Usai menamatkan studi strata satu beberapa tahun lalu, saya bekerja di perusahaan yang baru berdiri. Lokasinya di salahsatu kabupaten pemekaran, di pulau Sumatera. Karena tinggal di daerah kecil itulah, saya dibilang pegawai kampung oleh teman sekolah dulu. Ya, saya memang kerja di kampung, dengan sarana dan fasilitas kampung yang belum memadai.
Jangan
tanya gajinya. Sungguh tak pantas disandingkan dengan gelar
sarjana
yang saya miliki. Tapi, saat itu saya berprinsip, yang penting kerja dulu,
siapa tahu dapat hal berharga di sana. Saya pun memaklumi, kalau perusahaan
masih merangkak dan keuangan belum kuat.
Jadi,
tak mungkin membayar karyawan dengan gaji yang layak. Jangankan bisa
menikmati sofa kantor yang empuk dengan hidangan kopi hangat di atas
meja, OB pun tak ada.
Terus, siapa yang
membersihkan kantor? Kami, para karyawan yang berjumlah beberapa orang itulah
yang merangkap sebagai OB. Jadwal piket kami diatur, agar saat tiba di kantor
semua kebagian menyapu, cuci piring, beres-beres, fotocopy di pasar, membelikan makan siang bos
besar, dan lain-lain.
Itu baru soal sumbang tenaga, belum lagi harus
menghadapi tekanan dari sang manager. Tiada hari tanpa mendengarkan
kemarahannya. Dengan gaji segitu, kami harus mengalami tekanan yang
luar biasa.
Terus, kenapa saya tetap bertahan
di sana ?
Saya ingin mencari pengalaman,
dan tak mau memilih-milih pekerjaan. Ketika ada tawaran datang,
kenapa tak diambil? Daripada bengong di rumah dan cuma bisa minta duit sama
orang tua. Betul tidak?
Selain itu, ada satu hal berharga yang saya
dapatkan di tempat itu: ILMU.
Ya, meski manager kami galak,
tapi ia sangat berpengalaman dalam bidang yang kelak akan saya
tekuni itu. Ia tak pelit membagi ilmunya. Rasanya, pengetahuan yang saya
dapatkan, tak bisa dibayar dengan apa pun. Di balik kegarangannya, ia
justru membuka jalan untuk saya. Berkat ilmu yang didapatkan dari
beliau itulah, saya bisa berprestasi, hingga mengantarkan diri ini ke Jakarta,
bekerja di perusahaan besar, dengan gaji yang berlipat gandaaaaaa dari
sebelumnya.
Kini, si pegawai
kampung, sudah jadi karyawan metropolitan.
Menikmati ibukota di pergantian tahun. |
katanya Itulah yang dinamakan berproses mbak....tapi saya lebih suka menyebutnya sebagai lintasan kehidupan seseorang dari sekian banyak lintasan yang sudah disiapkan oleh Tuhan Semesta Alam.... :) salam dari Jogja...
ReplyDeleteYup..kini lintasan hidup yang sudah direncanakan oleh Tuhan itu, sudah berhasil saya lalui.Meski kalau ingat deritanya, sakitnya tuh disini... #eh
DeleteSelama ditempat kerja itu menyenangkan, bakalan betah heee :-D
ReplyDeleteKalau ditempat kerja yang saya ceritakan ini, antara betah dan tidak deh. Nah, gimana tuh, hihihih.
DeleteLangkah awal, mendapatkan pengalaman dan ILMU, sungguh itu penting sekali ya, Mbak :)
ReplyDeleteBetul, langkah awal itulah yang justru mengantarkan dan membantu kita ke langkah-langakah selanjutnya.. ;)
Deletembak eka keren banget deh, salut ama mbak eka...tampak sekali bahwa engkau adalah orang yg pantang menyerah mbak....
ReplyDeletehehehhe, wah, aku seperti pahlawan di medan perang ya, pantang menyerah melawan musuh sampe tuntas, hehehe. .
DeleteMba Dwi sama Mba Eka sama sama Blogger Cantik
DeleteHihihihi
hohoho, bisa aja si Akang... Mbak Dwi, kita dipuji kang Asep tuh, hehehe....
Deletepengalaman adalah guru terbaik.
ReplyDeletedi balik semua kesulitan dan masalah, karena bekerja di tempat yang mungkin kelihatan tidak sesuai dengan pendidikan dan keinginan kita, bisa jadi ada jalan untuk menuju sebuah kesuksesan.
sungguh menginspirasi.
Betul mbak Nove... tak ada yang bisa diabaikan dan dicela dari pengalaman, baik buruk atau bagus, karena pengalaman memberi nilai dalam kehidupan kita. Membuat kita jadi lebih pintar. ;)
Deleteperjuangan dan pengalaman, hasilnya memuaskan
ReplyDeletewah jadi pegawai metropolitan skarang ya..sukses sllu
Betul mas, semua yg ingin digapai harus melalui perjuangan dan ditunjang dgn pengalaman. Yang saya tulis disini, cuma cerita singkat saja. Sebenarnya masih banyaaaak cerita lain yang bikin ngenes dan "sakiiiiit". Tapi, yah..sudahlah..yang penting saya sdh bisa melaluinya, dan Alhamdullilah dengan keadaan yang sekarang..:)
DeleteSuskse juga tuk kamu, Wong Crewchild.
Subhannallah. Luar bias pencerahan yang saya dapat dari artikel ini. KEtabahan akan keterbatasan fasilitas yang ada tidak membuat mba Eka yang cantik ini tetap tegar dan terus berprestasi dalam bidangnya. Tidak mudah berkeluh kesah walau fasilitas terbatas. Saya merasa banyak mendapatkan masukan dan pencerahan yang luar biasa di sini. Saya juga bekerja sebagai pegawai swasta. Saya dulu malah kerja serabutan lebih parah dari mba. Ngajar pake sepeda ke sana kemari , kasih les rumah ke rumah, sampai kerja di Warung Internet
ReplyDeleteSenang akhirnya Mba mendapatkan reward yang setimpal dengan kesabaran dan kegigihannya. Sukses ya mba. Terima kasih sudah follow saya di twitter. Saya sudah follow balik. Salam kenal dari saya di Pontianak
Alhamdulliah mas, kalau Tuhan yang memberikan rewardnya, berkali-kali lipat yg kita dapatkan. Bisa jadi, inilah balasan dari kesabaran dan perjuangan melintasi "badaaaii".
DeleteDan, wow.., Kang Asep ternyata pernah melalui 'badai" juga toh, sampe kerja di warung internet, Tapi itulah pengalaman, mas, bukan tuk dicaci tapi tuk dipetik hikmahnya,walau (biasanya) ada kesedihan yang kita ingat dibalik pengalaman itu.
Makasih kang Asep sdh mampir kesini, terimakasih sdh folbek saya.
Salam tuk temen2 dan keluarga di Pontianak ya :)
Iya mba, Insya Allah akan disampaikan
DeleteTerima Kasih kontak nya
step by step, dari awal berjuang, manisnya lebih terasaa...keren mak..
ReplyDeleteYoi mak....jadi indah dan manis pada akhirnya, hehehe
Deleteok bgd sihh ekaanyaa :) moga makin sukses iaa :) aamiinn
ReplyDeleteTerimakasih mas Masum...sukses juga selalu untukmu..:)
DeleteAda yang bilang kalau kita menikmati tahap demi tahap bukan melalui proses instant justru nikmatnya lebih berasa, Mak :)
ReplyDeletebetul mak... ketika kita menyadari bahwa apa yang kita nikmati dan inginkan tercapai berkat kesabaran dan kegigihan, rasanya itu kayak ngonyel es krim connello rasa coklat campur vanilla, trus didalamnya ada durian...ehmm..yummy... hehehe...
Deletejadi penasaran, segalak mana manager mbak sama mandorku. scara aku adalah kuli kampung. hahaha
ReplyDeleteEhmmm....kayaknya galakan mandormu, deh, hahahaha
Deleteapa kabar mbak eka? lama istirahat bw maaf baru bisa mampir
ReplyDeleteHi mbak Lidya...kabar baik...Aduh..gak usah minta maaf gitu, jadi gak enak, aku juga dah lama gak ngunjungi blogmu mbak.... ntar habis ini aku bw ke tempat mu ya, miss u mbak...
Deletembak yang satu ini pasti punya cerita keren yang sangat banyak...mantap mbak Eka.. ilmu itu kudu dicari terusss
ReplyDeletehohoho, nyari ilmu sampe ngos ngosan pun dijabani,deh, asal suka sama itu bidang ya. hehehe
Deleteini adalah sebuah proses, nikmati prosesnya, baik buruknya, mencoba untuk lebih baik. dan sukses =D
ReplyDeleteYoi...proses hiduup memang bergelombang, mudah2an akan indah pada waktunya ya mas Dimas, :)
DeleteI like happy ending. :))
ReplyDeletesuka liat semangat berbagi ditulisannya... salam kenal mbak , sukses selalu :)
ReplyDeleteHai Waroeng coffee, makasih ya, salam kenal juga..;)
DeleteSelamat datang di Jakarta :)
ReplyDeleteSelamat berkarya kawan & sukses selalu dimanapun kita berada :)
Amin, Terimakasih, sob :)
DeleteHadiah kesabaran.dan kesediaan untuk berproses. Welcome to Jakarta
ReplyDeletehehehe, hadiahnya Alhamdullilah ya. Makasih mbak Imelda.. :)
DeleteTerbayar kesabarannya yaa..Kelihatan beda kwalitas, kalau awali karir dengan perjuangan berat. Semangat terus Mak Eka!...:)
ReplyDeleteTerimakasih Mak Mutia.. Semamgat juga untuk mu :)
DeleteKeren mbak Eka... berani mengambil resiko dan menghargai proses. Patut untuk aku tiru nih. *lagi magang di tempat pelosok soalnya :D
ReplyDeleteIya Hilda, Alhamdullilah, banyak proses dan lika-liku yg sdh dilalui.. Mudah-mudahan ditempatmu magang saat ini, bisa mendaptkan proses yang baik juga ya. Amin...
DeleteMemang, Mbak, selalu ada ilmu di tempat-tempat yang baru.
ReplyDeleteYup..sepertinya..dirirmu juga mendapat ilmu yang banyk di sekolah dan juga di negara lain ya. Smg berguna ilmunya, Lutfi..
Delete