Banyak
yang mengira, inovasi hanya bisa ditelurkan atau diciptakan oleh
orang-orang tertentu yang mempunyai pendidikan tinggi, dan lulusan
luar negeri. Tapi, ternyata banyak lo anak bangsa yang mampu
berinovasi, bersaing dengan orang-orang diluar sana, tuk bisa
mengarahkan dan hadirkan produk yang penuh inovasi, kreatifitas dan
berkualitas. Namun, kreatifas itu harus bersinergi dengan akademisi,
Business and Goverment.
Suryo
Soewignjo, salahsatu orang yang bisa membuktikan hal tersebut. Pria
berusia 48 tahun ini, baru 3 bulan menjabat sebagai Presiden Director
Philips Indonesia, setelah sebelumnya berkecimpung di IBM selama 24
tahun.
Dalam
kesempatan di Bincang Philips bersama mahasiswa dan blogger, di Black
Cat Cafe Arcadia, 21 Juli 2014 lalu, ia mengatakan, tak perlu harus
berpendidikan mencapai tingkat master misalnya, jika hanya ingin
menelurkan inovasi. “Pendidikan saya hanya sampai S1 dan lulusan
Universitas dalam negeri, tepatnya lulusan UGM (Universitas Gajah
Mada), tapi, saya bisa dipercaya tuk bergabung bersama Philips”,
ujarnya memberi motivasi kepada undangan yang hadir, kepada kami,
kepada calon generasi penerus bangsa...
Ya,
ia mampu bersaing dengan ahli-ahli lainnya dalam hal inovasi.
Terbukti, Pimpinan Philips sebelumnya bukan orang Indonesia. Bahkan,
semenjak brand Internasional ini masuk Indonesia tahun 1895, ini
pertama kalinya dinahkodai oleh orang Indonesia. Sudah 120 tahun, lo.
Keren! “Banggalah jadi orang Indonesia, karena kita mampu
menjalankan bisnis. Indonesia tidak kalah pandai dengan bangsa lain,
jangan pernah punya rasa minder. Percaya dirilah, karena kita mampu
melakuakan hal-hal tanpa batas”, ujarnya mantap.
Bagi Suryo, memimpin di sebuah perusahaan asal Belanda ini menjadi hal baru dan sebagai tantangan tersendiri. Sesuai dengan mottonya philips “ "Innovation as a way of life"
Bagi Suryo, memimpin di sebuah perusahaan asal Belanda ini menjadi hal baru dan sebagai tantangan tersendiri. Sesuai dengan mottonya philips “ "Innovation as a way of life"
Berbicara
mengenai inovasi, menurut Suryo, peranan social media tentu tak luput
menjadi alat penting agar kita bisa mendapatkan sesuatu yang
inovatif. Karena dari hal ini, kita bisa mendapatkan masukan atau ide, serta bisa mempromosikan produk, agar lebih dikenal orang.
Banyak sudah inovasi yang sudah dihadirkan oleh Philips. Salah
satunya adalah dengan menerangi jalanan dengan lampu Philips. Di
jembatan Ampera misalnya, di malam hari, terlihat begitu indah dengan
kedap-kedipnya lampu Philips beraneka warna, begitu juga di Monas dan Bundaran HI.
Semua inovasi itu jadi bermakna, karena dinikmati oleh banyak orang.
Kini,
karyawan Philips berjumlah sekitar 1700 orang, sebagian besar berada
di Jakarta, Meski begitu banyak yang harus ia ayomi, tak membuat
Suryo jadi pede dan puas. Ia justru menyarankan, kalau kita sudah
duduk di kursi CEO harus tetap paranoid. Kenapa? agar terus berusaha
untuk berinovasi dan berinovasi. Selain itu, tingkat kematangan diri
mempengaruhi emosional, Sebagai seorang pekerja, ia
menyarankan, carilah mentor yang baik yang terus memotivasi kita
untuk maju.
"Ciptakanlah inovasi yang bisa menghasilkan uang. Walau, inovasi itu
selalu ada masa akhirnya, tergantung bagaimana kita menyikapinya."
Nasehat
Suryo seakan menyiratkan, kalau kita harus menjadi orang yang pantang menyerah untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan. Dan pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang bisa memberi contoh dan bisa melahirkan pemimpin-pemimpin yang
lebih baik pula.
Philips
itu.... tak sekedar lampu..
Philips
itu, tak sekedar lampu, lo. Tapi, juga memproduksi alat-alat
kesehatan dan rumah tangga. Ada, rice cooker inovasi, yang
bisa memasak makanan lain selain nasi. Juga air fryer, yang
bisa menggoreng makanan tanpa menggunakan minyak, adalah salah bentuk
inovasi Philips.
Tapi
sayang, menurut Suryo, kedua produk ini kurang laku dipasaran, karena
banyak masyarakat yang belum terlalu peduli dengan nilai lebih
manfaatnya, selain harganya yang tergolong mahal. Tuk Air fryer
misalnya, dikenakan sebesar 3, 5 juta per unitnya. Philips selalu
mengadakan riset dan inovasi dalam penciptaan produknya, dan itu
tentu memakan biaya yang tak sedikit Itulah mengapa produk Philips
harganya mahal. Ehmm.., adakah produk Philips yang murah? Ada kok,
contohnya lampu pijar.
Sementara
itu, produk unggulan philips medical adalah MRI, USG 4D, dan alat
pemasang ring jantung. Alat USG 4D, misalnya, menurut Suryo bisa
mengcapture gambar bayi yang ada didalam perut Ibu. Ya, semua yang
dilakukan Philips adalah salahsatu bentuk inovasi. Dan Inovasi itu
sangat mahal dan tanpa batas, tapi ada kualitas dibalik itu.
Oh
ya, produk Philips ini ramah lingkungan lo, dan tidak mengandung bahan berbahaya seperti merkuri. Untuk concern
lingkungan, Philips juga punya
waste management
plant untuk limbah lampu dan
limbah mercuri, sehingga tidak mencemari lingkungan.
Nah,
bagaimana dengan program SCR ? Apakah perusahaan ini peduli dengan
masyarakat? Tentu.! Membuat kampung terang hemat energi di daerah
yang belum dijangkau lampu, juga memberikan alat-lalat kesehatan tuk
bidan bidan yang bertugas di desa terpencil, adalah salah bentuk alokasi dana CSR Philips.
Nah,
berhubung banyak adik-adik mahasiswa yang hadir diacara Bincang
Philips ini, jadi... penasaran dong mereka...kira-kira bisa gak ya
dikasih kesempatan tuk magang di philips..? Ouw, ternyata, kata
Suryo, boleh saja lo, asal memasukkan lamaran terlebih dahulu.
Sbr gambar:
- Gambar urutan 1&3 diambil dari Twitter @philips_ID
- Gambar urutan 2, milik pribadi.
kereeeenn nih :D
ReplyDeleteHai Fandhy....keren ya Philips..bertahan sampai 120 th lebih......Makasih ya atas kunjungannya...
Deletewah kerennn mbak eka ikutan acara ginian mantap dah jadi memotivasi untuk berinovasi ^-^
ReplyDeleteIya Angkis, mendengarkan kisah orang-orang hebat itu, sungguh membakar motivasi, hehehe....
Deletewah kerennn mbak eka ikutan acara ginian mantap dah jadi memotivasi untuk berinovasi ^-^
ReplyDeleteHelllo mate great blog post
ReplyDelete