Mom & Me |
Belajar
Dari Seorang Pemimpin
Peran
Ibu bagi hidup dan kehidupan manusia, sangat penting. Seorang ibu
berperan membentuk karakter dan kepribadian anak. Apakah kelak anak
yang diasuhnya itu akan menjadi pribadi atau pemimpin yang yang baik
bagi dirinya sendiri atau sebaliknya.
Seorang
ibu juga berpeluang sangat besar untuk memberikan ilmu, contoh dan
nasehat yang baik untuk anaknya. Agar kelak sang anak mempunyai
pribadi yang diinginkan oleh orang tuanya. Dan, anak yang baik akan
mengikuti atau mencontoh apa yang telah diajarkan oleh ibunya, demi
masa depan dan kehidupan yang lebih baik juga tentu.
Bukan
berarti peran Bapak tidak terlalu besar dalam mendidik anak, tapi,
kalau kita lihat secara tugas dan waktu, mungkin ibulah yang paling
sering dirumah dibanding Bapak. Walau Ibu kita adalah seorang wanita
karir, misalnya, tapi nurani seorang Ibu akan tetap menomorsatukan
anak.
Dari
bayipun, keterikatan dengan Ibu kandung sudah sangat lekat. Dari
mengandung si jabang bayi, melahirkan dengan separuh nyawa, menyusui
dengan kasihnya, hingga mengasuh sang buah hati sampai ia bisa
mandiri.
Mandiri,
dalam arti, ya dimulai dari yang sederhana saja ya. Misalnya, menghantarkan anak
sampai ia bisa berjalan setapak demi setapak. Lantas, bertumbuh
kembang dengan melihat dan beradaptasi oleh dan dengan apa yang ada
disekelilingnya.
Bila
salah dalam memimpin si buah hati, maka akan terbentuklah kepribadian
yang “salah” pula. Dan itu akan menempel dalam kepribadian anak
sampai ia dewasa.
Hingga
saya mengguratkan tulisan ini, dampak dari arahan atau pengajaran
dari ibu saya, masih saya rasakan.
Nah,
berhubung saya belum punya anak, jadi, ya saya akan berbagi sedikit
tentang apa yang saya alami bersama ibu dan bagaimana cara ibu
menunjukkan kepimpinannya kepada saya dengan caranya sendiri.
Mudah-mudahan apa yang telah beliau berikan kepada saya, akan saya
turunkan juga untuk anak-anak saya kelak. Amiinn.
1.
Ibu, Suruh Saya Mengaji Setiap Hari
Banyak
orang tua yang sibuk mengkursuskan anaknya dibidang pendidikan dengan
les fisika, matematika dan bahasa Inggris atau laiinnya.Ya, gak
apa-apa sih, les pelajaran diluar sekolah itu baik. Tapi, ada
sebagian dari para orang tua lupa dengan “mengkursuskan” anaknya
untuk mengaji. Syukurlah, selain saya dibolehkan belajar/les diluar
sekolah, ibu saya tetap mengimbanginya dengan menyisihkan uang
setiap bulannya, agar saya bisa belajar mengaji di mesjid, yang
dibimbing oleh seorang ustadz dan ustadza.
Alhamdullilah,
saya bisa mengaji. Meski setiap hari sehabis pulang sekolah, sekitar
jam 2 siang, saya harus jalan ke mesjid yang jaraknya lumayan jauh
dari rumah saya, demi memperlancar bacaan saya. Walau, kala itu,
rasanya malaaaaas sekali untuk tiap hari mesti ngaji.Yah, namanya
juga anak-anak, heheh.
Serunya,
setiap saya pulang dari ngaji, ibu selalu mengetes bacaan dan hafalan
dari apa yang saya dapat di mesjid. Asyik loh, di tes sama ibu
sendiri. Kayak evaluasi, gitu, ya. Hehehe. Dan, hasilnya, sudah bisa
saya nikmati sekarang. Bahkan, waktu kuliah dulu, ada mata kuliah Workshop Al Islam, dan ada kelas mengaji, teman-teman banyak yang minta diajarin sama saya. Senang bisa mengarahkan mereka. Sayangnya, banyak teman-teman muslim saya yang
sudah dewasa dan punya anak malah, tapi tak bisa mengaji. Bersyukur,
saya kecil dulu sudah disuruh ngaji oleh ibu saya. Pembelajaran
religi yang ditanamkan sejak dini, adalah bekal saya sebagai anak dan kelak menjadi orang
anak tua, untuk mengajarkan anak saya agar tau agama dan hafal
huruf-huruf Arab yang sangat penting itu, sebagai basic agama, selain sholat.
2.
Ibu, Mandiri Sejak Remaja
Dari
beliau remaja, ia sudah bersekolah dengan memakai uang sendiri.
Karena orang tua ibu atau kakek nenek saya tak mampu menyekolahkan
sampai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karena semangat ibu
yang begitu kuatnya untuk melanjutkan sekolah, maka ia mencari uang
sendiri dan akhirnya berhasil menyelesaikan sekolahnya dengan baik.
Dan hasilnya, ia bisa bekerja ditempat yang sesuai dengan minatnya
dengan memegang jabatan penting.
Selama
saya menjadi anaknya, tak pernah melihat ibu merengek-rengek meminta
tolong pada seseorang. Kemandiriannya itu, berhasil ia tularkan pada
saya. Sampai usia saya yang lebih dari seperempat abad ini, saya
berprinsip, selagi masih bisa dan mampu mengerjakan sesuatu hal, ya
kerjakanlah. Jangan biasakan meminta bantuan pada orang lain, apalagi
bergantung dengan orang lain, sebelum mencobanya sendiri.
Bentuk
kemandirian itu, sudah saya terapkan sejak kecil. Misalnya, semenjak bisa mencuci baju sendiri, ya saya membiasakan diri untuk hal itu. Selagi ada waktu dan bisa melakukannya, saya
usahakan agar baju yang saya pakai, harus bersih ditangan saya.
Karena
kemandirian itu juga, Alhamdullilah sudah hampir 8 tahun inipun saya
bisa “berdiri sendiri” meski harus bergelut dengan segala
kekurangan. Kebetulan, saya seorang perantauan yang sudah 8 tahun
menetap dan bekerja di Jakarta. Tinggal sendiri/ ngekos dan memenuhi
kebutuhan saya sendiri tanpa bantuan keluarga. Apa yang bisa
saya lakukan, akan saya jalani, walau itu pahit dan berat sekalipun.
Bagi saya, hidup dengan segala 'kekerasan” dan 'perjuangan' itu
lebih baik daripada mesti merepotkan orang lain.
3.
Ibu, Tak Biasakan Diri Berhutang
Kemandirian
yang diterapkan oleh ibu saya, tak hanya soal perjuangan hidup saja,
tapi juga termasuk dalam hal hutang piutang. Ibu, setau saya tak
pernah kredit barang-barang yang gak penting. Baju, peralatan rumah
tangga atau lainnya, ia beli semua dalam bentuk cash atau tunai.
Kecuali kredit motor, hehehe. Itu mah beda, ya, karena harga motor
yang lumayan mahal, dan memang bisanya ya di kredit, dengan memotong
langsung dari gajinya perbulan sebagai pembayarannya. Namun, untuk
urusan tetek bengek yang kecil-kecil, ibu saya kekeuh tak mau
membelinya dengan cara berhutang/kredit. Kecuali dalam keadaan
benar-benar membutuhkan.
Budaya
hutang, sepertinya memang patut dihindari, kalau kita tak mau
terjebak dalam kemelut lingkaran hutang yang telah kita tabur
sendiri. Alhamdullilah, sayapun kini tak punya hutang pada siapapun.
Ehm, kalau ditanya pernah gak sih saya hutang? Ya, pernah, karena
saya terdesak sesuatu kala itu. Tapi, begitu saya bisa melunasi, maka
tak perlu saya tunda untuk menyelesaikannya. Namun, selagi saya masih
bisa menahannya untuk tidak berhutang, maka saya tak akan meminjam
uang. Saya tak mau memanjakan diri sendiri, kalau ujung-ujungnya akan
membuat saya sengsara.
Daripada
berhutang, mending berhemat sehemat-hematnya. Kondisikanlah dengan
keadaan kita. Ada ungkapan yang bilang : “Jika hidupmu sedang
berada layaknya seperti ibu jari/jempol, maka hiduplah seperti
jempol. Artinya, silahkan hidup sedikit bermewah-mewah. Namun, jika
kondisi hidupmu layaknya seperti jari kelingking, maka hiduplah
seperti kelingking, alias harus ngirit dan hemat. Ya, daripada mesti
ngutang sana sini demi menutupi gaya hidup yang lebay, mending
ditahan saja, apalagi hanya untuk membeli keperluan yang tak begitu
kita butuhkan, misalnya.
Malu euy, kalau banyak hutang, meski
berhutang dengan saudara kita sendiri sekalipun. Lagian, belum tentu
kita bisa membayarnya, lo. Orang tempat kita berhutangpun, belum
tentu iklash memberikan pinjaman uang pada kita. Yang ada kita malah
mereporkan mereka. Betul, gak? Menahan diri tuk berhutang, ini juga
salah satu cara untuk menempah mental kita agar tetap survive meski
keadaan sedang tak seimbang.
4.
Ibu, Rajin Menabung
Dari
saya mulai bisa mengingat, ibu saya sudah mengajarkan untuk menabung.
Beliau rajin sekali mengumpulkan uang logam pecahan seratus perak
(jaman dulu, seratus perak itu berharga, bung), lantas dimasukkan
kedalam celengan plastik berbentuk buah apel merah, hehehe. Malah,
ibu juga menabung dikaleng bekas biskuit, lo. Ya, sisa dari ia pergi
kepasar atau kembalian ongkos dari naik kendaraan umum, maka akan ia
sisihkan untuk dicemplungkan kedalam celengan. Sampai penuh, lo
tempatnya. Senang melihatnya.
Disekolahpun,
ibu saya menyuruh saya tuk menabung dengan ibu walikelas, yang
kebetulan waktu itu memang diharuskan murid-muridnya untuk menyishkan
uang jajan.
Kini,
sayapun mewarisi budaya rajin menabung itu. Meski ada tabungan
tersendiri dalam rekening bank, namun tabungan dalam bentuk lain,
alias nabung dicelengan masih saya lakukan. Saya sisihkan anggaran
setiap bulan untuk dimasukkan kedalam dua celengan saya yang terbuat
dari plastik lonjong, dan satunya lagi berbentuk strowbery merah yang
terbuat dari tanah liat. Kalau ketika SD atau masa kuliah dulu saya
menabung dalam bentuk recehan, kini Alhamdullilah saya bisa
memasukkan uang kertas berwarna kedalam celengan, biar gede hasilnya
ketika itu celengen di bongkar, hehehe ….
Ini celengan saya di kamar. Yihiiii |
5.
Ibu Berkata : “Harus Berani Tampil Didepan Umum !”
Karena
pekerjaan ibu saya yang mengharuskan ia sering tampil didepan umum
atau orang banyak, maka beliaupun sering memotivasi saya agar jangan
malu untuk tampil didepan umum, harus punya keberanian, walau kita
banyak kekurangan. Tak heran, ketika saya minta izin untuk ikut lomba
ini-itu, beliau tak pernah melarang, bahkan mendukung, selagi itu
positif.
Ketika masih SD, saya pernah ikut lomba Olah raga, puisi dan
menulis puisi. Disekolahpun saya sering ikut kegiatan-kegiatan
seperti vokal grup, menari, volley ball dan sebagainya.
Alhamdullilah, motivasi dari ibu saya, kini bekerja baik didalam
hati ini. Saya, gak kagok lagi kalau harus tampil didepan umum.
Beberapakali menjadi MC dan pembicara diacara-acara tertentupun,
pernah saya lakoni. Bahkan, saat ini saya sedang menjadi trainer
pada suatu kegiatan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan saya.
Makasih, ibu....
6.
Ibu, Bolehkan Saya Bermain, asal......
Ketika
kecil dulu, ibu tidak pernah melarang saya bermain. Asal,....
maiinnya disekitar lingkungan rumah saja dan sebelum waktu Maghrib
tiba, harus ada dirumah. Sayapun puas bermain, asal tak menganggu
waktu sekolah. Jadi, bisa dikatakan saya puas menikmati masa kecil,
hahahaha. Meski saya perempuan, tapi saya pernah mencicipi permainan
yang biasa dilakukan laki-laki. Dari sepak bola, main kelereng, main
kartu-kartuan/ kertas wayang dan sebagainya. Namun, seasyik-asyiknya
saya bermain, asal....kalau cuaca sudah menunjukkan gejala mau turun
air dari langit alias hujan, maka posisi saya harus ada dirumah.
Kalau nggak, ibu saya akan marah besar. Bukan apa-apa, kalau sedang
hujan namun kita tak berada dirumah, takutnya orang tua akan
prihatin terhadap keadaan kita. Ini juga salah bentuk penerapan
disiplin ala ibu saya.
So,
masa-masa berinteraksi dan bersosialisasi dari kecil, sudah saya
lakukan. Saya punya banyak teman, tak hanya yang umurnya sebaya
dengan saya, tapi juga banyak yang lebih tua, bahkan. Ceritanya, gaul
gitu ya, hehehe. Ya, bermain itu perlu bagi perkembangan anak-anak.
Disanalah kita bisa mengembangkan kreativitas dan belajar
bersosialisasi. Karena, masa anak-anak, ya masa bermain. Asal
kita bisa menempatkan hal tersebut dengan baik dan dipantau oleh
orang tua.
Dipangkuan Ibu ,(sekitar umur 1 tahun) |
7.
Ibu, Rajin Belikan Saya Majalah/ Buku
Setiap
kali beliau pulang dari bepergian, entah dari kerja atau dari
kegiatan laiinnya, majalah anak-anak, seperti Bobo dan buku ringan,
tak lupa ia belikan untuk anak kesayangannya. Bahkan, ia mengharuskan
agar saya wajib membaca tuntas majalah/ buku tersebut, sebelum ia
memberikan lagi edisi yang terbaru. Tentu tujuannya supaya saya bisa
menyerap penuh apa yang disampaikan oleh isi buku tersebut. Aduh,
jadi ingat paman gembul, Oki dan Nirmala, serta si Bona, gajah kecil
berlalai panjang, teman akrabnya si Rongrong, hehehe... (hayooo yang
pernah baca majalah Bobo, pasti tau ya tokoh kartun ini, hehehe..)
8.
Ibu, Aktif di Kampung
Biasanya,
setiap sebulan sekali, saya selalu “membuntuti” ibu untuk
mengikuti kegiatan arisan di kampung kami. Kebetulan, ibu dipercaya
menjadi bendahara arisan untuk ibu-ibu di satu wilayah RT tempat kami
tinggal. So, karena memegang jabatan krusial, (ya, iyalah, wong yang
megang duitnya ibu saya, hehehe ) otomatis, setiap ada arisan, ya
ibu harus hadir. Gak cuma itu saja, pernah juga rumah kami dijadikan
tempat untuk training salon/ kecantikan dari salah satu pihak
kosmetik dengan mengundang ibu-ibu satu kampung. Nah, ketika para
emak-emak asyik belajar tata rias wajah dan rambut, kami para
anak-anak malah main bareng bersama. Seru! Rumah kami jadi rameh dan
meriah, Ibu sayapun semakin dikenal para tetangga, dan sayapun
akhirnya jadi akrab dengan anak-anak tetangga yang selama ini jarang
main bareng.
Oh,
ya, masih ingat dulu tenar banget sama yang namanya ngebrik.? Itu, lo
biasanya kalau sudah ngomong sama alat komunikasi tersebut, orang
akan bilang “roger....roger...dicopy.... ganti. Hehe. Masih ingat?
Nah, ibu saya juga ikutan meramaikan kancah roger-rogeran ini, bahkan
kalau gak salah beliau didapuk jadi penasehat di komunitas tersebut.
Wuahaha, emak-emak yang gaul sekali ya.
Nah,
karena sering melihat ibu saya yang rempong dengan kegiatan-kegiatan
itu, sekarangpun saya paling suka dengan yang namanya mengikuti suatu
acara/kegiatan. Dari acara seminar, kegatan lingkungan, kegiatan
kantor, perkumpulan suatu komunitas dan sebagainya. Apalagi kalau
ditunjuk jadi panitia. Wah, saya akan senang sekali. Kenapa? Karena,
kalau kita jadi panitia, pasti sibuk dong, ya. Ngurusin ini-itu. Nah,
kesibukan inilah yang membuat kita akhirnya jadi aktif dan
berinteraksi dengan orang lain. Bukankah aktif, adalah salah satu
modal untuk jadi pemimpin?
9.
Ibu, Aktif Sejak Remaja dan Dorong Saya Ikut Pramuka
Rupanya,
aktifnya ibu, tak hanya ketika ia sudah berumah tangga saja. Sejak ia
masih sekolah dan dewasapun, ibu sering ikut berbagai kegiatan. Salah
satunya ikut karnaval dan acara-acara kartinian, juga kegiatan
Pramuka. Saya tau hal ini , dari melihat beberapa foto-foto beliau
didalam album yang masih tersimpan dengan baik di rumah kami. Walau
foto tersebut masih berwarna hitam putih, tapi sudah cukup memberikan
cerita tersendiri bagi anaknya.
Karena
itu, saya sebagai anaknyapun sangat didorong oleh ibu untuk
berkecimpung dalam kegiatan tersebut. Beliau sangat mensupport setiap
kegiatan Pramuka yang saya ikuti. Dari berkemah, gerak jalan,
nyebrang sungai, hiking, panjat tali, dan kegiatan-kegaitan 'ektrim'
lainnya. Berkat hal tersebut, mental saya jadi tertempa, apalagi saya
juga dipercaya menjadi ketua regu dalam kelompok saya. Pergaulanpun
semakin banyak. Karena kegiatan pramuka yang biasanya saya ikuti,
juga melibatkan sekolah-sekolah lain. Jadi, perkembangan interaksi
pertemanan sayapun bertambah. Ibu memberi saya ruang untuk
mengembangkan potensi dan aktivitas positif. Dan efek dari mengikuti
kegiatan pramuka itu, masih saya rasakan sampai sekarang. Bagi saya,
Pramuka itu mendidik mental seseorang menjadi pemberani dan kuat. Ini
adalah modal baik untuk menjadi seorang pemimpin.
Kegiatan Ibu (duduk paling depan) ketika ikut Pramuka |
10.
Ibu, Serahkan Pilihan Minat/Bakat Kepada Saya
Ibu,
tak pernah memaksa saya harus jadi ini dan itu. Ia, tak menuntut saya
harus meraih nilai tinggi disekolah, atau menjadi nomor satu dikelas.
Karena, pintar atau kecerdasan itu, tak harus dikaitkan dengan bidang
akademik atau pelajaran saja. Pandai bermain musik dan memainkan
nada-nada indah, itu juga pintar namanya. Jago berdiskusi dan
berorasi, ini juga disebut pintar. Mahir menggambar dan membuat
konsep, adalah salah satu bentuk kepintaran yang tak semua orang
bisa melakukannya.
Banyak orang yang bisa memberikan kejutan dalam
heningnya aktifitas mereka. Tak sedikit pula yang sukses dalam
diamnya. Sebaliknya, banyak juga yang menjadi pengangguran
bertahun-tahun, meski nilai IPK-nya hampir mencapai angka 4. So,
semua anak mempunyai bakat masing-masing, tak bisa harus disamakan
satu sama lain. Tak perlu dipaksa untuk mengikuti keinginan orang
tua. Biarkanlah anak memimpin dirinya sendiri untuk menemukan
minatnya. Begitupun ibu saya, ia membiarkan saya tumbuh dengan
mengembangkan diri dan menemukan bakat/minat saya, dengan cara
saya sendiri, dengan kepimpinan naluri saya pada apa yang diinginkan.
Dan,
kini saya sudah menemukannya. Yup, dunia broadcasting, hiburan, media
dan menulis inilah bakat dan minat saya yang sudah saya endus sejak
kecil. Dari pertama kali merasakan mencicipi gaji pertama, dari
medialah saya mendapatkannya. Meski berkali-kali pindah
kantor/perusahaan, tapi tetap industri medialah yang setia saya
sambangi.Sampai sekarangpun, saya masih bekerja di industri yang
asyik ini. Bahkan, banyak kompetisi yang saya ikuti saat ini, juga
berkaitan dengan dunia broadcasting dan hiburan. Kini saya bisa
mengikuti lomba blog tentang “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”
pun, ini juga berkat bakat dan minat saya. Alhamdullilah saya bisa
mengembangkannya.
11.
Ibu, Selalu Jalin Silaturahmi Kepada Sanak Keluarga dan Teman-teman
Lama.
Waktu
kecil, saya sering diajak ibu main kerumah teman lamanya yang sudah
lama tak bertemu. Atau bertandang kerumah sanak saudara, yang jarang
punya waktu tuk bersua. Karena itu, saya jadi tau teman-teman masa
sekolah ibu atau sanak keluarga yang selama ini saya belum kenal.
Nah, gegara melihat hal ini, sayapun sering tiba-tiba mengunjungi
teman/tetangga lama saya, yang bikin kaget mereka dengan kehadiran
saya, tentu.
Saya
pernah mengunjungi teman-teman masa kecil dulu. Kebetulan kita pernah
dua kali pindah rumah. Nah, yang saya kunjungi adalah tetangga ketika
dirumah pertama dulu, yang ketika tinggal disana umur saya masih 7
tahunan. Pas saya main-main kesana lagi, umur saya udah 17 tahun.
Otomatis udah berubah dong wajah dan fisik saya. Dari yang masih
kanak-kanak, kini sudah jadi remaja. Tentu, ini juga bikin kaget
teman-temen masa kecil saya dulu. Emak-emaknya teman saya yang saya
panggil tantepun, udah lupa sama saya. Walau ada juga yang mengingat
wajah saya. Tapi, ya gila aja, kan saya ujug-ujug datengin mereka,
setelah sekian lama tak bertemu. Tapi, bukankah dengan mendatangi
sahabat lama, adalah salah bentuk menjalin komunikasi yang baik?
Sekaligus mempererat silaturahmi, yang sangat perlu dilakukan oleh
seorang pemimpin?
Kalau
dalam dunia pekerjaan, saya umpakan hal ini, ibarat kita menemui
klien-klien atau mitra bisnis yang sudah lama tak kita temui, untuk
mempererat pertemanan, atau bahkan menambah jaringan bisnis baru. Gak
rugikan?
12.
Ibu, Tebarkan Jiwa Dermawan/Berbagi
Ibu,
tak sungkan-sungkan menolong jika ada keluarga yang butuh
pertolongan. Dengan memberikan uang atau barang yang bisa dijual
lagi, emas misalnya, tuk bisa dipergunakan lagi dengan baik oleh
keluarga kami yang membutuhkan. Bahkan, ada beberapa keponakan Ibu/
sepupu saya yang juga ikut dan tinggal sama ibu sampai ibu menikah.
Ibu mempunyai jiwa seorang dermawan. Saya diam-diam memperhatikan dan
meniru apa yang ia lakukan. Sungguh, tak ada ruginya membagikan
sedikit rezeki kita kepada orang yang tak mampu, apalagi jika itu
adalah keluarga kita sendiri.
Bahkan, kalau sedang masak dalam porsi
banyak/besar, ibu tak segan-segan membagi-bagikan masakan tersebut
kepada tetangga kiri kanan. Dan sayalah kurirnya, hehehe... Senang,
melihat tetangga sumringah menerima semangkuk sup ayam buatan ibu
saya. Begitupun saya, yang senang melihat wajah ceria teman-teman
atau keponakan yang saya berikan oleh-oleh atau sedikit jajanan kecil
buat mereka. #indahnya berbagi.
Sedang melihat album jadul |
Tak
hanya arsip penting saja yang disimpan cermat oleh beliau,
dirumahpun, ibu memisahkan barang-barang yang tak terpakai, namun
masih bisa dipakai lagi, dalam satu wadah khusus. Misalnya wadah
bekas cairan pembasmi nyamuk yang sudah lama kosong atau kotak-kotak
bekas wadah apa gitu. So, ketika kita butuh benda tersebut, maka tak
perlu beli baru dan repot mengobarak-abrik rumah, karena benda yang
dibutuhkan sudah tau dimana mesti mencarinya. Andaikan kita menyimpan
barang-barang secara asal-asan saja, bisa dipastikan ketika kita
butuh, maka kalangkabutlah mencari itu barang yang entah terselip
disudut mana.
Sayapun
begitu, selalu menaruh barang yang saya anggap penting suatu tempat.
Agar memudahkan pencarian. Udah rapi saja, kadang penyakit lupa
menghinggapi saya. Lah, apa kabarnya kalau saya asal taruh saja
barang-barang penting itu?
Ini pembelajaran yang sangat penting yang
perlu diasah sejak dini bagi anak-anak agar mereka tak kesulitan
mencari barang-barang yang dibutuhkan untuk keperluan sekolah,
misalnya. Jangan sampai, gara-gara mencari kaos kaki yang gak ketauan
rimbanya dimana, jadi terlambat masuk sekolah dan kena hukuman. Duh!
Pun, untuk karyawan/pimpinan juga harus rapi dan telaten menyimpan
file-file penting perusahaan agar tak sembarangan saja, yang
ujung-ujungnya bisa bikin bocor rahasia perusahaan, misalnya. So,
telaten itu menuntun kita untuk rapi dan teliti.
Seperti
tumpukan album-album jadul di bawah ini. Karena masih tersimpan dengan
baik, maka saya bisa melihat foto-foto saya masih kecil dan beragam
kegiatan masa remaja ibu. Meski kertasnya telah mulai usang dan rusak
karena dimakan waktu,.
Kertas album yang mulai terkoyak |
14.
Ibu, Berikan Nutrisi Yang Baik
Selain
mendorong saya untuk menjadi pribadi yang berani tampil didepan umum,
aktif dan mandiri, ibu juga memperhatikan asupan makanan saya. Yang
namanya sayur-mayur, sudah bersahabat baik dengan saya sejak kecil.
Ikan/daging yang lezat dan susu putih plus telur ayam yang nikmat,
sudah ia kenalkan sejak dulu. Ibu, selalu memberikannya. Setiap mau
pergi sekolah, ia mengharuskan saya untuk sarapan, lengkap dengan
susu di meja makan, agar tubuh saya terjaga, bisa menahan lapar dan
konsentrasi di sekolah. Nutrisi saya tercukupi. Walau, ada masa
ketika perekonomian keluarga sedang ngedown, namun, ibu tetap
berusaha memenuhi kebutuhan keluarga sebaik mungkin. Karena dengan
asupan nutrisi yang baik, akan berpengaruh pada kesehatan dan
aktifitas kita.
Syukurlah,
sejak kecil saya sudah direcoki dengan sayur, ikan/daging dan susu.
Karena, banyak lo teman saya yang dari kecil sampai sekarang gak suka
mengkonsumsi sayuran, padahal itu penting sekali. Malah, ada yang
langsung muntah kalau minum susu, karena tidak terbiasa dengan rasa
dan baunya. Teman yang lain lagi, alergi dan gak mau menyantap
ikan/daging. Dan saya..?? Alhamdullilah, saya tak ada masalah dengan
makanan dan minuman lezat itu. So, membiasakan anak sejak dini untuk
mengkonsumsi nutrisi yang tepat, tak bisa diremehkan. Jangan sampai
terlambat.... Bukankah setiap pemimpin harus mempunyai jiwa dan raga yang sehat..? Nah, jiwa dan raga yang sehat itu berasal dari nutrisi yang baik.
15.
Ibu, Hanya Sebentar Saja Berikan Saya Ilmu
Terima
kasih ibu, sudah memberikan begitu banyak hal-hal baik dalam hidup
ini. Sayang, saya hanya bisa mencicipi support dan bimbingan beliau,
hanya sampai umur 13 tahun saja. Karena ibu saya yang tegar ini,
harus mengalah dengan penyakit yang dideritanya. Andai beliau masih
hidup sampai saat ini, mungkin lebih banyak lagi ilmu, pengalaman dan
dorongan tuk jadi pemimpin yang baik yang bisa saya curi darinya.
Karena,
beliau adalah seorang pemimpin bagi guru-guru yang mengajar
disekolah tempat ia bekerja. Pemimpin bagi murid-murid yang menuntut
ilmu di sekolah tersebut. Ya, Ibu adalah seorang Kepala Sekolah.
Terima kasih, ya Alloh, rupanya selama 13 tahun itu, saya sudah
belajar langsung dengan seorang pemimpin sesungguhnya. Pemimpin bagi
saya dan juga pemimpin buat orang lain, meski hanya sebentar....
tag #LombaBlogNUB
Ibu, (pakai jaket) bersama teman-teman gurunya, ketika disekolah |
Ah,
senangnya bisa berbagi cerita tentang pengalaman saya bersama Ibu.
Menjadi seorang pemimpin itu , rupanya sudah kita lakukan sejak kecil
ya, tanpa kita sadari. Sayapun tentu merasakan buah dari kepimpinan ibu. Ya, hal yang baik yang saya dapat dari beliau,
Insya Allah akan saya berikan pada anak-anak saya kelak. Amin..
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
2. Periode dan Pengumuman Lomba:
3. Kriteria Penjurian:
4. Mekanisme Penjurian:
5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
- Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
- Peserta berdomisili di Indonesia
- Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa
2. Periode dan Pengumuman Lomba:
- Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
- Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013
3. Kriteria Penjurian:
- Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
- Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
- Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
- Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang
4. Mekanisme Penjurian:
- Tulisan wajib dipublikasikan di blog pribadi dan di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Wajib membagikan (share) tulisan yang di publikasikan di website Nutrisi Untuk Bangsa di account twitter pribadi, dengan menggunakan tag #LombaBlogNUB.
- Peserta wajib mengirimkan data melalui Form Pendaftaran Lomba Blog.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
- Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
- Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
- Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
- 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)
- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf
Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”
Tags: Blog writing Competition NUB, lomba blog, Lomba Blog NUB, Pemimpin Masa Depan, Tumbuh kembang anak Kategori: Umum
582
10
68
68
Siapa yang tidak bangga jika si kecil bernyanyi dengan percaya diri dalam pesta ulang tahun temannya? Atau melihatnya berinisiatif untuk melakukan permainan bersama teman-teman.
Siapa yang tidak senang melihat ananda dengan semangat mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang berikan guru?
Siapa yang tidak takjub mendengar aneka pertanyaan yang meluncur deras dari mulut buyung dan upik? Sepertinya mereka tidak pernah puas ya…
Siapa yang tidak terharu ketika anak kita membantu teman yang terjatuh dari sepeda?
Perilaku-perilaku anak-anak tersebut menunjukkan sifat kepemimpinan mereka. Tentunya harus kita pupuk agar dapat berkembang maksimal karena merekalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang.
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
- Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
- Peserta berdomisili di Indonesia
- Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa
2. Periode dan Pengumuman Lomba:
- Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
- Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013
3. Kriteria Penjurian:
- Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
- Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
- Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
- Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang
4. Mekanisme Penjurian:
- Tulisan wajib dipublikasikan di blog pribadi dan di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Wajib membagikan (share) tulisan yang di publikasikan di website Nutrisi Untuk Bangsa di account twitter pribadi, dengan menggunakan tag #LombaBlogNUB.
- Peserta wajib mengirimkan data melalui Form Pendaftaran Lomba Blog.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
- Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
- Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
- Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
- 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)
- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf
Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”
Tags: Blog writing Competition NUB, lomba blog, Lomba Blog NUB, Pemimpin Masa Depan, Tumbuh kembang anak Kategori: Umum
582
10
68
68
Siapa yang tidak bangga jika si kecil bernyanyi dengan percaya diri dalam pesta ulang tahun temannya? Atau melihatnya berinisiatif untuk melakukan permainan bersama teman-teman.
Siapa yang tidak senang melihat ananda dengan semangat mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang berikan guru?
Siapa yang tidak takjub mendengar aneka pertanyaan yang meluncur deras dari mulut buyung dan upik? Sepertinya mereka tidak pernah puas ya…
Siapa yang tidak terharu ketika anak kita membantu teman yang terjatuh dari sepeda?
Perilaku-perilaku anak-anak tersebut menunjukkan sifat kepemimpinan mereka. Tentunya harus kita pupuk agar dapat berkembang maksimal karena merekalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang.
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
- Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
- Peserta berdomisili di Indonesia
- Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa
2. Periode dan Pengumuman Lomba:
- Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
- Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013
3. Kriteria Penjurian:
- Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
- Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
- Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
- Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang
4. Mekanisme Penjurian:
- Tulisan wajib dipublikasikan di blog pribadi dan di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Wajib membagikan (share) tulisan yang di publikasikan di website Nutrisi Untuk Bangsa di account twitter pribadi, dengan menggunakan tag #LombaBlogNUB.
- Peserta wajib mengirimkan data melalui Form Pendaftaran Lomba Blog.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
- Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
- Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
- Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
- 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)
- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf
Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”
Tags: Blog writing Competition NUB, lomba blog, Lomba Blog NUB, Pemimpin Masa Depan, Tumbuh kembang anak Kategori: Umum
582
10
68
68
Siapa yang tidak bangga jika si kecil bernyanyi dengan percaya diri dalam pesta ulang tahun temannya? Atau melihatnya berinisiatif untuk melakukan permainan bersama teman-teman.
Siapa yang tidak senang melihat ananda dengan semangat mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang berikan guru?
Siapa yang tidak takjub mendengar aneka pertanyaan yang meluncur deras dari mulut buyung dan upik? Sepertinya mereka tidak pernah puas ya…
Siapa yang tidak terharu ketika anak kita membantu teman yang terjatuh dari sepeda?
Perilaku-perilaku anak-anak tersebut menunjukkan sifat kepemimpinan mereka. Tentunya harus kita pupuk agar dapat berkembang maksimal karena merekalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang.
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
- Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
- Peserta berdomisili di Indonesia
- Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa
2. Periode dan Pengumuman Lomba:
- Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
- Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013
3. Kriteria Penjurian:
- Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
- Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
- Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
- Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang
4. Mekanisme Penjurian:
- Tulisan wajib dipublikasikan di blog pribadi dan di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Wajib membagikan (share) tulisan yang di publikasikan di website Nutrisi Untuk Bangsa di account twitter pribadi, dengan menggunakan tag #LombaBlogNUB.
- Peserta wajib mengirimkan data melalui Form Pendaftaran Lomba Blog.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
- Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
- Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
- Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
- 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)
- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf
Lomba Penulisan Blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”
Tags: Blog writing Competition NUB, lomba blog, Lomba Blog NUB, Pemimpin Masa Depan, Tumbuh kembang anak Kategori: Umum
582
10
68
68
Siapa yang tidak bangga jika si kecil bernyanyi dengan percaya diri dalam pesta ulang tahun temannya? Atau melihatnya berinisiatif untuk melakukan permainan bersama teman-teman.
Siapa yang tidak senang melihat ananda dengan semangat mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang berikan guru?
Siapa yang tidak takjub mendengar aneka pertanyaan yang meluncur deras dari mulut buyung dan upik? Sepertinya mereka tidak pernah puas ya…
Siapa yang tidak terharu ketika anak kita membantu teman yang terjatuh dari sepeda?
Perilaku-perilaku anak-anak tersebut menunjukkan sifat kepemimpinan mereka. Tentunya harus kita pupuk agar dapat berkembang maksimal karena merekalah calon-calon pemimpin di masa yang akan datang.
Untuk meraih itu semua, apa yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan mereka?
Apakah anda punya pengalaman dalam mempersiapkan sang calon pemimpin?
Tuliskan rencana serta persiapan, atau pengalaman pribadi Anda dalam lomba penulisan blog “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”.
Berikut detail lomba penulisan blog:
1. Syarat Umum Lomba:
- Peserta membuat tulisan dengan tema “Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil”. Peserta dapat menuliskan rencana, pilihan, maupun pengalaman dalam mempersiapkan calon pemimpin, atau pengalaman diri sendiri bersama orangtua.
- Peserta berdomisili di Indonesia
- Memiliki blog pribadi dan menjadi member di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Mem-follow channel social media Nutrisi Untuk Bangsa: @Nutrisi_Bangsa dan facebook.com/Nutrisi.Untuk.Bangsa
2. Periode dan Pengumuman Lomba:
- Periode Lomba 5 September 2013 – 21 Oktober 2013
- Pengumuman Lomba 24 Oktober 2013
3. Kriteria Penjurian:
- Judul, isi dan nada pemberitaan sejalan dengan tema lomba
- Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan)
- Gunakan tag #LombaBlogNUB dan tambahkan banner seperti di atas ini pada artikel anda.
- Juri memiliki hak prerogatif untuk menentukan pemenang
4. Mekanisme Penjurian:
- Tulisan wajib dipublikasikan di blog pribadi dan di http://nutrisiuntukbangsa.org
- Wajib membagikan (share) tulisan yang di publikasikan di website Nutrisi Untuk Bangsa di account twitter pribadi, dengan menggunakan tag #LombaBlogNUB.
- Peserta wajib mengirimkan data melalui Form Pendaftaran Lomba Blog.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
5. Hadiah Lomba Penulisan Artikel
- Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) bagi pemenang pertama
- Uang tunai sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah) bagi pemenang kedua
- Uang tunai sebesar Rp 2.000.000 (Dua Juta Rupiah) bagi pemenang ketiga
- 4 hadiah hiburan masing-masing Rp 300.000 (Tiga Ratus Ribu Rupiah)
- See more at: http://nutrisiuntukbangsa.org/lomba-penulisan-blog-peran-ibu-untuk-si-pemimpin-kecil/#sthash.LggCrjES.dpuf
No comments
Hai,
Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..