Gang Yang "Angker"



Mendengar ada orang yang diperkosa di gang sempit yang pernah saya lalui, wuihh....langsung berdesir darah ini. Seakan saya sendiri mengalaminya. 

Mengangetkan, menyedihkan, sekaligus buat saya terperangah karena tentu sedih sekali nasib wanita tersebut, yang diduga diperkosa oleh laki-laki muda ketika ia pulang dari tempat kerjanya.

Ya, gang sempit itu memang sepi !




Pertama kali saya melintas di sana sekitar 3 tahun lalu, ketika diajak dan berbarengan bersama teman-teman hendak pergi ke suatu tempat. Saat melihat dan menginjakkan kaki di sana, ...beuh, suasana 'angker' udah kerasa banget deh. 

Padahal, ketika itu masih siang hari. Suasana angker di sini maksud saya, tentu bukan angker yang berhantu atau ada "setannya". Tapi, suasananya itu loh...bener-bener bikin saya takut. Gang yang lumayan panjang, sempit dan terkepung dua tembok tinggi  dikedua sisinya. Seram, iihh!

Jangankan malam hari, ketika masih siang aja, duh, setiap kali saya lewat sana sendirian, selalu bikin jantung deg-degan. Takut kalau ada orang jahat yang tiba-tiba muncul. Tapi, Alhamdullilah saya masih dilindungi Tuhan. Setidaknya, beberapa kali saya melintas di jalan yang lebarnya tak lebih dari 2 meter itu, tak ada kejadian aneh apapun. Paling, saya melihat ada sepasang anak SMU lagi pacaran di sana sambil mesra-mesraan. Atau melihat pemulung dan tukang sol sepatu yang duduk istirahat sambil menyenderkan tubuhnya di tembok semen tinggi.  Kadang, hanya satu dua orang yang saya temui yang juga bersamaan melintas di sana. Tak ramai, meski itu jalan umum. Memang sih, kalau ada dua orang melintas, bisa bikin perut saling bersenggolan, hehehe

Nah, kenapa saya melintas di sana?
 
Karena kebetulan itu gang langsung berdekatan dengan salah satu halte TransJakarta (TJ) yang ada di wilayah Jakarta timur. Jadi, ketika keluar dari gang itu, langsung tembus tangga halte TJ. Jadi, emang lebih praktis. Ada banyak jalan lain sih dari rumah saya untuk menuju halte tersebut, cuma jalan yang lain itu lumayan jauh kalau ditempuh jalan kaki.

Nah, kalau gang "Danger" itu memang yang paling dekat untuk menembus halte TJ. Bukan hanya saya saja yang suka melintas, tapi masyarakat sekitar atau mungkin karyawan lain yang kantornya ada di sekitar lokasi tersebut, sering melintas di jalan gelap nan sepi plus menyeramkan itu.

Nah, kurang lebih begini penampakannya.

Tak ada penerangan apapun di sana ketika hari sudah mulai gelap. 

Rumah penduduk ada sih, cuma kalau posisi kita sudah berada di tengah gang yang panjangnya kurang lebih 100 meter itu pasti tak akan terdengar lagi teriakan kita kalau ada apa-apa. 

Ini juga yang dialami gadis malang yang diperkosa ketika hari mulai senja itu, sekitar jam 6-7 sore. Saya yakin, ketika ia hendak disakiti pastilah ia berteriak, namun...memang tak ada yang bisa mendengar. Apalagi, teriakannya juga tertutupi dengan suara deru debu kendaraan yang masih aktif berseliweran di jalan raya. Hingga terjadilah peristiwa naas itu. 

Untunglah, ada warga yang melintas di sana yang menemukannya dengan kondisi lunglai dan menangis, dan langsung dibawa ke kantor polisi terdekat. Sementara si pemerkosa langsung pergi meninggalkannya begitu saja.

Dulu, saya pernah lewat di sana agak sorean, sekitar jam 17.30. Berhubung matahari masih menampakkan sinarnya, meski udah sisa-sisa sinar aja sih,  saya masih berani. Itu pun, deg-degannya minta ampun, saya sampai harus menoleh ke belakang berkali-kali, takut kalau ada yang membuntuti. Tapi, kalau hari sudah gelap, wah saya gak akan berani deh, mending saya memilih jalan memutar meski agak jauh, tapi saya selamat dan jantung saya gak copot.

Selain itu, gang tersebut kalau dilihat dari jalan raya, memang posisinya agak tertutupi tangga dan jembatan TJ. Jadi, wajar kalau peristiwa pemerkosaan itu tak terlihat oleh orang yang melintas di jalan raya, apalagi kejadiannya pada malam hari pula.

 Yang lalu lalang di sekitar trotoar tempat arah masuk gang itu pun, jarang terlihat. Karena daerah itu  memang jauh dari tempat keramaian. 

Ilustrasi langit malam

So, karena gang itu menyeramkan bagi saya, jadi sudah dua tahun ini, saya tak pernah lagi melintas di sana. 

Sampai........ terdengarlah berita yang mengiris hati itu.

Mungkin ini pelajaran buat saya, agar jangan sungkan memilih jalan yang jauh atau agak berliku sedikit untuk menuju ke suatu tempat, asalkan jalan tersebut lebar, ramai dan terang dikala malam, plus tak menyeramkan pastinya. 

Daripada kita memilih jalan pintas, yang memang sih bikin cepat sampai, tapi suasananya bikin adrenalin anda berpacu. Apalagi wanita, yang memang rawan sekali mengalami tindak kriminal dan asusila.

Duh, semoga wanita tersebut yang saat ini sedang syok akibat peristiwa yang tak pernah dibayangkannya itu, cepat pulih dari trauma dan kesakitannya. 

 




No comments

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..