Selalu
memberikan motivasi pada setiap orang, namun ogah disebut motivator..
Yahh....,
itulah Iwan Setyawan, penulis Novel laris 9 Summer 10 Autumns..
Meski
sudah kesekian kalinya ia berbicara di depan orang banyak yang
menebarkan virus perjuangannya dari nol hingga …aahhh…hingga…..
dahsyat dah pokoknya. Namun,
sampai siang tadipun, lelaki asal kota Batu, Malang yang pernah
bekerja 9 tahun di Newyork dengan jabatan direktur sebuah perusahaan
riset inipun, tetap mengelak kalau dirinya bukanlah sang motivator,
hanya sharing sharingan aja. Gitu deh pengakuannya kira-kira, hihihi...
Namun,
sharing yang ia hadirkan bukan sembarang sharing. Sharing yang
bermutu, smart dan gak saklek. Diselingi dengan humor plus
pembawaannya yang supel dan gak kaku, selalu memberikan keceriaan
bagi siapa saya yang mendengarnya. Termasuk saya. Meski
sudah tiga kali ini mendapat suntikan motivasi darinya, namun saya
tak pernah bosan. Mau dia ngomong berkali-kali juga tentang kisah
hidupnya, saya pantengin deh. Serius, lo.!
Nah,
ngomongin soal tulis menulis...
"Menulis
itu antara Me and My Self..", begitu
awal ia membuka sharingnya ditengah wanita-wanita yang "doyan nulis" siang itu. Dari
buku, bisa menyembuhkan kepedihan dan kegelisahan. Bisa memberi
literatur.
Meski awalnya ia tak terlalu suka novel, karena baginya itu hanya tulisan yang dikarang orang belaka. (Emang sih, mas....tapi kan ada hikmah dan pesan moral yang disampaikan,..hehehe..) Tapi itu dulu ya... sekarang Mas Iwan sudah tau akan hal itu. Malah menelurkan dua novel.
9
Summers 10 Autumns, novel best seller ditahun 2011. Novel yang
mengisahkan kehidupan seorang anak sopir angkot, yang akhirnya bisa
bekerja di Newyork, jadi Direktur lagi,. Itulah kisah nyata pria yang
saya bahas dalam blog ini.
Wong batu yang tak mau disebut motivator |
Setelah
sukses dengan novel pertama yang diangkat dari kisah nyatanya
sendiri, ia pun menulis kembali karya yang luar biasa berjudul '
Ibuk", juga
diangkat dari kisahnya tantang wanita hebat yang telah membesarkan
dan mendidiknya. Loh, ketagihan toh, mas..wkwkwkwkw
Ya,
gara-gara sudah doyan menulis, ia jadi suka kalau melihat orang yang
kemana-mama bawa dan baca buku.
"Anak
muda yang makan dipecel lele sambil nungguin masakannya datang,
sambil baca buku itu, sexy!"
"ABG
yang jalan -jalan ke mall bawa buku, itu HOT!"
Begitu
penilaiannya terhadap orang yang suka membaca buku. Apalagi ,
anak muda jaman sekarang mah maleskan baca buku. Yang ada juga nge-mall gak jelas, hehehe..
Awalnya
pria lulusan ITB ini, takut kalau bukunya banyak dibaca orang, maka
semuanya akan tau bagaimana kehidupannya dulu. Kesusahannya,
perjuangannya dan "rahasia keluarganya". Namun,
karena dorongan dari sang ibu yang bilang " Wan, kalau nanti
ada banyak anak sopir angkot yang membaca bukumu, itu tentu akan
memberi motivasi buat yang lain juga". Nah,
karena kalimat itulah, ia akhirnya tak ragu tuk segera menerbitkan
novelnya, yang ternyata jadi best seller euy..Buah perjuangan ya.
Kerennya...
Bagi
Iwan, menulis itu bukan untuk diri sendiri tapi juga untuk orang
lain. Salah satunya untuk keponakannya yang banyak, hehehe... "Saya
menulis novel itu sebenarnya untuk menampar keponakan-keponakan saya,
agar mereka tau perjuangan kelurganya dulu seperti apa. Bukan hanya
tau "Oh, om Iwan kerja di Newyork, mamah ngambil S2, si ini-itu
bekerja, disini semua sarjana. Seolah-olah tak ada perjuangan dan
kesulitan dibalik itu semua", itu alasan Iwan.
Apalagi, laki-laki berperawakan imut ini tak punya foto masa kecil atau foto keluarga.
Yah, keadaan keluarganya waktu itu boro-boro memikirkan tuk foto
studio atau beli gulungan fuji film tuk jeprat-jepret kayak kita
sekarang. Nah,
karena tak punya dokumentasi masa lalu itulah, maka ia ingin
membuatnya dalam bentuk lain. Ya, dalam bentuk buku/novel. Dan karya
itu akan bisa kita kenang sampai 5 hingga 10 tahun lagi, bahkan
sampai seratus tahun lagi.
Buku
bisa membuat hidup lebih bermakna. Maka, kalau kita tak bisa
memberikan uang atau materi kepada ornag lain, maka dengan
bercerita, kita sama aja sudah memberi sesuatu utk orang lain. Begitu
pendapat mas Iwan.
Menulis
itu sama dengan menyelesaikan sesuatu yang terpendam yang ada dalam
hati, jiwa kita.
"Kreatifitas
yang terlahir dari jiwa yang gelisah dari
kesunyian atau dari jiwa yang sunyi, itulah karya yang luar biasa"
"Pahitnya
hidup bisa menjadi motivasi tuk maju. Semakin diremehkan semakin
tambah semangat tuk maju", katanya berapi-api. Untung gak
kebakaran oi, hehehehe..
Betul
Bung Iwan !! Saya stujuuuhhh sekali,.....
Nah,
Setelah kita bisa menuntaskan suatu buku atau karya, raihlah level
selanjutnya. Take it to the next level. Atau, raihlah ilmu tentang
kepenulisan yang lebih dalam lagi. Begitulah nasehat mas Iwan dengan
penuh semangatnya. Kita yang mendengar juga semangat dan terpaku.
So,
untuk menjadi orang suskes ..sekali lagi ia mengatakan, Tak
harus kerja di Newyork, seperti orang menilainya selama ini. Karena
baginya sukses adalah seberapa banyak perjuangan yang telah kita
lakukan. Soal hasil akhir, biarlah lihat apa yang terjadi.
"Mengerti
ketidak sempurnaan hidup akan menyempurnakan hidup kita"
Oh....
Kalimat-kalimat
fantastis yang saya tuliskan dihalaman ini, semuanya berasal dari
mulut seorang pria hebat yang bersahaja ini. Yang siang tadi
memberikan suntikan ilmu, pengalaman, dan motivasi kepada
sekitar 50 wanita-wanita yang menyukai dunia tulis menulis, di Writing
clinic yang diadakan oleh majalah wanita keren, Femina. Kisahnya
silahkan baca disini
ya.
Luar
biasa....!!!
Ini
deh... , saya mesti tulis lagi ah...
Wong batu yang gak mau ngaku kalau dirinya motivator. Dan cuma ngaku penyebar virus positif ajah..
Baiklah Mas Iwan. Semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi. Supaya aku bisa mendapatkan kalimat-kalimat inspiring yang indah, yang bisa aku tuliskan dalam laman symphonyku ini...
See..u...
Wong batu yang gak mau ngaku kalau dirinya motivator. Dan cuma ngaku penyebar virus positif ajah..
Baiklah Mas Iwan. Semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi. Supaya aku bisa mendapatkan kalimat-kalimat inspiring yang indah, yang bisa aku tuliskan dalam laman symphonyku ini...
See..u...
No comments
Hai,
Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..