Bang
Bing Bung... yuk.... kita nabung...
Tang
Ting Tung....yuk...Jangan dihitung...
Siapa
tau kita nanti dapat Untung...
...................
...................
Masih ingat dengan lagu itu?
Yup, itu adalah sepenggal lirik dari nyanyian anak-anak tahun 90-an, yang mengajak kita semua untuk menabung.
Yup, itu adalah sepenggal lirik dari nyanyian anak-anak tahun 90-an, yang mengajak kita semua untuk menabung.
Dan, saya juga mau mengajak Anda untuk menyisihkan sedikit
rupiah untuk disimpan. Tapi, eits...maksud saya, bukan disimpan
bank. Kalau itu mah, saya yakin, anda semua pasti punya
rekening, toh?
Tapi,
kalau celengan?
Ehm...saya
yakin gak semuanya punya. Iya,kan? Hayo ngaku..hehehhe...
Nah,
itu dia, yuk kita bermain teka-teki dengan rajin memasukkan uang
logam/koint atau uang kertas ke dalam celengan. Apapun bentuk celangan Anda, yuk kita menabung..
Ya,
yang namanya nabung, gak hanya dibank saja dong, tapi
dirumahpun bisa. Kata orang sih, nabung lupa, hehehe....Alias menabung,
tapi kita gak tau persis berapa jumlah uang yang telah kita tanam di celengan.
Beruntung, saya doyan menabung di celengan dari kecil. Tentu ini
adalah warisan ajaran Ibu saya.
Waktu saya masih SD, setiap kali ada uang recehan dari sisa belanja/ jajan, beliau menyuruh saya memasukkan uang tersebut kedalam celengan. Celengan itu berbentuk buah apel merah, terbuat dari plastik.Aih..jadi teringat kemasa lalu ya, hehehe...
Waktu saya masih SD, setiap kali ada uang recehan dari sisa belanja/ jajan, beliau menyuruh saya memasukkan uang tersebut kedalam celengan. Celengan itu berbentuk buah apel merah, terbuat dari plastik.Aih..jadi teringat kemasa lalu ya, hehehe...
Nah,
jaman dulu sih, karena masih kecil, ya uang receh yang dicelengin,
biasanya bernilai duapuluhlima, limapuluh atau seratus rupiah. (Bukan
seratus ribu, loh ya, tapi seratus perak doang,.hihihi.)
Tapi,
meski cuma Rp.100, untuk ukuran tahun 85-90-an, mah, itu lumayan
berarti, lo. (Barangkali, kalau ditakar untuk ukuran nilai rupiah
jaman sekarang, Rp.100 itu setara dengan Rp.1000, kurang lebihnya).
Bahkan dengan uang seratus perak itu, bisa dibelikan 2 atau 4 macam
jajanan, dengan harga jajanan berkisar Rp.25 hingga
Rp.50 rupiah.. Hayo..yang angkatan jadul..pasti pernah merasakan
harga jajanan segini ya,..hahaha..
Ya,
dulu, sebungkus permen masih bisa dibeli Rp.25. Telor cicak satu
bungkus, atau kacang goreng sebungkus, harganya masih
ada yang Rp.50. Nah, itu tadi saya bilang, uang
100 perak jaman dulu berharga banget buat anak SD angkatan itu,
hihihi...
Ehmm...
meski sekarang sudah jamannya Agnez Monica, bukan Siti Nurbaya (lagi) dan banyak yang bilang nabung di celengan itu terkesan kuno, tapi, bagi saya itu bukanlah hal memalukan, atau takut dibilang seperti anak
kecil. Lha, wong ini positif sekali, kok!
Justru...menabung
dengan menggunakan celengan itu adalah teka-teki dan misteri,
seperti judul postingan ini.
Kenapa
saya sebut begitu..
Coba
deh, kalau kita menabung di bank, kita pasti tau detail berapa jumlahnya.
Setiap saat pun kita pasti bisa mengeceknya, apalagi mengambilnya.
Iya kan?
Tapi, kalau uangnya ada di dalam suatu wadah yang tertutup dan gak bisa
diintip, wah..rada misterius gitu,deh! wakakakak !
Kalaupun bisa diintip, ehmmm gak jelas isinya, dan gak bisa dihitung juga, kan? hehhe...
Nah, yang gak bisa dihitung ini nih yang bikin si empunyanya penasaran. Saya yakin, kalau mau coba-coba menebak jumlah isi koin atau kertas yang bersembunyi di dalam tempat tuk menampung secercah asa itu, pasti gak akan tepat.
Kalaupun bisa diintip, ehmmm gak jelas isinya, dan gak bisa dihitung juga, kan? hehhe...
Nah, yang gak bisa dihitung ini nih yang bikin si empunyanya penasaran. Saya yakin, kalau mau coba-coba menebak jumlah isi koin atau kertas yang bersembunyi di dalam tempat tuk menampung secercah asa itu, pasti gak akan tepat.
Makanya,
menabung dicelengan itu, membuat kita berteka-teki. "Sudah
mencapai berapa, ya isinya? Nyampe gak,ya, segini..?" Kira-kira
begitu kan ya rasa penasaran kita. Itulah uniknya celengan. Walaupun,
saya pernah juga sih ngiler, penasaran bercampur nafsu, atau
memang kebelet butuh sesuatu, hingga (terpaksa) mencongkel celengan sebelum waktunya, alias belum terisi penuh.
Kalau
udah
begitu....biasanya nyeseeeeelll, sambil berkata lirih "Yah..kok cuma
sedikit ya hasilnya?" Yach, gimana gak sedikit... wong wadahnya aja masih
kopong, Kalau sudah begitu maka kita harus mengulang dari awal lagi.
Tapi, itu terjadi ketika saya masih sekolah dulu. Kini, saya lebih bisa mengontrol dan memanage keuangan. Apalagi saya sudah bekerja, jadi tak hanya uang koin aja yang dimasukin dalam celengan, toh? Pasti ada uang kertas lima ribuan, sepuluh ribu hingga seratus ribu yang juga ikut 'disedekahkan' ke dalam wadah yang biasanya terbuat dari plastik atau kaleng itu.
Tapi, itu terjadi ketika saya masih sekolah dulu. Kini, saya lebih bisa mengontrol dan memanage keuangan. Apalagi saya sudah bekerja, jadi tak hanya uang koin aja yang dimasukin dalam celengan, toh? Pasti ada uang kertas lima ribuan, sepuluh ribu hingga seratus ribu yang juga ikut 'disedekahkan' ke dalam wadah yang biasanya terbuat dari plastik atau kaleng itu.
Nah,
kalau celengan udah bercampur dengan uang kertas... waaa...,tunggu saja
nanti penampakkannya ketika sudah penuh, pasti hasilnya cetar membahana,
dibanding jika isinya hanya recehan saja.Tul gak? hehehe...
Nah, sekitar setahun lalu....ketika
saya membuka celengan plastik..woow, lumayanlah hasilnya buat
beli satu handphone Android, hehehe.. Asyik kan?
Ya, bukan
hanya rasa senang yang didapat ketika melihat hasil muncratan uang
yang keluar dari dalam celengan ketika telah dibongkar, tapi rasa
banggapun ikut berkobar.
Paling
tidak, kita bisa memberi penghargaan untuk diri kita sendiri, kalau
kita bisa mengemat dan mengumpulkan uang tanpa terasa.Tentu... ini salah satu ciri Ibu rumah tangga yang baik,
lho,hahaha...
Dan, Alhamdullilah... celengan yang sekarang bertengger dengan sombongnya dikamar mungil saya, sudah bertahan 2 tahun, dan belum saya buka- buka...Cihuuyy.!!!
Celengan plastik, sudah 2 tahun temaniku |
Padahal, ketika saya mau memasukkan uang receh atau kertas ke dalamnya, sudah agak susah, lho. Terasa ada yang mengganjal dan menyantuk nyantuk. Ehmm...... pertanda..... celengan itu sudah hampir penuh, dan waktunya 'dijarah' oleh sipemiliknya, hehehe... tapi... sengaja, ah belum saya korek, biar tambah banyak isinya, hehehe...
Tak hanya dalam wadah plastik tertutup saja tabungan saya, tapi bekas botol air mineral dan mug cantik pun, saya manfaatkan untuk nyeleng.. Nah, kalau di mug saya sengaja meletakkan uang logam supaya mudah diambil saat saya memerlukan tanpa harus mencongkel tabungan utama.
Mug, saya jadikan celengan, hehehe |
Tapi, meski kedua wadah tersebut terbuka, justru isinya makin hari bertambah banyak lo, hehehe. Karena saya lebih banyak 'memasukkan' daripada 'mengeluarkan'. Wah, senangnya.....
Pembagian penempatan uang logam pun, saya bedakan. Kalau di botol air mineral bekas, saya pilih untuk 'meninabobokan' uang koin Rp.100 dan Rp.200. Sementara kalau di mug, khusus untuk uang logam yang bernilai Rp.500 dan Rp.1000. Ya, biar lebih rapi aja dan enak ngitungnya, hehehe..
Celengan bekas botol air mineral |
Berhubung celengan plastik saya sudah hampir penuh, tentu saya akan membutuhkan celengan baru lagi. Kayaknya, sebentar lagi,'brangkas'plastik itu "terkoyak'.
Nah, kira-kira...model seperti apakah yang akan saya cari, ya??
Ehm,...sebenarnya saya bosan dengan bentuk celengan yang itu-itu saja. Kalau gak bulat....ya lonjong... Malah saya pake bekas botol air mineral lagi, hihihi.....
Tiga rupa celengan model "biasa", koleksiku, hehe |
Pengennya, sih saya punya celengan yang bentuknya unik dan lucu gitu. Biar gak membosankan, sekaligus bisa jadi pajangan cantik di kamar..
Cuma,
kalau mau beli dipasar tradisional, susah sih menemukan bentuk yang
cantik-cantik.. Kalaupun mau ke supermarket, juga tak terlalu banyak
variasinya. Kecuali kalau saya mau ngubek-ngubek itu mall, dan
mencari toko specialist menjual barang pernak-pernik, mungkin aja
saya menemukannya. Tapi, males tuh berkekeliling mall
hanya untuk mencari celengan doang.
Makanya,
saya mencari alternatif mudah lainnya, dengan berselancar di duniamaya mencari toko online
yang menjual pernak-pernik atau souvenir. Dan..... dari hasil
penjelajahan saya...Ahaaaa....ketemulah dengan Peri Penolong bernama Peri Gigi.
Pas diacak-acak...eh,... ketemu bentuk celengan yang
unik dan lucu-lucu... Saya sukaaa! Ada yang berwujud hewan babi, money box, telephone jadul, ada juga jelmaan koki, hehehe, .. Eits, yang unik lagi, nih ada miniaturnya kotak pos atau kotak surat, loh.
Ow, jadi hare gene...kotak pos atau kotak surat rupanya tak hanya berfungsi untuk tempat meletakkan surat saja, tapi juga bisa tuk meletakkan uang, hihihihi....Ah, ada-ada saja
Celengan Ala Kotak Surat. Keren! |
Saya paling suka bentuk celengan telephone langka ini, yang model aslinya hanya bisa dilihat dalam film-film jaman dulu, hehehhe. Unik !!
Celengan Telephone. Jadul! |
Nah, ada lagi nih, penampakan beberapa bentuk
celengan lucu dan unik.
Celengan bentuk koki alias juru masak. Lucunya...!!!
Perutnya itu, lo...bikin gemeeeesss...Semakin membuat aku tak sabar ingin berteka-teki dengannya, hehehehe...Celengan Koki. Gemesiiinn!!! |
Duh, bahagianya saya, kalau punya salahsatu dari celengan-celengan lucu ini.
Ah, celengan-celengan.....
Gak sabar pengen dapet bentuk yang baru..Karena saya juga gak sabaran lagi ingin berteka-teki dengan yang lucu-lucu dan unik-unik.
Ihiiiyy... sebelum berhasil mendapat celengan yang unik-unik itu, saya tetap akan menjaga celengan plastik itu. Meski bentuknya biasa saja itu, tapi isinya tidak biasa pastinya, hehehe...
Anda punya cerita dengan celengan..?
Sbr foto ;
-http://www.perigigishop.com/
-koleksi pribadi
Aku maseh inget brapa isi celenganku. Skitar Rp. 1,600,000-an. Atau berapaan lah. Pokoknya sekitar segitu.
ReplyDeleteYoih..seru ya kalau bisa bongkar celengan, apalagi kalau kondisinya penuh beneran..mpe menuh-menuhin bungkusnya....yuhu,..berasa menang lomba, hehehe...makasih ya Zhafir udah mampir ...
DeleteSaya jg punya celengan dr botol bekas :D
ReplyDeletetoss dulu dong kalo gitu, hehehe
DeleteOk
ReplyDelete