Suaraku Tlah Kembali


Sudah 2 bulan ini saya bisa bersuara lagi, setelah 5 minggu  sang suara “hilang” karena radang pita suara. Penyebabnya? Sedihnya?  Saya tulis di sini.

Pada minggu ke-5 itu pun, meski suara sudah keluar, tapi masih serak-serak becek dan masih takut juga buat ngomong kenceng atau dengan nada tinggi, takut pita suara ngambek lagi.



Hasil browsing sana-sini, kalau mengalami radang pita suara lebih dari 4 minggu, itu termasuk kronis. Ini meleset dikit dari perkiraan dokter yang bilang saya menderita radang pita suara akut.

Ternyata, kalau akut radangnya hanya kisaran 1-3 mingguan. Nah, diriku, oh... sampe 5 mingguan, ya bearti temasuk kronis.  Gilleeee....Untung bisa pulih lagi.

Untung pula gak nyampe 3 bulan, seperti penyanyi Adelle atau sepupu teman kantor saya. 5 minggu aja mesti puasa ngomong ya ‘tersiksa’, bijimane kalau sampe 3 bulan. Berapa banyak konser yang harus daku batalkan, eeaaaa...

Untuk pemulihannya, semua pengobatan saya jabani. Mulai dari konsultasi ke dokter dengan obat yang rupa-rupa dan mehong, konsumsi jamu/ tradisional sampai bekam.

Di minggu ke-3 radang, di saat obat dokter sudah satu minggu habis, saya pergi ke tempat bekam (2 Juli 2018) atas saran dari teman. Terapisnya membekam di sekitar titik-titik pita suara, di area leher depan dan belakang. Sakit bro, tapi lebih sakit lagi saat kamu boongin akuh. 

Empat hari setelah bekam terlihat ada kemajuan. Paling tidak, tak separah sebelumnya. Namun saya tetap puasa ngomong karena radang suara belum pulih benar.


 

Selain bekam, saya juga rajin mengkonsumsi madu, jamu kunyit asem, dan mengkonsumsi air hangat setiap kali minum. Minum air hangat baik untuk pemulihan tenggorokan dan radang, dan ini adalah anjuran dari dokter dan juga terapis bekam. Ya, saya ikutin dong. Kan mau cepet sembuh. Eh, saya juga menghindari makan yang pedes-pedes, yang dingin-dingin dan gorengan, bisa kumat lagi, selain juga bikin batuk.

Selisih delapan hari dari bekam pertama, saya bekam lagi untuk kedua kalinya (10 Juli 2018).

Seminggu setelah bekam kedua (sekitar 16 Juli 2018), akhirnya beb... suara saya sudah muncul dengan volume besar/ normal namun masih serak. Oh, teringat saat radangnya masih parah dulu,  walau bisa ngomong tapi volume suara yang dihasilkan kecil gak bisa besar. Mau dipaksain gede pun, gak akan bisa. Pita suara yang radang seperti ‘memblok’ suara. 

23 Juli 2018, saya sudah bicara ‘beneran’. 





Untuk menyempurnakan kesembuhan, walau sudah bisa bersuara normal, saya tetap bekam ke tempat yang sama. Bekam yang ke-3 kali ini mengakhiri ‘ritual’ pengobatan radang pita suara saya. Alhamdullilah.

Kalau ditanya apakah saya sembuh karena bekam? Atau memang sudah saatnya saya sembuh? Ya, bisa jadi faktor keduanya.

Namuuunn, pasca suara sudah pulih, ada yang tersisa beb. Saya merasa pita suara saya ‘lecet” akibat radang tersebut. Saat bicara dengan nada kencang misalnya (bukan karena lagi marah ya) seraknya keluar. Dan saat ngomong terlalu banyak, suara terasa mandek atau capek. Ini tak pernah terjadi sebelumnya.  Selain itu, saat bangun tidur seraknya juga lebih parah, daripada sebelum saya menderita radang.

Yah, begitulah.

Tapi saya bersyukur sekarang sudah bisa ngobrol lagi sama keluarga dan teman-teman. Semoga Anda tak mengalami apa yang saya alami, gak enak beb. Menjaga makanan dan minuman yang kita konsumsi memang penting. Karena kesalahan itu, saya mengalami ini...oh....




No comments

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..