Undangan
berbuka puasa bersama dari teman, kelompok/organisasi atau saudara,
paling saya tunggu-tunggu di bulan ramadhan ini. Selain, saya memang
suka berkumpul bersama teman, baik teman baru atau teman lama,
biasanya selama ramadhan, saya lebih sering buka puasa sendirian.
Tanpa teman dan keluarga. Maklum, saya anak rantau, hiks.. dan ngekos
di Jakarta ini. So, terkadang didalam kosan, tak semua teman-teman
buka di rumah kos. Ada yang buka dijalan, di angkot (karena dalam
perjalanan pulang ke kos), atau mereka justru menghadiri buka puasa
bersama bersama teman-temannya. Malah terkadang, buka puasa
masing-masing dikamar sendiri, ihihiih... #dasaranakkos
Kalau
kebetulan lagi tugas di kantor, kadang berbuka sendirian juga, karena
teman-teman yang lain sudah pada pulang semua, sementara saya masih
bertugas lanjut sampai malam. Walau, sesekali ada juga sih teman
kantor yang berbuka di kantor. jadi saya ada temennya,meski jarang,
hihihih...
Nah,
berhubung saya bosan dengan buka puasa yang selalu sendirian mulu,
makanya pengeeeen banget kalau berbuka bersama teman-teman,
komunitas atau keluarga.
Bukan
untuk bersenang senang, tapi, lebih kepada berbagi.
Berbagi
pengalaman, berbagi makanan/ rezeki atau berbagi kisah inspriratif.
Apalagi kalau kita berbuka di panti asuhan, mesjid atau atau dalam
wadah suatu organisasi. Nah, biasanya sebelum buka, ada seseorang
yang dituakan atau ketua kelompok tersebut yang memberikan ceramah
singkat tuk menghantar waktu berbuka. So, kita jadi nambah ilmu
agamanya, kan? Selain itu, kita bisa berbagi sumbangan bagi yang
membutuhkan. Kalau kebetulan tempat bukbernya adalah panti asuhan,
tentu semakin gampang kita memberikan sedikit rezeki kepada mereka. Apalagi, berbuat baik di bulan ramadhan, imbalannya berlipat-lipat. Jadi, semakin semangat tuk berbagi kepada yang membutuhkan.
Lain
halnya, kalau yang mengundang adalah teman masa sekolah atau kuliah d
ulu, wah...pasti ada saja cerita seru yang baru yang didapat.
Membahas tentang si A yang sekarang sudah sukses dengan bisnisnya,
atau si B yang sekarang menetap di Luar negeri karena mendapat
beasiswa. Tentu, cerita positif yang kita dapatkan tadi, akan memacu
diri agar bisa berbuat sesuatu yang posistif, supaya bisa mengejar
atau mencontoh apa yang sudah dilakukan oleh temen lama, yang kita
anggap mumpuni dan hebat itu.
Nah,
yang sering mengundang saya tuk berbuka puasa bersama adalah mantan
teman satu kantor. Alhamdullilah, mereka masih mengingat saya. Jika
kita berkumpul, biasanya akan berbicang soal keunggulan perusahaan
atau untungnya/bangganya menjadi bagian dari perusahaan ditempat
kita bekerja. Atau saling tukar pendapat jika menemukan masalah
dikantor berdasar pengalaman masing-masing. Tentu bagi teman kita
yang butuh masukan ini, berguna sekali untuk menyelesaikan
permasalahanya di kantor. Iya kan?
Nah,
4 hari yang lalu, saya justru bukber dengan para mantan teman satu
kantor, karena salah satunya ada yang berulang tahun. Jadi, menambah
keseruan, deh! Ya ngerayain ultah, ya bukber, ya silaturahmi, ya
berbagi masukan. Komplit, deh! Bagi saya, agak beda ya rasanya jika
kita berkumpul bersama atau makan bersama dibulan ramadhan (ba'da
magribh tentunya) mungkin, karena kita sadar, bahwa ini adalah
bulan penuh barokah, jadi kok ya, saya merasa lebih intim dan akrab
dengan teman-teman, dibanding hari biasa.
Jadi,
gak ada ruginya tuk berbuka puasa bersama. Meski, banyak yang bilang
kalau bukber, justru akan melalaikan ibadah sholat maghrib, karena
terlena dengan ngobrol dan kumpul-kumpulnya.Apalagi kalau buka
puasanya di mall. Ehm.. kata siapa ya? Banyak kok, mall yang menyediakan tempat
sholat, jadi yang mau sholat yo monggo silahkan, tanpa mengurangi kehangatan berbuka bersama teman-teman.
Apalagi,
kalau berbuka bersama dipanti asuhan atau dalam organisasi, justru
biasanya setelah berbuka, ngobrol sebentar, trus langsung sholat
mahgrib bersama dan lanjut sholat isya dan tarawih bareng. Lebih
nikmatkan? Dan pahalanya..?? Wah, pasti berlipat-lipat.
Setelah
itu, kalau mau lanjut ngobrol lagi, ya silahkan, atau kalau mau
langsung pulang, gak masalah juga. Yang penting kita sudah bertemu
dengan orang-orang atau teman-teman yang sudah lama tak kita temui,
misalnya.
Bertanya
kabar berita, saling mengingat masa lalu yang lucu, atau bahkan dapat
kenalan baru di acara buka bersama itu. Trus, lanjut kepelaminan deh,
heheh. Banyak lo, kisah seperti ini. Iya, kan?
Ya,
buka bersama kalau kita bisa 'mensiasatinya' dengan baik tanpa harus
kehilangan makna dari puasa itu sendiri tentu akan lebih indah.
Semakin mempererat silaturahmi, tanpa harus meninggalkan ibadah
sholat .
Apalagi,
kalau keluarga yang mengundang, tentu akan semakin menjaga
keharmonisan, mempererat kesatuan dan persatuan bangsa, eh..keluarga
maksudnya, serta meningkatkan solidaritas. Nah, kalau menghadiri
undangan berbuka dirumah keluarga, biasanya kita datang agak lebih
cepat dari waktu yang ditentukan, dong. Karena, harus bantu-bantu
dulu menyiapkan yang akan disantap untuk berbuka nanti. Nah,
kebersamaan ngubek-ngubek didapur bareng inikan jarang terjadi ya,.
Apalagi kalau yang satu rumahnya di "ujung kulon", yang
satu lagi di "lubang semut", sehingga jarang bertemu.
Paling, kalau ada hajatan aja baru bersua kembali.
So,
moment berbuka bersama itu, bener-benar bisa memperat perasaan yang
lebih dalam untuk satu sama lain, sembari mensyukuri nikmat kebersamaan yang diberi oleh Tuhan di saat itu.
Eh...sambil “ngaBLOGburit” dengan
menulis hal ini, saya masih menunggu nih,..siapa lagi ya yang dalam
waktu dekat ini mengajak saya berbuka bersama.??
No comments
Hai,
Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..