan obrolan soal media pula, hehehe....

Tiba pukul 13, saya menuju aula. Ternyata sudah rame dan antre. Panitia sudah duduk di tempatnya, kegiatan yang dinanti pun langsung dimulai. 

Celingak-celinguk mata saya, nyari teman sekantor yang jadwalnya barengan sama saya. Oh, ketemu! Ada Derry dan Bimo. Eh, saya juga ketemu teman kantor yang sudah resign. Mbak Dessy.  Dia masih kerja di media juga. Reuni deh, hehehe

Antrean saat didata atau diverifikasi awal bagi pekerja media yang sudah terdaftar

Tahap kedua ini, selain pekerja media, yang diprioritaskan juga untuk menerima vasin adalah  guru/ dosen, pedagang pasar, wakil rakyat, tokoh dan penyuluh agama, pejabat negara, sektor transportasi, atlet dan petugas pelayanan publik lainnnya.

Nama-nama yang akan divaksin sesuai jadwal, sudah ada dalam data base panitia. jadi gak bisa on the spot atau ujug-ujug datang ke lokasi tanpa melalui pendaftaran melalui aliansi dan pihak terkait terlebih dahulu. 

Di meja registrasi awal, panitia akan cek dan ricek dulu nama dan nomor KTP peserta. Kalau nama kita sudah tercantum, ya bearti lanjut proses vaksinasinya.

Proses ini tak memakan waktu lama. Lancar jaya. 

Setelah dikroscek, saya diarahkan menuju aula tempat vaksinasi. Sebelum masuk aula, antre lagi, karena harus menunggu pergerakan peserta sudah ada di dalam dulu. 

Nomor Antreanku menuju aula vaksinasi.
 Penulisan "Antre" secara baku, benar. Bukan "Antri" 

Dan proses ini juga tak lama. Hanya nunggu 5-10 menit nomor saya dipanggil dan masuk ke aula. Nah, di aula ini lumayan lama nunggu panggilan nomor saya. Adalah sekitar 30 menitan. 

30 menit itu karena para peserta harus menunggu peserta lain untuk proses tanya jawab dengan nakes. Lalu pindah ke meja lain untuk tensi darah, dan meja terakhir tanya jawab sama dokter.

Saat di tensi, lumayan tinggi tensi darahku, tapi untungnya masih termasuk dalam ambang normal atau diperbolehkan untuk vaksin. Kalau gak salah 130 per 80. Ya Alloh,  padahal selama ini  biasanya cuma 120-an. Apakah karena aku tegang atau lagi banyak masalah, hingga tensi darahku naik? Atau aku terlalu gembira karena mau divaksin, hingga tensi darahku juga ikut meluap-luap seperti rasa gembiraku,  hehehe

Suasana di dalam ruangan vaksinasi. Ada 6 meja berjajar, dan 3 meja berderet ke belakang.
Meja demi meja itu adalah proses cek dan ricek, tensi darah dan tanya jawab.


Di meja terakhir, tanya jawab sama dokter, terkait penyakit yang kita idap. 'Pernah terinfeksi covid? Mengidap sakit asma, darah tinggi? Ada alergi apa?" begitu kita-kira pertanyaan dari dokter.

Sesi tanya jawab dengan dokter berakhir, saya langsung menuju ke meja vaksinator untuk divaksin.

 OMG, ini adalah momen yang kunanti-nanti selama pandemi ini.  

Setelah hanya sempat melihat dan mendengar cerita-cerita dari teman-teman yang dapat giliran tahap 1 sekitar 3 mingguan lalu, kini sampailah tahap kedua. Oh, Beb, daku akhirnya merasakan juga  dienjus..enjus... duh manjah banget sih jarumnya... 

Momen langka ini tentu tak luput kuabadikan. 

Saat tiba giliran diri ini menuju meja tempat  divaksin, hape udah stanby buat selfie video, hahahah.. Sengaja divideoin daripada difoto, biar dapet banget momentnya. Kalau difoto, kadang blur-lah, gak pas dapat momen saat vaksinatornya menyuntikkan jarum, dll. Ini udah kupikirin  banget sejak dari rumah, wkwkw. Saking happy-nya mau divaksin, hehehe. 

Dan, gegara sibuk memerhatikan penampakan diriku yang syahdu dan penuh pesona ini di video saat selfie,  gak terasa jarumnya tiba-tiba udah mendarat aja di lenganku yang montok inih.... Aw...


Tips, untuk kamu yang takut jarum, saat vaksin, ya fokus ke hal lain saja. Semisal cara saya tadi. Fokus melihat ke video saat selfie, eh tahu-tahu sudah disuntik aja. Jadi gak usah lihat jarumnya, hehehe.

Untugnya saya gak takut sama jarum, jadi lebih tenang saat divaksinasi sambil ngerekam gambar atau ngambil video. 

Gimana rasanya setelah divaksin? Unnccch, aku berasa tambah manjah deh...

Sakit gak disuntik?

Duh, Beb, sesakit-sakitnya ditusuk jarum suntik, lebih sakit lagi saat kau tusuk-tusuk hatiku dengan janji palsumu....... *langsung mesen kopi "kenangan mantan"  ⌣⌣⌣




Setelah divaksin, kami diwajibkan untuk 'ngetem' dulu di lokasi selama 30 menit, untuk jaga-jaga kalau ada gejala/efek setelah divaksin atau Kejadian Ikutan PascaImunisasi (KIPI). Istilahnya: masa obervasi. 

Alhamdullilah, saya tidak merasakan dampak apa pun. Ada beberapa teman-teman yang merasakan ngantuuuuuuk banget atau lapaaaar banget setelah divaksin. Saya Alhamdullilah baik-baik saja, tidak merasakan dampak tadi.

Oh ya, dua hari sebelum divaksin, kalau bisa tidur cukup, jangan begadang, karena kurang tidur bisa memengaruhi imunitas tubuh. Setelah divaksin pun, juga kudu jangan begadang, agar lebih menstabilkan imunitass tubuh. Ini saran dari Kemenkes lho. 


Yang di depan petugas adalah tempat/ kursi khusus observasi bagi yang sudah divaksin

Ini petugas yang memberikan info, pascaobservasi

Sisi ruangan tempat observasi


Setelah sampai di rumah, saya lanjut bekerja lagi. karena dapat giliran jadwal KDR atau Kerja dari Rumah, karena Jakarta dan beberapa daerah lain sedang dalam masa PPKM Mikro. Kantor tempat saya bekerja masih membatasi pekerja yang KDK (Kerja dari Kantor). Jadi yang datang ke kantor hanya sekitar 30-50 persen karyawan saja, sisanya kerja dari rumah. 

Alhamdullillah ya Beb, sudah setahun ini ngerasain kerja dari rumah, berjibaku dengan laptop, zoom, dan kordinasi via WA yang adakalanya gak putus-putus, sampe jempol capek, hehehe...

Yachhh, semoga pandemi segera berlalu. Jangan takut dan malas untuk divaksin ya.. Jangan terpengaruh berita bohong atau keliru soal vaksin ya Beb, ntar kamu sendiri yang rugi, udah dikasih gratis, masak masih gak mau juga? hehehe...

Kini daku tinggal menunggu vaksin sesi kedua. Semoga kita sehat selalu dan pandemi segera berlalu. Aamiin. 

Kamu sudah divaksin?


Pintu Keluar


Serasa Mandi Parfum dengan Vitalis Body Wash




Kalau  ada sesuatu yang mengeluarkan bau harum di sekitar saya, tentu bikin diriku yang manjah namun mandiri ini, betah. Apalagi kalau wanginya pas. 

Begitu juga saat ngobrol sama teman atau ngumpul di tempat keramaian, seperti di kereta api, bus umum atau supermarket, kalau mencium  aroma bunga atau parfum pasti saya akan betah berada di sana.

Maka itu, biasanya orang menyemprotkan parfum di tubuh atau di bagian pakaiannya agar bisa mengeluarkan bau harum bak bunga, sehingga orang lain betah berada di dekatnya.

Tolong, Jangan Kau Bakar Hutan, Jika Tak Ingin Bahan Pangan Musnah!


Suasana Forest Cuisine Blogger Gathering WALHIxBPN

Madu, kopi, teh herbal dari kunyit, garam, lada, sirup, tepung, sagu kering, minyak cengkeh, dan poach hijau bertuliskan WALHI berwarna hijau, menarik kaki saya untuk mendekat.

Ragam pangan itu menyambut kedatangan saya di Almond Zucchini Cooking Studio, Jl. Brawijaya VII Pulo Kebayoran Baru Jakarta, Sabtu (29/2/2020).

Pangan-pangan yang dipajang itu berasal dari hutan, dikelola masyarakat setempat dan dibantu dipasarkan oleh LSM Lingkungan Hidup WALHI.