Dari Hutan Hingga Mejeng di Supermarket, Perjalanan Si Jamur Kuping yang Jadi Santap Siangku




Kupikir hutan itu gelap, seram dan angker. 

Oh, mungkin diri ini sering mendengar drama radio yang menggambarkan kalau hutan itu tempat tinggalnya mak lampir, dedemit dan  teman-temannya, hehehe...

Tapi gambaran itu sirna, setelah saya merasakan masuk ke hutan untuk pertama kalinya sekitar 10 tahun lalu. Tak ada kesan angker, gelap dan seram. 

Di hutan yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur Jawa Barat (sebelumnya saya menulisnya Cirebon, dengan ini saya ralat, maafken sayah) kesejukan dan udara bersihlah justru yang saya nikmati. 


Semakin masuk jauh ke dalam hutan, semakin terasa oksigen alami berlimpah yang tersedia di dalamnya. Kanopinya yang lebat menjadi penyejuk jiwa, berasa "dipeluk" oleh pepohonan.

Ini saat saya dan rombongan berada di dalam hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur Jawa Barat, pada 2010 lalu.


Kelihatan kan sejuknya di dalam hutan. Ayo tebak, saya yang mana, hayoo?

Itulah sebab mengapa hutan disebut paru-paru dunia. Karena tak terhingga nilai oksigen yang dihasikannya. Kalaulah oksigen yang kita nikmati itu kudu bayar, gak sanggup eikeh. Maka itu jangan dong menebang hutan, beb. 

Untuk menumbuhkan satu pohon saja, butuh 10 sampai 15 tahun, lalu dalam hitungan menit tumbang karena ditebang oleh tangan-tangan jahil demi motif ekonomi? Duh...tega banget bro.

Tapi itu kenyataan, dan banyak terjadi di wilayah Indonesia, termasuk yang baru-baru ini jadi sorotan, ratusan pohon di kawasan Monas Jakarta yang ditebang oleh Pemprov DKI. Padahal pohon-pohonnya sudah pada tinggi menjulang, diperkirakan pepohonan itu sudah sejak 15 tahunan lalu ditanam. Tapi hilang dalam sekejap, Monas pun terlihat gersang.  

Menurut LSM Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI  Indonesia pernah tercatat sebagai negara yang memiliki areal hutan terluas ketiga di dunia (setelah Brasil dan Kongo), namun Indonesia kini juga tercatat sebagai negara dengan laju deforestasi tertinggi didunia. Pembalakan liar, legal dan illegal konversi yang beraroma korupsi menjadi biang dari semuanya.

Padahal, hutan tak hanya berfungsi sebagai penahan banjir, pelestari tanah, pembawa hawa kesejukan dan habitat hewan saja, tapi hutan juga sumber pangan. 

Ya, dari sanalah ada ratusan bahan pangan yang bisa dikonsumsi,  dihasilkan dari pohon-pohon yang berdiri dengan gagahnya itu. 

Lantas, pangan dari hutan itu sampai ke manusia dan diolah menjadi teman si nasi agar sajian makan siang jadi lezat. Atau diolah jadi kripik, kue, atau santapan maknyus lainnya yang membuat waktu santai Anda jadi lebih asyik karena ngemil si kripik.


Perjalanan Si Jamur Kuping 

Ikan yang ada di meja makan Anda dari mana asalnya? Nasi yang Anda santap setiap hari siapa yang menanam benihnya?

Pun, sayur mayur atau buah-buahan yang sering Anda olah dengan beraneka bumbu itu, siapa tahu salah satunya berasal dari hutan.

Ya, dari hutan, lalu dipetik petani. Melalui perjuangan lika-liku perjalanan, lalu dijual ke pasar tradisional, bahkan ada pula yang mejeng di supermaket. Setelah proses jual beli, sampailah pangan dari hutan itu ke meja makan Anda, juga ke meja makan saya. 
 
Jamur kuping saat mejeng di supermarket


Seperti salah satu bahan pangan dari hutan yang selama ini sering saya santap: jamur kuping. Jamur ini biasanya tumbuh secara liar di batang pohon yang lembap.

Bentuknya lebar dengan diameter 2-15 cm, makanya itu disebut jamur kuping karena lebar seperti daun telinga. Umumnya, jamur ini berwarna coklat atau coklat kehitaman.

Saya suka teksturnya yang jelly, kenyal, tipis tapi berdaging. Kalau sudah sampai di lidah, duh manjah banget rasanya. Krenyel-krenyel gitu.

Si jamur kuping sudah nangkring di taman kosan, syiap diolah

Saya mengolahnya dicampur bumbu bawang putih, bawang merah, cabe, plus garam, kecap manis dan saus tiram, jadilah ia tumis jamur kuping yang syedap.

Agar lebih nikmat dan menggoda, biasanya saya mencampurnya  dengan bayam dan toge. Atau bisa juga dicampur dengan sayur oyong dan wortel. Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak , juga dapat menjadi pengental kuah lho.


Saat mengirisnya, saya buat rada lebar biar kerasa saat mengunyahnya, hehehe. Beda kalau beli tumisannya di warteg, duh kecil-kecil irisannya, gak terasa aku tuh. Apalagi kalau digunakan untuk campuran tekwan, lebih kecil lagi irisannya.

Maka itu, mumpung saya masak sendiri, kudu puas-puasin menyantapnya dengan irisan yang lebar, hehehe...Rasanya yang seperti jelly itu menambah selera makan.


Bayam dan toge, berduet dengan jamur kuping

Nah, seperti di akhir pekan tadi, saya menumis jamur kuping yang dicampur dengan bayam dan toge, ditemani dengan ikan asin dan beef rollade. Mantaplah syudah!

Buat anak kos macam saya, yang untungnya di kosan ada fasilitas kompor dan gas, sudah bahagia banget menikmati penampakan seperti gambar di bawah ini. Yuhuu!

Tumis jamur kuping ala anak kos

Begitulah perjalanan si jamur kuping. Tumbuh di batang yang ada di hutan, dipetik petani, dibawa ke kota, mejeng di supermarket, lalu saya bawa ke kosan. Dengan bumbu yang sederhana, ditumis sebentar,  sukseslah masuk dengan lahap ke perut, hehehe.

Kandungan Jamur Kuping

Tak hanya sedap diolah jadi tumisan, rupanya jamur kuping juga memiliki banyak kandungan nutrisi dan manfaat kesehatan. Ah, ku tak menyangka, lauk favoritku punya segudang khasiat.

Kandungan nutrisinya saja terdiri dari kadar mineral; kalsium, besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, seng, tembaga, mangan, dan selenium. Lalu ada juga protein, lemak, karbohidrat, serat, dan nilai energi sebesar 351 kal. 

Dalam satu lembar jamur sekitar 5 gram misalnya,  mengandung serat sekitar 3 gr (setara dengan 4 sendok oatmeal). Dalam sehari kita butuh 25-30 gr serat. Jadi dalam sehari, cukup mengkonsumsi 3-4 keping jamur kuping.

Belum lagi kandungan vitaminnya. Ada vitamin B-1, B-2, vitamin C, dan sebagainya. 


Manfaat Jamur Kuping

Selain menyimpan kandungan gizi dan nutrisi yang buanyak, rupanya jamur kuping juga memiliki banyak manfaat kesehatan.

Salah satunya bermanfaat untuk mengurangi penyakit panas dalam dan rasa sakit pada kulit akibat luka bakar.

Kalau jamur kuping dipanaskan, maka lendir yang dihasilkan memiliki khasiat sebagai penangkal (menonaktifkan) zat-zat racun yang terbawa dalam makanan, baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, maupun racun berbentuk logam berat. 

Kandungan senyawa yang terdapat dalam lendir jamur kuping juga efektif untuk menghambat pertumbuhan karsinoma dan sarkoma (sel kanker) hingga 80-90% serta berfungsi sebagai zat anti koagulan untuk mencegah dan menghambat proses penggumpalan darah. Lendirnya juga dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol.

Jamur jenis ini juga memilik kalori yang rendah lho, namun protein alami (asam amino) dan seratnya tinggi. Nah, orang dengan obesitas, sangat disarankan untuk mengkonsumsinya.
 
Jamur kuping


Selain itu, jamur kuping juga dapat menormalkan tekanan darah, menurunkan kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh, menguatkan saraf, dan juga dapat mengurangi stress.

Ada lagi gak?

Masih ada!

Kandungan dalam jamur kuping bisa juga  mengatasi penyakit darah tinggi, pengerasan pembuluh darah akibat penggumpalan darah, kekurangan darah (anemia), mengobati penyakit wasir dan memperlancar proses buang air besar.

Nah, luar biasa manfaatnya bukan? Padahal harganya murah murah meriah, tumbuh melimpah di alam dan hutan serta  mudah ditemukan.

E, tapi, ada warningnya juga nih. Selain sejumlah kandungan tadi, Jamur kuping ini memiliki zat hidrasin yang bisa menyebabkan keracunan, jadi tidak boleh dikonsumsi mentah alias harus dimasak lebih dulu.

Nah, kalau Anda, apa pangan dari hutan yang sering Anda olah?





Foto: Dokumen pribadi
Sumber tulisan: viva.co.id,
wikepedia.org

39 comments

  1. Betul sekali mbak hutan memang paru2 dunia. Yang harus kita lestarikan, Meski pada kenyataannya banyak hutan kita yang gundul karena pembangunan yang dengan banyak alasan.🤯🤯


    Dan seperti gambar diatas makanan hutan jika kita memahami pengolahannya tak bedanya dengan makanan mahal yang ada diMall2...Sebagai contoh kecil jamur Kuping dan sejenisnya.😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mas Satria.. (aku langsung teringat dengan judul film Rhoma" Satria Bergitar), hehehe

      Iya, ngomongin soal hutan, banyak sekali ceritanya, mulai dari tempat habitatnya hewan, kandungan oksigen sampai laju deforestasi yang masif hingga menggundulkan hutan. Sedih rasanya membaca berita soal hutan yang terbakar atau illegal logging.

      Padahal hutan banyak banget menghasilkan sesuatu utk manusia, ya salah satunya penghasil bahan pangan ini, yang sering disantap manusia. Masak hutan gak dijaga dan dilestarikan?

      Delete
  2. Iya, sayang sekali ya pohon di Monas di tebang, padahal butuh 15 tahun agar tumbuh lebat seperti itu.

    Aku pernah lihat jamur kuping seperti itu dipasar, kirain bukan hasil hutan. Lihat warnanya agak hitam kok jadi serem mau dimakan..😱

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biar jamur kuping hitam atau coklat kehitaman, tapi menggoda dan dinanti mas, kayak kopi gitu, biar hitam tapi dicari, hehehe... Tak hanya nikmat tapi juga mengandung nutrisi dan vitamin dan juga banyak manfaat utk kesehatan.

      Jmaur kuping salah satu pangan yang berasal dari hutan, namun bisa juga ditemui di pohon-pohon yang lembab yang ada area tempat tinggal masyarakat.

      Delete
  3. Kandungan dalam jamur kuping bisa juga mengatasi penyakit darah tinggi, pengerasan pembuluh darah akibat penggumpalan darah, kekurangan darah (anemia), mengobati penyakit wasir dan memperlancar proses buang air besar.

    Ini aku baru tahuuuu! Selama ini aku doyan makan olahan jamur kuping... Tapi ya engga paham kalo khasiatnya se-WOW itu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, ternyata kashiatnya yuhu bangets.....sudahlah lezat plus manfaatnya segudang...

      Delete
  4. Aku pun penggemar jamur kuping mba, krenyes-krenyesnya itu loh yang nyenengin. Paling suka kalau dimasak sup gitu, apalagi kalau ada kembang tahunya. Pas banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, di masak sup atau kuah, aku juga suka kalau ditambahi jamur kuping. penambah selera dan sedap, hehehe

      Delete
  5. biasanya aku makan jamur kuping di tekwan & sup hmmm enyaaaaak mbak. Selain enak ternyata bermanfaat buat kesehatan banget ya jamur kuping ini

    ReplyDelete
  6. Enak banget ya tumis jamur, sehat dan enak rasanya

    ReplyDelete
  7. aku doyan banget makan jamur kuping. kadang buat tumisan atau pelengkap hidangan berkuah. enak banget digigit kenyal2 gitu :D

    ReplyDelete
  8. Asik dapat resep baru. Biasanya jamur kupung aku olah jadi sop kimlo mba. Enak bange. Ntar nyoba resep mba ah :)

    ReplyDelete
  9. Saya belum pernah mengolah jamur kuping. Tetapi, mamah saya paling sering bikin sop kimlo dan pakai jamur kuping. Itu rasanya enak banget

    ReplyDelete
  10. Aku sering makan jamur kuping, aku suka dan mengolahnya juga cuma jadikan sop Kimlo aja. selebihnya aku gak ngerti gimana ngolahnya :))

    ReplyDelete
  11. Nah iya, kalau yang suka mendaki gitu pasti akan menemukan tanaman jamur ini ya mbak. Aku lumayan sering pakai jamur kuping ini untuk masak di rumah.

    ReplyDelete
  12. Ooo Jamur kuping kalau mentah itu beracun ya. Dulu almarhumah mama suka masak jamur kuping kedalam sop, tekwan dan caocay. Skrg anaknya ga pernah buat.. xixixi.. jadi mau coba ah bikin sop jamur kuping.

    ReplyDelete
  13. Jamur kuping ini salah satu jenis jamur yang saya suka. Rasanya krenyes-krenyes gitu ya, memang enak kalau ditumis. Eh enak juga dimasak dalam sop

    ReplyDelete
  14. Jamur kuping ini kesukaan bangetttt. Krn aku amat membatasi protein hewani. Jadi pilihan selain tahu tempe, ya jamur ini. Sayang di daerahku susah dapat yg segar, biasa yg bentuk kering itu. beda gurihnya

    ReplyDelete
  15. Jamur kuping.enak banget ini mba.. biasanya aku makan dlm bentuk olahan SOP sih mba. Eh, tapi pernah nyobain jamur kuping dimasak krispi itu enak juga...kriuk!

    ReplyDelete
  16. Jamur kuping itu salah satu makanan yang paling saya suka. Di kampung dulu suka numbuh di batang-batang kayu lapuk di belakang rumah. Kalau ketemu jamur kuping ini bahagianya kayak nemu harta karun.

    ReplyDelete
  17. Jadi pengen bikin sop kimlo mba aku waktu liat jamur kuping ini. Kebetulan udah lama gak bikin. Di sini habitatnya gak ada mba jamur ini. Available cm di supermarket. Dan keriing

    ReplyDelete
  18. Madu paling ya. Jamur jarang kecuali yang sudah ada di supermarket. Tapi hutan itu seksi ya. Banyak yang tersembunyi manfaatnya dibalik rimbunnya hutan.

    Jamur kuping pernah beli tapi ga tau ngolahnya yang langsung jadi

    ReplyDelete
  19. Jamur kuping ini termasuk salah satu favoritku. Mau dibikin sop, ditumis, dimasak sapo tahu, menurutku enak-enak aja. Tapi kalau aku kurendam dl, biar baunya nggak terlalu pekat

    ReplyDelete
  20. Itu di poo terakhir jamurnya dicampur kangkung dan toge kah?
    Kalau saya seringnya dipakai capcay atau sup :D
    Saya suka banget jamur yang satu ini, rasanya tuh kenyel2 kek gigit kuping #ehgiman haha
    Ternyata tumbuhnya di hutan ya? Perjalananpanjang buat si jamur bisa sampai pasar atau supermarket ya :D

    ReplyDelete
  21. Jamur kuping ini favoriitt..
    Kalau pulang ke Surabaya, suka dimasakin Ibu sup atau tekwan yang ada jamur kupingnya.
    Makin lezaaattt~

    ReplyDelete
  22. Aku suka banget ke hutan,emang berasa ya maikin kedalam makin oksigen hhmm.. segeer, kanopi pepohonan yang bikin nyeess. Dan beberapa kali juga nemukan jamur kek begitu. Ahh, langsung mejenk deh di supermarket lalu dimeja makan.

    ReplyDelete
  23. waaa ini kesukaan, baru tahu jamur kuping itu dari hutan bukan budidaya kaya jamur tiram ^_^

    ReplyDelete
  24. Wah, jamur kuping kalau di Solo biasanya dipakai buat campuran timlo. Enak, kenyal-kenyal. :)

    ReplyDelete
  25. Duh, ternyata sulit juga ya menemukan jamur kuping. Padahal enak banget kalo dicampur jadi capcay. Semoga aja hutan kita ga semakin berkurang

    ReplyDelete
  26. wah, jamur kuping ini kesukaan saya, kenyil-kenyil. Kalau saya, biasanya saya masak sop, seger.
    Kalau suami, karena suka masakan bersantan, biasanya buat campuran gulai ikan, gulai jamur kuping + ikan kakap

    ReplyDelete
  27. Mbak, ehehe, setau aku TNGP itu masuk bogor, cianjur, an sukabumi ya. Atau aku yg salah ya. Ehehe.

    Btw, iya kalau aku ke hutan sering nemu si jamur kuping ini, apalagi kalau hutan nya masih perawan, belum banyak pengunjung. Jamur kesukaan aku inii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah iya, betul Mbak, TNGGP ada di wilayah Cianjur, bukan Cirebon. Karena sama-sama berawalan "Ci" jadi saya menuliskannya Cirebon. Mungkin saya kebayang dengan Cirebon kali ya karena sdh lama tak ke sana, heheh.

      Makasih banyak lho koreksinya Mbak Afifah, aku akan ralat juga di artikel ini.

      Toss dulu kita sama-sama suka jamur kuping, hehehe

      Delete
  28. Jamur-jamuran yag dipetik di hutan emang rasanya yoi, termasuk jamur barat yg warnanya putih itu. Cuma kadang harus hati-hati emang biar nggak salah petik. Btw saya juga suka banget jamur kuping. Dimasak campur mie goreng juga yummy.

    ReplyDelete
  29. duh ngiler banget liat tumis jamurnya :9 pengen iciiiiipppp!

    ReplyDelete
  30. seperti sop telor tomat enak jg tuh mba :D hehe dicampur jamur siritake

    ReplyDelete
  31. palings uak di tumis atau di buat sop

    ReplyDelete
  32. Kalau jamur kuping gini aku sukanya disop, enak banget dah

    ReplyDelete
  33. We present a wide-range of economic companies including accounts payable, accounts receivable, cash dealing with and banking, and campus procurement playing cards. Get extremely certified technical assistance to determine out} exactly what you want for your project. We have extensive expertise working with carbon metal, CrMo, stainless steel, and rather more. After the weldment has cooled, seams are often ground clear, and the CNC machining assembly may be sandblasted, primed and painted. Any extra manufacturing is then performed, and the finished product is inspected and shipped. Special band saws for cutting steel have hardened blades and feed mechanisms for even cutting.

    ReplyDelete

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..