Happy Wedding Wiwid & Tius. |
Wiwid, menikah Minggu, 27 Des 2015, di Graha Setyowati, Sukoharjo, Solo, setelah paginya dilakukan pemberkatan di Gereja. Dia memang wong Solo, tinggal di Solo, keluarganya juga masih menetap di Solo. Cuma doi merantau dan kerja di Jakarta, maka ketemulah dengan saya karena satu kantor, hehehhe. Saya dan Wiwid, satu angkatan ketika masuk ke perusahaan tempat kami mengais rezeki ini. Hampir 6 tahun kami berteman dan merasakan asam, manis, pahit kehidupan. Baik kehidupan pribadi maupun kehidupan kantor, hihihi... Makanya, kalau saya gak hadir ke pesta pernikahannya, ntar dibilang pengkhianat, durhaka, atau temen macam apa akoohh ..?
Nah, laki-laki yang berhasil menarik hatinya adalah Tius. Kenalnya sih, karena sekantor juga. Kang Mas Tius bekerja di bagian HRD, MbakYu Wiwid di bagian redaksi, sama kayak saya. Nah, karena Wiwid sering main ke HRD, suka nanya-nanyain soal slip gaji, nanyain jatah duit kesehatan, dsb, jadi akrab deh sama mas Tius. Trus, karena mata mereka sering beradu pandang, jadi saling jatuh cinta gitu deh, hehehe...
Tapi sekarang, Tius sudah resign dari kantor kami, dan bekerja menjadi guru di salah satu SMU terkenal dan elit di Jakarta. Tapi, meski kantornya sekarang sudah rada jauh, tapi kang Tius, tetap memilih ngekost di dekat area kantor kami juga, karena dia gak mau jauh-jauh dari Wiwid kali ye. Biar hemat ongkos kalau mau ngapel atau kencan. Biasa, ini mah emang modus cowok banget...hahhaha
Nah, karena pernikahannya garden party dan malam hari, jadi beberapa objek cantik di Graha Setyowati ini, tak nampak jelas di kamera handphone saya (tapi gak tau kalau di kamera mahal ya, heheh), karena suasananya remang-remang syahdu gitu. Rencananya sih, mau datang lebih awal, di bawah jam 6 sore gitu, supaya bisa foto-foto cantik di beberapa spot, di pinggir kolam salah satunya. Cuma apalah daya, karena kelamaan di salon buat make up, jadi molor deh nyampe di TKP. Untunglah, ada Neng Dyta, yang datangnya lebih duluan dan berhasil mengabadikan pelaminan saat masih sore. Jadi suasana backgroundnya yang cantiknya masih terlihat jelas.
Tapi sekarang, Tius sudah resign dari kantor kami, dan bekerja menjadi guru di salah satu SMU terkenal dan elit di Jakarta. Tapi, meski kantornya sekarang sudah rada jauh, tapi kang Tius, tetap memilih ngekost di dekat area kantor kami juga, karena dia gak mau jauh-jauh dari Wiwid kali ye. Biar hemat ongkos kalau mau ngapel atau kencan. Biasa, ini mah emang modus cowok banget...hahhaha
Nah, karena pernikahannya garden party dan malam hari, jadi beberapa objek cantik di Graha Setyowati ini, tak nampak jelas di kamera handphone saya (tapi gak tau kalau di kamera mahal ya, heheh), karena suasananya remang-remang syahdu gitu. Rencananya sih, mau datang lebih awal, di bawah jam 6 sore gitu, supaya bisa foto-foto cantik di beberapa spot, di pinggir kolam salah satunya. Cuma apalah daya, karena kelamaan di salon buat make up, jadi molor deh nyampe di TKP. Untunglah, ada Neng Dyta, yang datangnya lebih duluan dan berhasil mengabadikan pelaminan saat masih sore. Jadi suasana backgroundnya yang cantiknya masih terlihat jelas.
Suasana party saat sore, hasil jepretan Dyta. |
Dyta ini, dulunya teman sekantor saya dan Wiwid. Waktu kita masih sekantor, sering banget menghabiskan waktu atau kumpul bareng. Temen satu geng gitu ceritanya, hahahaha....
Selain Dyta, ada juga Franto, Oci, dan Don, mantan teman sekantor yang juga datang. Don, kebetulan didapuk jadi MC di malam itu. Ada pula Sherly, temen Wiwid masa kuliah, yang satu hotel sama saya dan Oci, jadi kita barengan menuju ke tempat pernikahan Wiwid.
Saat tiba di lokasi pesta, terlihat beberapa meja makan yang dihiasi dengan pernak-perniknya. Ada patung wayang misalnya, berdiri di tengah hidangan meja. Area untuk tamu yang ingin foto booth pun disediakan. Pada dinding booth, ada foto pre wedding sang pengantin. Ada pula miniatur sepeda dan sangkar burung putih. Sayangnya, karena malam, pencahayaan di area foto booth jadi tidak maksimal. Berkali-kali saya berfoto, hasilnya gelap atau temaram :(( Di bawah ini gambar foto boothnya..
Sementara itu, beberapa tamu undangan mencari spot masing-masing yang mereka anggap asik. Paling banyak sih berkumpul di area pinggir kolam sambil menikmati kilau air kolam yang tertimpa sinar lampu.
Di tengah acara, selain ada keseruan lempar bunga, ada pula pelepasan balon-balon putih ke angkasa oleh sang pengantin. Ealah, pas tali balon dilepaskan, balonnya bukannya terbang ke udara, malah nyangkut di pohon kelapa, ihihihhi.. Yang melihat pun tertawa. Ya gak papa, mungkin balonnya masih betah berdekatan sama pengantin, hehehe....
Selain Dyta, ada juga Franto, Oci, dan Don, mantan teman sekantor yang juga datang. Don, kebetulan didapuk jadi MC di malam itu. Ada pula Sherly, temen Wiwid masa kuliah, yang satu hotel sama saya dan Oci, jadi kita barengan menuju ke tempat pernikahan Wiwid.
Saat tiba di lokasi pesta, terlihat beberapa meja makan yang dihiasi dengan pernak-perniknya. Ada patung wayang misalnya, berdiri di tengah hidangan meja. Area untuk tamu yang ingin foto booth pun disediakan. Pada dinding booth, ada foto pre wedding sang pengantin. Ada pula miniatur sepeda dan sangkar burung putih. Sayangnya, karena malam, pencahayaan di area foto booth jadi tidak maksimal. Berkali-kali saya berfoto, hasilnya gelap atau temaram :(( Di bawah ini gambar foto boothnya..
Sementara itu, beberapa tamu undangan mencari spot masing-masing yang mereka anggap asik. Paling banyak sih berkumpul di area pinggir kolam sambil menikmati kilau air kolam yang tertimpa sinar lampu.
Di tengah acara, selain ada keseruan lempar bunga, ada pula pelepasan balon-balon putih ke angkasa oleh sang pengantin. Ealah, pas tali balon dilepaskan, balonnya bukannya terbang ke udara, malah nyangkut di pohon kelapa, ihihihhi.. Yang melihat pun tertawa. Ya gak papa, mungkin balonnya masih betah berdekatan sama pengantin, hehehe....
Asik deh datang ke pernikahan dengan suasana garden party gitu. Untunglah gak hujan. Cuaca bagus bingit. Tamu banyak yang datang. Selama pesta berlangsung, sesekali saya melipir ke arah kolam, mencari spot untuk selfie, ternyata hasilnya gelap semuah, hihihi. Tapi gak papa, yang penting bisa melihat Jeng Wiwid bersanding dengan Tius di pelaminan. Selain itu, saya pun bisa bertemu dengan orang tua Wiwid dan adik-adiknya, Rosita dan Deby.
Semoga Langgeng dan bahagia ya pernikahan kalian, wahai Tius dan Wiwid.
Semoga Langgeng dan bahagia ya pernikahan kalian, wahai Tius dan Wiwid.
Wiwid, bersama keluarganya. |
***********
Untuk kedua kalinya saya ke Solo sejak 9 tahun lalu. Lama ya....hahahha.. Waktu itu, datang ke Solo dari Jakarta dalam rangka liputan alias kerja. Jadi biaya akomodasi dan transportasi gratis semuaaah, ditanggung kantor. Dan, kali ini kunjungan kedua ke Solo, biaya sendiri, hihihi. Kerasa juga ya, kerasa serunya gitu, wkwkwkw....
Tahun 2006 lalu, Bandara Adi Sumarmo masih satu lantai dan kecil. Sekarang...hmm....sudah dua lantai dan bertaraf internasional pula. Kaget juga euy melihat penampakannya yang bling-bling cetar pas turun dari pesawat di malam hari. Terlihat mewah.
Ternyata juga, setelah sedikit banyak menelusuri kota Solo, lumayan luas juga ya untuk ukuran kota atau kotamadya, yang masih berada di bawah provinsi Jawa Tengah itu. Dulu, kayaknya kecil. Ternyata baru ngeh, waktu liputan dulu, saya gak terlalu muter-muterin Solo. Langsung ke TKP, hanya jalan-jalan dikit (ke Pasar Klewer yang belum terbakar, Keraton dan Sungai Bengawan Solo) trus pulang. Soalnya, misinya saat itu adalah kerja, bukan jalan-jalan.
Nah, kali ini kedatangan saya ke Solo, selain untuk ke nikahan Wiwid, ya untuk jalan-jalan. Karena jalan-jalan itulah, makanya, bagi saya kota ini ya termasuk lumayan luas. Tapi, jangan dibandingin dengan Jakarta dong luasnya, ya Solo tentu kalah.. :)
Dua hari di Solo, saya baru merasakan, kalau Kota Solo minim transportasi umum/angkot dan hampir gak ada yang namanya ojek, kecuali di terminal. Kalaupun ada mikrolet, lama nunggunya dan kondisinya sudah aduhai aduh..duh..duh...Begitu juga dengan Solo Batik Trans (seperti Trans Jakarta gitu), lama juga menunggunya, dan tak semua kawasan dilalui bus ini.
Tapi, Solo bertabur taxi dan becak.... uhuy..senangnya ngerasain naik becak lagi, setelah sekian lama tidak.. Dan kalau naik taxi, tarifnya minimal 25 ribu. Jadi, biarpun argonya tertera 12 ribuan, kita kudu tetep bayar 25 rebong Tapi, kalau tujuan ke bandara, taxinya langsung mematok harga 80 ribuan, karena taxinya kena cash juga di bandara, makanya biayanya mahal. Begitu sih kalau dari penjelasan sopir taxinya.
Ada 6 perusahaan atau merk taxi di Solo. Satu perusahaan bisa punya 100-400 armada, lho. Gak heran kalau taxi bertaburan di kota Surakarta ini. Oh ya, taxi di kota ini, modelnya Avanza semua alias gede-gede. Walau masih ada juga sih taxi yang berbentuk sedan. Nah, kalau di Jakarta, baru-baru ini saja bermunculan taxi Avanza, tapi kalau di Solo, sudah lama, tepatnya sejak jaman Pak Jokowi menjadi Walikota.
Trus...selain bertabur taxi, Solo juga bertabur hotel. Jumlahnya ada kali sekitar 80an. Kalau Solo kota kecil, ya gak mungkin punya hotel sebanyak itu. Dari hotel/penginapan murah, standar, hingga berbintang kejora, bisa ditemui. Ini juga menandakan bahwa pembangunan Solo berkembang pesat. Saat ke sana, saya mendapat informasi semua hotel di Solo, rata-rata penuh. Maklum, lagi musim liburan, untunglah hotel tempat saya menginap sudah di booking duluan. Ini juga menunjukkan bahwa kota ini sudah berhasil menarik perhatian wisatawan asing maupun domestik untuk berkunjung.
Dan di kota ini, tak heran juga ya kalau bertaburan kampung batik, museum batik dan gerai/outlet batik-batik yang asli, murah meriah cantik...:)) Ada batik SOGA, Krisna dan Omah Laweyan yang terkenal ituh, hehehe.
Tahun 2006 lalu, Bandara Adi Sumarmo masih satu lantai dan kecil. Sekarang...hmm....sudah dua lantai dan bertaraf internasional pula. Kaget juga euy melihat penampakannya yang bling-bling cetar pas turun dari pesawat di malam hari. Terlihat mewah.
Ternyata juga, setelah sedikit banyak menelusuri kota Solo, lumayan luas juga ya untuk ukuran kota atau kotamadya, yang masih berada di bawah provinsi Jawa Tengah itu. Dulu, kayaknya kecil. Ternyata baru ngeh, waktu liputan dulu, saya gak terlalu muter-muterin Solo. Langsung ke TKP, hanya jalan-jalan dikit (ke Pasar Klewer yang belum terbakar, Keraton dan Sungai Bengawan Solo) trus pulang. Soalnya, misinya saat itu adalah kerja, bukan jalan-jalan.
Nah, kali ini kedatangan saya ke Solo, selain untuk ke nikahan Wiwid, ya untuk jalan-jalan. Karena jalan-jalan itulah, makanya, bagi saya kota ini ya termasuk lumayan luas. Tapi, jangan dibandingin dengan Jakarta dong luasnya, ya Solo tentu kalah.. :)
Kota Solo (foto dari sini) |
Dua hari di Solo, saya baru merasakan, kalau Kota Solo minim transportasi umum/angkot dan hampir gak ada yang namanya ojek, kecuali di terminal. Kalaupun ada mikrolet, lama nunggunya dan kondisinya sudah aduhai aduh..duh..duh...Begitu juga dengan Solo Batik Trans (seperti Trans Jakarta gitu), lama juga menunggunya, dan tak semua kawasan dilalui bus ini.
Tapi, Solo bertabur taxi dan becak.... uhuy..senangnya ngerasain naik becak lagi, setelah sekian lama tidak.. Dan kalau naik taxi, tarifnya minimal 25 ribu. Jadi, biarpun argonya tertera 12 ribuan, kita kudu tetep bayar 25 rebong Tapi, kalau tujuan ke bandara, taxinya langsung mematok harga 80 ribuan, karena taxinya kena cash juga di bandara, makanya biayanya mahal. Begitu sih kalau dari penjelasan sopir taxinya.
Ada 6 perusahaan atau merk taxi di Solo. Satu perusahaan bisa punya 100-400 armada, lho. Gak heran kalau taxi bertaburan di kota Surakarta ini. Oh ya, taxi di kota ini, modelnya Avanza semua alias gede-gede. Walau masih ada juga sih taxi yang berbentuk sedan. Nah, kalau di Jakarta, baru-baru ini saja bermunculan taxi Avanza, tapi kalau di Solo, sudah lama, tepatnya sejak jaman Pak Jokowi menjadi Walikota.
Trus...selain bertabur taxi, Solo juga bertabur hotel. Jumlahnya ada kali sekitar 80an. Kalau Solo kota kecil, ya gak mungkin punya hotel sebanyak itu. Dari hotel/penginapan murah, standar, hingga berbintang kejora, bisa ditemui. Ini juga menandakan bahwa pembangunan Solo berkembang pesat. Saat ke sana, saya mendapat informasi semua hotel di Solo, rata-rata penuh. Maklum, lagi musim liburan, untunglah hotel tempat saya menginap sudah di booking duluan. Ini juga menunjukkan bahwa kota ini sudah berhasil menarik perhatian wisatawan asing maupun domestik untuk berkunjung.
Dan di kota ini, tak heran juga ya kalau bertaburan kampung batik, museum batik dan gerai/outlet batik-batik yang asli, murah meriah cantik...:)) Ada batik SOGA, Krisna dan Omah Laweyan yang terkenal ituh, hehehe.
Kalau kulinernya, saya baru sempat mampir ke Pasar Gading, makan soto gading yang terkenal di sana. Sedangkan, mencicipi bakso Alex yang juga terkenal di Solo, belum tercapai. Trus, waktu pulang dari pesta nikahan Wiwid, kita sempat nongkrong ke Cafe Tiga Tjeret yang ada di Jl. Ronggowarsito no. 97, Ngarsopuro. Udah deh, itu doang wisata kulinernya. Selebihnya, cari makan di dekat-dekat area Hotel Grand Orchid dan Hotel Zaen Syariah, tempat saya menginap, hehehe...
Tapi, kalau ke Keraton Kasunan Surakarta dan Pasar Klewer, ya wajib dikunjungi, meski saya sudah pernah kesana sebelumnya. Btw, Pasar Klewer yang saya kunjungi dekat keraton, owalah kok sekarang kecil, ya. Beruntunglah saya sempet mencicipi Pasar Klewer yang belum terbakar, 9 tahun lalu, jadi tahu betapa luasnya pasar ini, dua tingkat ya atau 3 tingkat malah dulunya..:))
Ehmmm, masih pengen sih saya ke Solo lagi, trus lanjut ke Jogya dengan kereta Prameks, keinginan yang belum tercapai. Mungkin tahun depan kali ye, semoga kecapaian. Amin....
Tapi, kalau ke Keraton Kasunan Surakarta dan Pasar Klewer, ya wajib dikunjungi, meski saya sudah pernah kesana sebelumnya. Btw, Pasar Klewer yang saya kunjungi dekat keraton, owalah kok sekarang kecil, ya. Beruntunglah saya sempet mencicipi Pasar Klewer yang belum terbakar, 9 tahun lalu, jadi tahu betapa luasnya pasar ini, dua tingkat ya atau 3 tingkat malah dulunya..:))
Ehmmm, masih pengen sih saya ke Solo lagi, trus lanjut ke Jogya dengan kereta Prameks, keinginan yang belum tercapai. Mungkin tahun depan kali ye, semoga kecapaian. Amin....
Web mbk ternyata kamu me solo..
ReplyDeleteyoi mas..dirimu tinggal di Solo ya..?
Deleteselamat tahun baru dan selamat hari pernikahan sohibnya mb, semoga di tahun ini bisa menjadi baraqah :)
ReplyDeleteAmin...Selamat tahun baru juga mas Mukhlis...salam buat keluarga
Deleteaminmb, semoga sukses, dan salam juga buat keluarga disana :)
Deletehappy wedding bwt wiwid dan tius...
ReplyDeleteand turut prihatin sm pasar klewer, iyak dlu mah luas,
Terima kasih ucapannya mbak Inda..:))
Deletebtw, iya euy sayang banget Pasar Klewer yang bertabur batik ituh, semoga tidak terjadi musibah lagi...:) Amin..
happy new year mbak eka.
ReplyDeleteHappy new year juga mba Lidya..sekses untuk kita semua ya...:))
DeleteAamiin..semoga apa yang ditargetkan bisa dicapai semua di tahun ini.. btw solo emang kota yang ngangenin ya hehe
ReplyDeleteAmin. yoih...pengen balik lagi ke SOlo, belum puas ngelelilinginya, dan pengen mampir lagi ke kampung batik, hehehe
DeleteTempat resepsinya meuni lucu banget
ReplyDeletehoo.ohh... Gusty pengen..?hehehe
DeleteBerkah, berkaaaah untuk kita semua yaaaa
ReplyDeletebukanbocahbiasa(dot)com
Aminn mbak Nurul... berkah buat semuaya dalam segala hal ya,..:))
DeleteSelamat tahun 2016, pokoknya sukses untuk kita semua hahhahahhah
ReplyDeleteSama-sama Rullah... sukses juga buat kamu dan jalan-jalannya bersama si sepeda setia, hehehe
Deleteasik banget ya kalo tahun baru bisa liburan keluar kota :)
ReplyDeletesaya masih dirumah aja mba.hehe
selamat tahun baru ya
Saya juga malam tahun baruan di rumah wae mas, ini jalan-jalannya di penghujung tahun doang, jelang akhir desember, hhehe
Deletehehe, gitu ya mba, iya sih akhir tahun nya tanggung juga soalnya bertepatan hari jumat. jadi mending tabrak hari sabtunya aja sekalian buat liburan.hehe
DeletePas banget ya tahun baruan ke luar kota :D
ReplyDeletegak pas di malam tahun barunya benar mas, sekitar 4 hari sebelum tahun baruan. Pas malam tahun baru, sdh ada di kandang lagi hehehe
Deleteaiiiih, kalo liat pesta pernikahan bawaannya jadi pengen cepet2 nyusul :)
ReplyDeletenyusul kemana Rul...?? hihihih
DeleteCinta lokasi bersemi sampai keperaduan. Duh hai indahnya.
ReplyDeleteKota solo memang minim transportasi ,becak itu mungkin lebih dominan.
Harus punya motor sendiri biar hemat pengeluaran.
cuit-cuit buat pengantinnya ya..:)
DeleteHo oh, di Solo jarang terlihat orang berjalan kaki, kecuali saya dan temen saya, wkwkwkw... semuanya pake motor, kalau gak ya naik becak atau taxi...hehee
Hallo Mba Eka...
ReplyDeleteTernyata kota Solo sangat nyaman untuk dikunjungi yah...
BTW titip salam bagi yang sudah menempuh hidup baru... :D
iya, pengen ke Solo lagi, belum ditelusuri habes, hehehe...
DeleteYo, ntar disalamin buat pengantinnya, moga dia juga baca komen kamu, hehehe
Selamat tahun baru ya mbak :)
ReplyDeleteBatik Trans nya kerenz juga ya mbak.
semoga temannya jadi keluarga yang sakinah ya mbak.
Selamat menapaki tahun baru juga, Nandira
DeleteIta, Batik transnya juga bagus dan nyaman,karena masih baru kali ya, meski kadang lama nunggunya.
Iya semoga terkabul doa utk pengantinnya, hehehe
wah, konsep nikahan yang sedikit beresiko diselenggarakan di musim hujan yaa.... takut aja kalau lagi pesta gitu tiba tiba hujan deras. Hadeh, rempong entar.....
ReplyDeleteiyah..Alhamdullilah cuaca merona syahdu, angin sepoi-sepoi manja, tak terhempas karena hujan salju, hehehe
Deleteselamat tahun baru...semoga di tahun ini banyak rezekinya..amiien...
ReplyDeleteAmin mbak Dwi...selamat juga sudah punya dedek baru ya...semoga lancar juga rezekinya;;)
DeleteAmiien Ya Allah..makasih mbak Eka :)
Deletehappy wedding
ReplyDeleteHappy Wedding yaa, Semoga langgeng terus :) Salam kenal aja
ReplyDeletesalam kenal kembali ::))
Deletejadi pengen main kesolo :(
ReplyDeleteaku juga pengen lagi..:))
DeleteHi hi mba Eka. This is me. Asep Pontianak Blogger. Eheihiehie Mohon mangap eh maaf baru hadir di blog mba. Maklum lah ngurus keluarga dan bisnis juga kerjaan. Hiehiehiehie. Alasan aja sih saya ini. Wahaahaha. Senang rasanya bias eh bisa kembali di blog mba ku yang cantik ini. Tetap semangad menulis ya mba, Semangat berbagi kebaikan dengan Menulis. Saya lost contact BBM nya nih hiheihiee.
ReplyDeleteHai kang Asep pa kabar, kita ketemu lagi, hehehe.. lain deh yang orang sibuk, hehee...
Deletesudah lama gak maen disini,,,, :D dikira tadi mba nya yang nikah ternyata temennya..
ReplyDeleteHei Irwin.....ah masak sudah lama gak ke sini? hehehe...pa kabar? :;))
DeleteSy blm pernah ke Solo :)
ReplyDeleteyuk, ke Solo mbak...hehehe aku juga kesini karena ada sesuatu mbak, kalau gak, ya mungkin gak pernah juga aku ke Solo, hehehe
DeleteDuh jalan-jalannya emang enak banget ya, apalagi keliling dan merasakan kuliner solonya itu yang bikin gue pengen ke Solo hehehe
ReplyDeleteWah,Salman jago nih kayaknya ya mana kuliner Solo yang mantap, hehehe
Deletekeren banget dekorasi garden party-nya
ReplyDeleteyoih, garden party tuh menariknya tuh disitu emang mas, hehehe
Delete