Boleh Saja LEBARAN Memakai BAJU BARU! Asal ALASANnya Tepat!

Kalau lebaran,.... 

Ya, harus pake baju baru! Sepatu baru, rambut potongan baru, ganti warna gorden sampai cat rumah dan dekorasi rumahpun harus up to date. Begitulah kira-kira euporia lebaran yang sering terjadi di Indonesia.

Setiap tahun, saya melihat, tetangga kanan kiri, depan belakang, selalu berbenah dekorasi rumah. Dari bangun rumah, ganti pagar rumah, bongkar tehel rumah trus diganti yang lebih oke, sampai toples dan taplak mejapun juga harus baru. Wadauuhh! Mentang –mentang dapet THR, hehehehe.. 
 
Namun, tak semua orang atau keluarga selalu mengganti ‘asesoris’ rumah mereka.

Pajangan Baju Baru. (Foto; Koleksis Pribadi)

Tapi, kalau baju baru?
 
Ehm…sepertinya kebanyakan orang atau orang tua membelikan baju baru untuk anaknya, juga untuk diri mereka sendiri. Katanya, sih…...Demi berlebaran. Demi dipuja saudara dan tetangga. Demi terlihat oke. Atau mungkin ada yang demi kelihatan banyak dokunya, yang ujung-ujungnya akan mengarah ke Riya’, atau pamer. Haduuhh!!...


Tapi, …

Ups... Kita juga gak bisa menjudge bahwa semua orang yang kalau lebaran memakai baju baru, bearti mereka sebenarnya mau pamer atau mau dibilang banyak duitnya. Ntar dulu..jangan terlalu su’udzon.

Karena, ada orang yang memakai baju baru, karena memang baju lamanya sudah terlihat usang atau warnanya sudah memudar, meski masih layak dipakai. Namun, karena ingin bertandang kerumah keluarga mertua atau ingin menghormati tamu yang datang, maka dipakailah baju yang baru. 
 
Apalagi, kalau orang tua yang punya anak kecil atau balita. Kan, tubuh mereka masih dalam masa pertumbuhan, tuh, otomatis, baju lebaran tahun lalu atau baju bagus yang biasanya sehari-hari mereka pakai, mungkin sudah tidak pas di badan lagi, sehingga harus diganti baju yang baru. Iya, kan? Gak mungkin dong, demi hemat, atau demi mempertahankan prinsip : “kalau lebaran tak harus baju baru”, lantas membiarkan sang anak memakai baju yang sudah sempit, misalnya. Kan gak tega juga melihatnya.

Pun, bagi wanita yang sedang hamil. Mereka juga tentunya akan memakai baju baru dengan ukuran yang lebih besar dari baju-baju sebelumnya, karena bagian perut yang juga ikut membesar. Tentu, baju barulah yang dipakai.

Selain itu, barangkali saja, ada keluarga yang suka menyumbang baju –baju terbaik mereka ke panti asuhan atau kepada orang tidak mampu. Sehingga ketika lebaran datang, mungkin saja baju terbaik mereka yang harusnya masih bisa dipakai ketika lebaran, ikut tersumbang. Hingga, harus membeli baju yang "bau" toko. 
 
Apalagi, ketika musim hari raya, banyak orang tua yang mendapatkan baju dari anak atau keluarga yang merantau jauh. Hingga, merasa tak enak kalau baju pemberiaan buah hatinya tak dipakai. Sudah capek-capek dibeliin, dibawa menyebrang pulau, eh, pas hari raya, kok, gak di pake. Nah, biasanya untuk tidak mengecewakan pemberian baju oleh-oleh tadi, orang tua kitapun akhirnya memakai baju baru. Walau sebenarnya mungkin tak ada niat untuk berlebaran dengan baju baru.

Nah, sayapun begitu….

Setiap pulang kampung, selalu rajin memberikan oleh-oleh baju baru untuk keluarga dan ponakan. Maklum, saya jarang bertemu dengan mereka. Jadi, tak ada salahnya kalau menyenangkan mereka dengan tentengan baju baru. Meski sebenarnya, kalau pulang kampung bukan dalam suasana ramadhan atau jelang lebaranpun, saya tetap membawa oleh-oleh baju baru, apalagi buat ponakan. Namun, kebetulan saja seringnya moment lebaran saya pulkamnya.
 
Manekin berbalut baju baru.(Foto:Koleksi Pribadi)


Ssssttt... terkadang, keluarga tidak tau, meski saya bawa oleh-oleh baju baru buat mereka, tapi ketika lebaran dikampung bersama mereka, bukanlah baju baru yang saya kenakan ditubuh. Melainkan baju yang setahun atau dua tahun lalu saya membelinya. Namun, masih dalam kondisi yang baik, Karena, kebetulan baju tersebut jarang saya pakai dan selama ini hanya ngetem dengan betahnya didalam lemari kamar kos saya, hehehe. Saya tak maruk, kok. Senang saya melihat keponakan memakai baju baru, meski tantenya tetap setia dengan baju yang lama, hehehhe……Asal keluarga senang.. Begitulah prinsip saya….

So, menurut saya…..boleh – boleh saja berbaju baru ketika lebaran. Asal alasannya teapt dan masuk akal. Bukan hanya untuk pamer dan mengikuti tradisi yang entah siapa yang pertama kali memulainya. Jangan pula tradisi ini dijadikan patokan prioritas utama tuk memeriahkan lebaran. Tak perlu malu dan gengsi kalau tak berbaju baru di hari yang fitri itu. Emang, orang lain tau baju yang kita kenakan adalah baju baru atau bukan? Enggak tau kan mereka. Asal baju kita terlihat masih 'kinclong' dan rapi aja, mungkin orang menggangapnya itu adalah baju baru ? #tipumatayangpositif, hehehe

Dalam Al Qur’an pun, tak ada kok penjelasan yang mengatakan bahwa kalau lebaran harus baju baru. Namun, hati dan sikap kitalah yang harus baru. Meninggalkan kebiasaan lama yang tak baik seiring dengan datangnya hari kemenangan. 
 
Selamat sambut lebaran…Dua minggu lagi, euy.....

No comments

Hai,

Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..