Bertambah
usia, bertambah pula pengalaman, teman, dan kegiatan. Baik kegiatan
untuk urusan pekerjaan atau hanya sekedar tuk pergaulan semata.
Semakin
banyak jumlah teman atau kenalan, tentu, bertambah banyak pula
interaksi dan aksi yang kita temui hingga menimbulkan reaksi. Ada
yang positif, tapi juga muncul reaksi negatif. Semuanya harus saya
hadapi dan diterima, demi melanggengkan sesuatu hal atau demi memberi
pelajaran bagi diri kita sendiri.
Ya, sebuah pelajaran berharga yang bisa kita dapat dengan memperhatikan
prilaku orang, cara bicaranya, pemikirannya, bahkan bahasa tubuhnya.
Semuanya itu, harus saya curi. Apalagi kalau itu adalah hal yang
positif. Sementara, jika ada yang tak bagus, meski saya tak
mencurinya, tapi biasanya sudah terekam sendirinya dalam ingatan
kita.
Kini,
semakin menginjak usia yang semakin matang, dengan lalu lalang
manusia disekitar saya, semakin banyak pula hasil curian yang saya
dapatkan dan saya simpan di suatu ruangan besar, karena cukup banyak
yang saya curi dari si ini dan si itu. Tak cukup kalau harus ditampung
dalam ruang yang sempit, nanti berceceran tak berjejak.
Ya,
ruang besar itu bernama hati. Hati seluas samudra berusaha saya
ciptakan untuk menampung segala energi positif yang saya terima
selama lebih dari seperempad adab ini.
Namun,
tak semua hal positif itu membahagiakan saya. Ada diantaranya yang
justru membuat saya sedih, haru bahkan terguncang. Tapi,
sudahlah...semuanya itu perlu ditanam dengan baik. Karena, biasanya
oleh hal itu pula saya bisa menghalau energi negatif.
Berterima
kasih kepada Tuhan, yang banyak memberikan saya teman-teman atau
kenalan, yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan sifat dan
sikap positif yang berhasil saya curi.
Saya curi bagaimana cara mereka
berinteraksi, bagaimana cara mereka menjawab pertanyaan yang
diajukan, pilihan kalimat dan kata-kata merekapun, jika itu bagus
menurut saya, maka akan saya rampok.
Pun, ketika bahasa tubuh mereka
menyiratkan tuk menyikapi suatu masalah. Ada yang berpura-pura
tenang, padahal galau. Ada yang sok pintar dan sok tau, padahal
standar-standar saja. Dan ada yang keliatannya bijakasana, tapi
rupanya banyak kekurangan. Sebaliknya, yang terlihat diam dan
'bodoh” justru menyimpan “emas', yang juga patut saya curi emas
itu, supaya saya bertambah kaya.
Apapun itu, yang pasti hasil curian tadi akan saya simpan
baik-baik. Dan akan saya bagikan hanya kepada yang bertujuan baik
pula.
Namun,
untuk yang menyebarkan hal negatif dalam kehidupan ini, saya juga
berterima kasih kepada Tuhan. Karena, justru dari situlah kita bisa
menilai dan menimbang sesuatu hal, sehingga menghasilkan sebuah
keputusan atau sikap yang baik.
Kata
orang, takkan ada sebutan positif, jika tak ada yang negatif. Meski
yang negatif, tentu tak akan saya curi.
Terimakasih
untuk orang-orang yang rela telah saya curi ilmunya, bahkan rela memberikanya secara cuma-cuma pada saya. Baik ilmu secara
sikap, pemikiran, kehidupan, maupun ucapan mereka yang penuh inspirasi dan
kebaikan itu.
Ya, mencari pengalaman atau menambah ilmu, tak harus pergi jauh-jauh sampai ke negara Venezuela. Disekitar kitapun banyak kisah-kisah yang bisa kita ambil manfaatnya, agar bisa menguatkan diri, tuk membentuk kepribadian yang lebih kokoh lagi.
Ah,
senangnya saya sudah berhasil "mencuri".....
No comments
Hai,
Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..