Nyengirrr... |
Saya pikir, cuma
istilah dalam pertemanan atau pergaulan saja yang katanya ada
karakter orang yang sering disebut : “Diam-diam menghanyutkan”.
Artinya kurang lebih seperti ini : “Seseorang yang kelihatannya
tidak berbahaya, tapi lebih berbahaya dari orang yang sangat
berbahaya”.Wuihh,.... seremnya, hehehe.....
Rupanya,
didunia kesehatan, terutama seputar area gigi dan mulut, ada juga
yang tepat kita tujukan tuk istilah diatas. Ya, ini tentang
permasalahan gusi, yang selama ini dianggap orang remeh, tak terlalu
diperdulikan, tapi rupanya, punya dampak dahsyat, yang bisa membuat
kita menyesal selamanya.
Kenapa sering tak terlalu diperdulikan..?
Salah satu sebabnya, kalau gusi kita mengalami "sesuatu", memang tak menimbulkan rasa sakit. Si Gusi hanya DIAM. Jadi, kita merasa ya tidak ada masalah. Tapi, ketika dia sudah meradang, yang terlihat dari penampakannya yang kurang sedap dipandang, barulah kita sadar, bawah ada sesuatu yang gak beres nih...
Itu dia...masalah gusi ini “silent disease” atau diam-diam menghanyutkan, dan kian mengancam. Masih banyak orang yang beranggapan
kalau urusan menjaga kesehatan gigi, itu, ya... hanya sekedar
menyikat gigi dua kali sehari saja. That's it! Dan kalau mau ke
dokter gigi, ya nunggu giginya sakit dulu...
Ya,
kesadaran masyarakat soal kesehatan gusi masih minim. Seringkali
kita ke dokter gigi hanya saat gigi atau gusi terasa nyeri dan sakit.
Dan biasanya keluhan utama
ke dokter gigi itu, 98
% karena gigi berlubang dan hanya 2 persen masalah gusi.
Tapi,
FAKTAnya... orang di Indonesia banyak yang memiliki penyakit gusi,
lo....
Sebuah
riset memperlihatkan bahwa 5 dari 10 penduduk Indonesia pernah
mengalami masalah gusi (Synovate
AsiaBus, 2011).
Sedangkan sebuah studi lainnya (dengan komponen riset yang berbeda)
menunjukkan bahwa jumlah penderita gusi bermasalah di Indonesia kini
semakin meningkat, dari 19% di tahun 2012 (IPSOS
Consumer Tracking, 2012)
menjadi 28% di tahun 2013 (IPSOS
Consumer Tracking, 2013).
Angka yang memprihatinkan ini memperlihatkan bahwa masih banyak orang
Indonesia belum memahami atau menganggap penting kesehatan gusinya.
Atau
memang gak tau, kalau gusi kita sudah dalam tahap memprihatinkan..?
Nah, lo..Ini dia nih yang bahaya.....
Pernahkah
Anda menyadari atau melihat ada darah ketika menyikat gigi? Atau ada salah satu anggota keluarga yang giginya sering berdarah ketika disikat? Pernah?
Lantas apa yang dilakukan? Dibiarkan saja? Dianggap itu hanyalah
gegara menyikat gigi yang terlalu keras dan kasar, sehingga
menyebabkan lecet dan berdarah? Meskipun, ya bisa saja sih menyikat
gigi terlalu keras menjadi salah satu factor pendukung dari masalah
gusi berdarah, Namun hal itu kurang tepat. Rupanya…. yang
sebenarnya terjadi, lebih dari itu, teman.
Tahu
gak, kalau kita melihat adanya darah saat menyikat gigi, ini
merupakan salah satu pertanda awal adanya masalah gusi, yang apabila
diabaikan atau dibiarkan dapat mengarah kepada masalah lain yang
lebih serius. Ya, gusi
yang berdarah (umumnya terjadi saat tersentuh bulu sikat) merupakan
bentuk peringatan awal bahwa ada sesuatu yang “tidak beres”
dengan gusi kita, yang disebabkan oleh penumpukkan plak yang
dibiarkan dan tidak dibersihkan. Kalau sudah begitu, kolonisasi
ini akan memproduksi racun, sisa produksi, enzim, karang gigi dan pH
tidak seimbang.
Nah,
hal-hal itulah yang mengganggu gusi dan mengakibatkan terjadinya
radang pada gusi hingga kemudian gusi dapat mengeluarkan darah jika
tersentuh sesuatu.
Untuk itu, kita
perlu mendeteksi dini gusi yang kita miliki. Eits, gak cuma gusi kita
saja, tapi juga gusi semua keluarga. Suami, anak, kakak, adek, dan
orang tua. Saling mengingatkan atau saling memberikan informasi yang
benar dalam satu keluarga, sangat menguntungkan sekali.Supaya gusi keluarga kita jadi sehat dan indah dipandang.
drg.Sandra Olivia,DDS,MHA,MDS Specialis la Denta |
”Selain itu, anda sering merasa bengkak gak sih Gusinya..? Dan, kalau mulut anda bau, ini juga gejala permasalahan gusi, lo”, begitu kata drg. Sandra, Olivia, DDS, MHA, MDS (Perio) specialis la Denta, yang berbagi pengetahuan tentang permasalahan seputar gusi, dalam acara Parodontax Bloggers Gathering di Hongkong Café, di Selasa yang cerah, 22 April 2014. Dokter gigi ini menambahkan, kalau untuk gejala lebih lanjut lagi dari permasalahn gusi ini, maka gigi akan terlihat goyang dan posisi gusi yang turun naik.
Nah,
sebelum
saya memaparkan lebih lanjut mengenai masalah gusi yang saya dapatkan
ilmunya dari dokter specialis paradoncia ini, kita perlu tau lebih
dulu, apa sih sebenarnya yang dinamakan dengan gusi?
Gusi.....
Penampakan Gusi sehat dan tak sehat |
Merupakan
salah satu jaringan penyangga yang mengelilingi dan mendukung gigi.
Ya, layaknya sebuah bangunan, yang menentukan apakah bangunan
tersebut akan bertahan lama atau tidak adalah fondasi atau kita sebut
sebagai penyangganya.
Hal yang sama juga ditemui pada gigi kita.
Untuk dapat membuat gigi dapat bertahan dengan baik, yang perlu
diperhatikan adalah jaringan penyangganya .
Selain
gusi (gingiva),yang dikategorikan sebagai jaringan penyangga gigi
(disebut juga dengan jaringan periodontal) adalah ligamen periodontal
(serat yang menghubungkan antara jaringan gigi dengan tulang), dan
juga tulang penyangga gigi (tulang alveolar).
Ya,
tidak seperti masalah gigi berlubang atau masalah gigi bungsu yang
seringkali menimbulkan rasa sakit pada penderitanya, pada banyak
kasus permasalahan gusi, tahap awal dari penyakit gusi dan
periodontal (jaringan pendukung gigi) seringkali timbul tanpa gejala
rasa sakit; banyak orang dewasa menderita penyakit ini dan mereka
tidak mengetahuinya. Sehingga masalah gusi seringkali disebut sebagai
“silent
disease”,
seperti yang saya sebutkan diawal tadi.
Oh ya, ada
beberapa tingkatan untuk melihat kondisi parah atau tidaknya masalah
gusi yang dihadapi oleh seseorang.. yaitu radang ringan, radang
sedang, dan radang yang paraah.
Radang sedang aja begini, apa kabar radang parah.? |
Kalau Radang
ringan atau yang disebut gingivitis, gejalanya :
Perdarahan
terkadang ada, kadang juga tidak. Terjadi pembentukan karanggigi,dan
eehmm...bau mulut....
Radang
sedang, (periodontitis), bsia terlihat dari adanya maturasi plak,
karang gigi,
tulang terineksi(terkena), bengkak, terkadag nyeri, dan juga bau
mulut....
Sementara
ciri infeksi/ radang parah (Adevanced periodontitis) adalah : gigi
bergoyang parah, terjadi
kerusakan tulang, gigi
berpindah tempat (bergeser). Lantas bengkak, nyeri dan bau mulut. Hemm...pasti gigi kita tidak terlihat indah lagi, nih...
Sbr gambar: disini |
Trus, kalau gusi
yang sehat, apa dong ciri-cirinya...?
Nah,
mari bareng-bareng saling melihat kondisi gusi keluarga kita. Kalau anda melihat gusi anda, anak dan suami :
- Berwarna pink
- Stabil,
- Struktur halus dan terlihat puncaknya
- Penampakannya / tesksturnya seperti kulit jeruk,
- Tidak ada gusi berdarah
- Tidak nyeri....
Ahaaaa..... berbahagialah anda dan keluarga, karena menurut drg. Sandra, itulah ciri-ciri gusi
yang sehat. Wah, saya juga langsung ambil kaca nih, mau ngeliat gusi
saya berwarna pink atau kagak nih.. Dan...jeng-jeng... Alhamdullilah, gusi saya menampakkan warna merah jambu
alias pink, terlihat puncaknya, dan bertekstur halus. Yihiii, paling tidak, kalau saya tersenyum atau ketawa. Yah, masih enak
dipandang lah, ya. Hahaha....
Ini dia gigi & gusi yang sehat. Sbr gbr: disini
|
Tapi...sssstt....kalau
kita masih cuek saja dengan permasalahan gusi ini, bisa
menyebabkan terjadinya inflamasi atau pembengkakkan pada gusi, lo.
Naaaa... pembengkakan ini, selanjutnya dapat mengarah kepada penurunan
tulang penyangga gigi akibat aktifitas bakteri yang memproduksi
sel-sel osteoklas (penghancur tulang), dan apabila penghancuran tulang
ini terus menerus terjadi tanpa dirawat, maka gigipun bisa lepas/tanggal karena tidak ada lagi
tulang yang menyangganya.
Kalau sudah begitu.....
Kalau sudah begitu.....
Hidiih...lama-lama bisa ompong dong gigi
kita,ya... Gak bisa ber-haha-hihi lagi, ntar. Haduh, sangat mengganggu
estetika jadinya euy...
Kalau
cuma senyum aja, gak asyik, ah.. Tapi kalau bisa tertawa lebar
dengan kondisi gigi dan gusi yang sehat dan utuh, lebih lepas ekpresikan diri... ihiiiyy...
Tau
gak....masalah
pada gusi merupakan penyebab utama kehilangan gigi
pada
orang dewasa. Ya, kalau
sudah terkena masalah atau penyakit gusi ini, dampak yang ditimbulkan
gak main-main, lo...
Apa
tuh...?
Ehm...percaya gak, gegara hal ini...kita bisa terkena stroke.
Gak asyikkan kalau kondisi atau bentuk tubuh kita jadi berubah,
lumpuh, dan aneh gegara stroke. Ya, penyakit di wilayah area gigi
itu, bisa nyambung kemana-mana. Keseluruh organ tubuh kita.
Ouws...pantesan, kalau orang sedang sakit gigi, seluruh tubuh ikutan
sakit semua, tiba-tiba langsung demam dan gak bergairah melakukan
apapun. Kalau ingat ini..sepertinya ungkapan dalam lagu dangdut :
“Lebih baik sakit hati daripada sakit gigi", kayaknya berlaku, deh,
hihihi.....
Eeh,
gak cuma itu aja, kita juga bisa mengidap diabetes, penyakit hati,
paru, hingga stres... Wah, wah...belakangan ini saya sering menemui banyak orang
yang stres. Apa karena mereka punya penyakit gusi ya..? Bisa saja ! Ah,..Untunglah saya mendapat pengetahuan ini, jadi membuat saya
terpicu tuk rajin ke dokter gigi, supaya bisa menghindari stres dan menjauhkan penyakit-penyakit yang menyeramkan itu dari keluarga tercinta.
Ehm.....dari tadi kita ngomongin soal permasalahan gusi dan dampaknya... tapi...siapa sih yang rentan atau berisiko tinggi terkena masalah radang
gusi ini....? Ouw, rupanya 47%
masalah ini mengintai wanita hamil. Sementara itu, wanita menopause,
perokok dan remaja baik laki dan perempuan yang sedang mengalami masa pubertas, juga tak luput dari incarannya.
Hei, remaja yang memakai kawat gigi, kata drg.Sandra, juga rentan lo terkena masalah gusi, karena faktor hormonal mereka juga yang masih tinggi. Nah, buat yang punya anak ABG dan sedang ikut-ikutan tren memasang kawat gigi, sepertinya perlu perhatian ektra dalam merawat gusinya, agar jangan berdampak fatal.
Hei, remaja yang memakai kawat gigi, kata drg.Sandra, juga rentan lo terkena masalah gusi, karena faktor hormonal mereka juga yang masih tinggi. Nah, buat yang punya anak ABG dan sedang ikut-ikutan tren memasang kawat gigi, sepertinya perlu perhatian ektra dalam merawat gusinya, agar jangan berdampak fatal.
drg.Sandra, tengah jelaskan soal permasalahan gusi.... |
Ngomong-ngomong,
bisa gak sih permasalahan gusi ini dicegah....?
Yup, Bisa !!
drg.Sandra
menyarankan,
salah
satu cara yang paling efektif untuk mencegah masalah gusi adalah :
1.Menjaga
kebersihan mulut
- Menyikat gigi secara teratur 2 kali sehari menggunakan pasta gigi yang tepat
- Gunakan bulu sikat gigi yang lembut
- Selain itu, faktor deteksi dini (gusi berdarah saat sikat gigi) seperti yang saya sebutkan sebelumnya, juga tetap perlu diperhatikan, lo.
2.
Terapkan gaya hidup sehat :
- Hindari merokok
- Konsumsi makanan bergizi
- Minum air putih yang cukup
3.Periksa
gigi dan gusi anda & keluarga secara rutin, minimal 6 bulan
sekali.
Nah,
kalau kita sudah terkena permasalahan gusi, atau ingin menangkal
terjadinya sesuatu pada gusi, bearti kita harus mencari pasta gigi
yang cocok dong untuk hal “silent disease” ini. Selain itu, yang
juga diperlu diperhatikan adalah bahan aktif yang terkandung pada
jenis kandungan pada pasta gigi pilihan keluarga.
Pasta gigi paradontax |
Salah
satu bahan aktif yang sudah teruji secara klinis untuk hal tersebut
adalah garam mineral berupa Sodium Bikarbonat. Kenapa harus
mengandung Sodium Bikarbonat.? Karena bahan ini dapat meninggikan pH
(derajat keasaman) pada gigi yang turun akibat aktifitas bakteri.
Nah,
pasta gigi Parodontax, merupakan
pasta gigi yang bisa digunakan sehari-hari dengan kandungan 70%
bahan-bahan khusus, yang terdiri dari garam mineral atau Sodium
Bikarbonat dan ekstrak herbal 67 %, yang secara simultan mampu
merawat dan mencegah permasalahan gusi.
Amanda, Asistan Brand Manager Paradontax |
Menurut Amanda, Assistan
Brand Manager Paradontax, yang ikut berbincang bersama kami di acara
gathering tersebut, mengatakan, kandungan garam mineral pada
pasta gigi Parodontax, teruji secara klinis dapat membantu mencegah
dan mengangkat penumpukan plak yang merupakan penyebab awal masalah
gusi, secara efektif.
Dikarenakan
plak terus menerus terbentuk setiap hari, akibat aktifitas yang
terjadi pada rongga mulut melalui makanan dan minuman, maka sangat
diperlukan perawatan yang kontinyu/rutin guna menjaga kesehatan gusi
kita dengan menggunakan pasta gigi sehari-hari yang tepat. Pasta gigi
Parodontax
adalah
pasta gigi yang bisa gunakan sehari-hari.
Gara-gara sudah mengetahui hal ini, keluarga saya sekarang memakai pasti gigi Paradontax, tentu karena saya tak ingin ada penyakit gusi yang diam-diam bercokol di area gigi indah saya dan keluarga tersayang.
Gara-gara sudah mengetahui hal ini, keluarga saya sekarang memakai pasti gigi Paradontax, tentu karena saya tak ingin ada penyakit gusi yang diam-diam bercokol di area gigi indah saya dan keluarga tersayang.
"Pertama
mencoba,......
Rasanya asin, tak seperti rasa pasta gigi kebanyakan.
Ouw,
saya baru ingat, kan pasta gigi berwarna pink kecoklatan ini memang
mengandung garam mineral, makanya asin, tapi asyik, hehehe.
Busanyapun tidak banyak, dan itu baik buat kesehatan. Gigi saya terasa kesat dan segar...ah...."
Tips ala saya tuk jaga kesehatan gigi keluarga
Nah,
terkait urusan menjaga kesehatan gigi ini, selain memilih pasta gigi yang mampu merawat dan mencegah permasalahan gusi, saya juga membiasakan
diri untuk tidak menaruh sikat gigi didalam kamar mandi. Karena,
banyak kuman-kuman yang beterbangan didalamnya. Ya, saat kita
menyiram toilet, maka kuman-kumannya akan terbang keudara (didalam
area kamar mandi). Dan saat beterbangan itulah, bisa saja mereka hinggap disikat gigi kita.
Trus, dengan tanpa dosa, kita langsung pake aja itu sikat gigi, yang
ternyata banyak kuman didalamnya. Wuihh..yang ada gigi bukannya jadi
sehat, malah jadi sakit...Kalau memang malas membawa sikat gigi
keluar dari area kamar mandi, ya di usahasakan pilih sikat gigi yang
bertutup, supaya bisa menghindari kuman.
Kalau untuk urusan makanan, dari kecil, ibu saya membiasakan diri tuk jarang
mengkonsumsi air dingin atau es yang berlebihan, serta menghindari
juga mengkonsumsi makanan yang panasnya kelewatan, karena itu juga
bisa bikin gigi kita cenat-cenut. Kondisi suhu yang sedang-sedang
saja, memang lebih baik, lo, hehehe...
Nah,
yang bertugas untuk mengingatkan hal ini, tentulah peran Ibu sebagai
Manager dan SEO yang harus
mengarahkan hal tersebut
pada keluarganya.”Jadi,
ibu sangat berperan penting dalam mengarahkan atau memberi
pengetahuan tentang urusan yang biasanya dilakukan oleh anggota
keluarga. Termasuk dalam hal memberikan informasi soal pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan gusi. Ibulah yang menjadi reminder atas
segala sesuatunya. Seorang Ibu harus punya kepekaan yang lebih,
terhadap apa yang terjadi, jangan sampai meremehkan tanda-tanda
kecil, yang ujung-ujungnya bisa berdampak besar, ujar Anna
Surti Ariani, S.Psi,MS1,Psikolog Anak dan Keluarga, yang ikut berbagi
ilmu di acara tersebut.
Ehm...tanda-tanda
apa maksud Psikolog yang akrab dipanggil Nina ini ?
Nah, ia
menjelaskan, misalnya, kalau anak kita sakit, ya harus cekatan dalam
mengecek gejala-gejala yang dialami anak. Sering kita lihat ada
batita yang sering rewel, biasanya sih itu karena ngantuk dan bosan.
Tapi, kalau rewelnya terus-terusan, wah... jangan-jangan ada
ketidaknyamanan lain. Bisa karena perubahan pengasuhan, misalnya.
Nah, hal ini termasuk dalam tanda-tanda psikologis yang sering
terjadi pada batita.
Anna S.Ariani, S.Psi,MS1,Psikolog Anak&Keluarga |
Sementara,
kalau untuk tanda-tanda biologis pada balita/batita, misalnya, ketika
kita mendengar suara anak seperti suara kodok/serak, biasanya karena
batuk. Ada lagi anak yang menekuk-nekukkan badannya, nah itu
bisa jadi karena, perut kembung atau bisa jadi karena sakit tertentu.
Tak jarang pula kita merasa sering pusing, nah..itu bisa jadi BAB (Buang Air
Besar) yang kurang lancar, alias macet. Bahkan, kalau kita sering
cemaspun, bisa menimbulkan sakit perut. lo. Ouw...artinya faktor
psikologis bisa berdampak pada faktor biologis.
Nina menyarankan,
sebagai seorang Ibu, harus sensisitif pada tanda-tanda yang
diperlihatkan oleh anak dan juga suami. Begitu
juga dengan tanda-tanda biologis yang di perlihatkan pada gigi dan
gusi anggota keluarga kita. “Jadi, yang kita harus cari
tau adalaah sumbernya, supaya bisa mengatasinya lebih mudah”, ujar
Psikolog cantik ini.
Suasana Talk Show |
Nah,
ngomongin soal kecemasan, rupanya banyak juga emak-emak yang
tergabung dalam Komunitas Kumpulan Emak Blogger, pada hari itu curhat
soal kecemasannya. Salah satunya, ada yang cemas karena anaknya mau ujian. “Anak
saya yang mau UN, kok yang cemas saya”, ujar Mak Ellisa pada
kesempatan itu. Sayapun sering mengalami kecemasan, kalau tiba-tiba
mendapat tugas baru dari kantor, atau disuruh liputan kemana gitu.
Takut gak bisa menjalankan tugas dan sebagainya, jadi parno sendiri,
deh...hehehe
Tapi,
kalau kecemasan terhadap permasalahan si gusi yang tiba-tiba bisa
menghampiri kita, sepertinya, sudah bisa diminimalisir dengan adanya
pasta gigi Paradontax, satu-satunya pasta gigi yang peduli terhadap permasalahan dan kesehatan gusi, yang sudah hadir sejak 2013 lalu.
Serunya MC & tiga nara sumber yang kompak ber pink ria ini.. |
Ini
bukan pertama kali Paradontax, mengajak para blogger tuk bersua dan
berbagi ilmu terkait permasalahan gusi berdarah yang sering diremehkan ini, agar
apa yang kami dapatkan bisa disebarkan melalui tulisan ini,
sehingga bisa dibaca masyarakat banyak.
Foto bersama di akhir acara....Seru dan rameeh... |
Yah,
banyak sekali pengetahuan yang saya dapatkan diacara yang dihadiri
sekitar 20 teman-teman dari Komunitas Emak Blogger yang kece-kece
itu, jadi melek mata euy tentang permasalahan gusi, yang saya
sebut....si diam-diam menghanyutkan itu. Emak-emak blogger yang hadirpun semuanya antusias berinteraksi bersama tiga narasumber yang memberikan pengetahuan luar biasa itu.
Ya, karena seorang ibu lah yang akan mendayung rumah tangganya, agar bisa menemukan "kunci" yang layak dan sehat bagi suami dan buah hatinya. Kunci itu, selain ada di hati, mata, dan telinga, juga ada pada mulut dan gigi/gusi kita. Kunci yang bisa mengekpresikan kebahagiaan keluarga kita lewat tawa dan senyuman, juga tempat kita menyalurkan makanan sehat, bekal energi keluarga dimasa depan.
Ya, karena seorang ibu lah yang akan mendayung rumah tangganya, agar bisa menemukan "kunci" yang layak dan sehat bagi suami dan buah hatinya. Kunci itu, selain ada di hati, mata, dan telinga, juga ada pada mulut dan gigi/gusi kita. Kunci yang bisa mengekpresikan kebahagiaan keluarga kita lewat tawa dan senyuman, juga tempat kita menyalurkan makanan sehat, bekal energi keluarga dimasa depan.
Btw....
Padahal,
ssssssttttt..... kata drg.Sandra, umur 65 tahun, harusnya gigi kita masih
lengkap, lo. Kalau sudah gak lengkap lagi, itu artinya ada masalah
gusi yang tidak tertangani dari dulu. Walah, bearti mumpung umur kita
masih dibawah 40 tahunan, dan anak-anak beranjak remaja, masih ada kesempatan tuk membenahi, ya.
Paling tidak rajin ke dokter gigi, setiap 6 bulan sekali, minimal
untuk membersihkan karang gigi yang menumpuk, supaya permasalahan si Gusi yang
diam-diam menghanyutkan itu, tak menghampiri kita dan keluarga. Dan bersama Paradontax, bisa menyehatkan gusi keluarga.
Gusi yang sehat, menandakan keluarga yang sehat dan tau bagaimana memperlakukan sesuatu yang jadi salah satu kunci kebahagiaan keluarga.
Gusi yang sehat, menandakan keluarga yang sehat dan tau bagaimana memperlakukan sesuatu yang jadi salah satu kunci kebahagiaan keluarga.
Masih Inginkan pamer gigi seperti ini....?? |
Sbr tulisan :
_ Paradontax
_ drg. Sandra, Olivia, DDS, MHA, MDS (Perio) specialis la Denta
_ drg. Sandra, Olivia, DDS, MHA, MDS (Perio) specialis la Denta
Sbr gambar:
_ Paradontax
_ Beberapa milik pribadi
Wah, baru tau saya kalau ada pasta gigi yang konsen pada permasalahan gusi.. Tapi emang baru ya pasta gigi ini. Tap unik ya warna pastanya..beda sama yang lain, jadi pengen nyoba nih...Makasih sharingnya Mbak...
ReplyDeleteOke say, tengkyu juga...silahkan dicoba pasta giginya
DeleteWidiiih... mbak Eka pamer gigi..untung giginya bagus dan kinclong, hahahha....dapet darimana tuh bingkai fotonya berbentuk gigi juga, bisa aja alo mbak....
ReplyDeleteYah, mumpung masih bisa pamer gigi Fran...hohohohoh..
Deleteaihhh neng senyumnaaa alus pisaeuunnnn
ReplyDeleteHahahha...senyum paradontax, mbak.... Bikin pede...hehehe
Delete