Kita
punya 77 jenis tanaman sumber karbohidrat, 75 jenis tanaman sumber
lemak/minyak, 26 jenis kacang-kacangan
Kita
juga punya 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 40 jenis bahan minuman dan
110 jenis tumbuhan rempah dan bumbu-bumbuan .
Lalu, kenapa
kita cuma kenal beraaaaaasssss.....?
Sekitar
tahun 50-an, sumber pangan masyarakat Indonesia bervariasi, ada ubi kayu &
jagung sebagai makanan pokok, selain beras tentunya. Nah, sekitar 1984,
pola makanan pokok mulai berubah, hanya menjadi beras. Ironi, sebab Indonesia punya 800 jenis tumbuhan
pangan, lho.
Beragam
jenis tumbuhan pangan yang dikenal dalam budaya masyarakat setempat harusnya
bisa jadi harapan utk pemenuhan kebutuhan pangan.
Indonesia,
kini jadi negara pengekspor produksi perkebunan terbesar di dunia, tapi jadi
negara pengimpor pangan terbesar. Hilangnya pangan lokal juga karena petani dan
perusahaan mulai menanam tanaman ekspor seperti sawit dan karet, yang
menggantikan tanaman pangan
Nah,
untuk itulah hadir Green Food Festival 2014 untuk mengkampanyekan ragam pangan lokal yang
ada di Indonesia. Tema Green Food Festival kali ini 4 sehat BELUM SEMPURNA tanpa PANGAN LOKAL.
Trus ,
apa yang bisa kita lakukan…? Dan apa aja bentuk kegiatan serunya?
Nah,
anda bisa bisa ikut lomba kreasi resep & bazaar aneka produk makanan sehat
berbahan baku produk lokal yang dibudidayakan secara organik.
Ya,
lomba resep sodara-sodara. Hayo.... yang jago masak, wajib nih ikut menciptakan
kreasi dari bahan-bahan pangan lokal, biar kita tambah kaya.
Mau tau
syaratnya..?
Pilih
satu bahan utama, SAGU, BAMBU, ROTAN,
atau SORGUM. Bahan baku TIDAK diolah dengan minyak sawit & dan TIDAK dicampur bahan
makanan yang diimpor. Jadi, beneran harus di kreasikan dengan bahan-bahan lokal . Catet, tanpa minyak sawit, ya.
Kalau
sudah dapet idenya, silahkan dieksekusi tuh resepnya, trus di foto ya hasil
masakannya. Kalau bisa, anda juga turut
selfie bersama hasil masakan resep barunya.
Resep dan foto hasil racikan anda, ditunggu sampai 17 Desember 2014, kirim ke greenfoodfestival@gmail.com
Ingat
lo, resep belum pernah dilombakan di tempat lain, ya….
Hadiahnya..?
Ehm,
ada Ada total 6 juta rupiah buat pemenang lomba resep 4 sehat BELUM SEMPURNA
tanpa PANGAN LOKAL.
So, punya
resep unik jangan disimpen sendiri, mendingan ikutin lombanya. Juri
yang menilai adalah chef yang
handal dan sudah teruji tentunya. Kalau resep anda menjadi pemenangnya, akan didemokan lo hasil
karyanya oleh chef ternama, dan di pamerkan kepada pengunjung di ajang Green Food Festival
2014, 27 Desember 2014, di Plaza Atrium
Senen, Jakarta.
Siapa
yang gak bangga coba, kalau resep anda
dilihat dan dicicipin banyak orang. Siapa tau nanti anda bisa jadi chef beneran, hehehe….
Trus, acaranya
cuma kirim resep doang..? Oh, tidak lah yauw…ada banyak keseruan lainnya lho di ajang keren dan unik ini.
Selain lomba resep, hiburan, ada juga pameran seni instalasi edukatif soal kondisi pangan kita. Dijamin tambah
pinter. Eh, ada juga bazaar, lo.
Ya, di
Bazaar Green Food Festival 2014 ini, anda bisa temukan makanan-makanan
hijau. Eits, bukan warnanya yang ijo, tapi
makanan yang diolah berasal dari bahan-bahan lestari dan ramah lingkungan. Ragam
pangan unik itu berasal dari berbagai komunitas. So, siap-siap ya, di penghujung tahun ini mencicipi makanan
khas Indonesia yang terkenal lezat itu.
Salah
satu booth yang hadir nanti, adalah @kainarasehat yang punya produk-produk
sehat dari umbi-umbian & bahan local lainnya. Produk Kainara bebas
gluten, casein, MSG & lainnya. Kudu dicicip nih…
Nah,
gak sabaran pengen icip-icip pangan lokal, datang ya, ke Plaza Atrium Senen. Siapin
perut anda, biar bisa kenalan sama pangan-pangan lokal yang begitu berlimpahnya
di bumi pertiwi ini.
Eh,
btw..ada yang masih bingung, kira-kiraaaaaa……
Sagu, Bambu, Sorgum dan rotan itu .... emang bisa dimakan..? Trus, diolah jadi apa sih..?
Nah, dibawah
ini, saya kasih infonya soal bahan-bahan makanan yang akan dilombakan itu.
SAGU
Hayo
apa saja makanan dari sagu yang anda tahu?
Sagu,
bisa diolah jadi Mi, Soun, Biskuit, Sagu Mutiara, dan beras analog. Apa itu
beras analog? Itu lho, bahan makanan yang
bentuk & karakteristik mirip beras, tetapi dibuat dari bahan non beras .
Tau
gak, 60% potensi tanaman sagu dunia ada
di Indonesia. Sagu bisa jadi pengganti beras yang tingkat konsumsinya 124
kg/kapita/tahun. Sementara negara lain rata2 di bawah 100 kg/kapita/tahun. Tepung
sagu diperoleh dari pemrosesan batang rumbia atau pohon sagu. Sagu yang merupakan
makanan pokok bagi masyarakat di Maluku
dan Papua, ini cocok dikonsumsi tuk anda
yang ingin berdiet, karena memberikan rasa efek mengenyangkan, tetapi tidak
menyebabkan kegemukan. Asik, kan..?
Eh,
rupanya sagu juga bisa mencegah terjadinya
sembelit dan dapat risiko kanker usus serta memperlambat kadar glukosa dalam darah lho .
REBUNG
Rebung (greenworldglobal.web.id) |
Siapa
yang doyan rebung, ngacung! Atau malah ada yang nggak doyan?
Rebung, bisa
diolah jadi makanan seperti: lumpia semarang, oseng-oseng khas probolinggo,
sayur ketupat bojonegoro, atau di gulai. Nah, yang digulai ini yang paling saya suka.
Cukup dengan tambahan krupuk, udah deh, saya bisa nambah dua piring lo
makannya, hihihi
Sebagai
bahan makanan, rebung sudah lama dikenal & cukup populer. Konon, yang pertama
kali mengolah rebung jadi makanan adalah bangsa Tiongkok.
Nah, bambu
yang rebungnya dapat digunakan sebagai bahan masakan antara lain Bambu
jalur, Kuning, Rampal, Ori, Ater, Bombong, Alur & Bambu betung.
Eh,
rebung, banyak juga lo manfaatnya
Rebung
bambu kuning, misalnya, sering digunakan
sebagai obat tradisional penyakit kuning. Aromanya kuning lebih harum &
seratnya lebih lembut. Rebung, juga kaya serat, kalium, protein, lemak,
karbohidrat, & mineral-mineral penting lainnya.
Di
Tiongkok sana, tidak hanya rebung dari bambu yang diolah. Daun bambu juga
dijadikan ramuan obat berbagai macam penyakit. Wow…. Bahkan, ramuan daun bambu
dapat meredakan batuk, sesak nafas, bahkan mampu mengobati/ mencegah penyakit
jantung, kanker dan asam urat.
ROTAN
Tau gak
sih, kalau Rotan bisa juga loh diolah jadi makanan yang mantap bin maknyus.
Ya,
selama ini, kita tahu rotan itu adalah bahan perabot tuk rumah atau kerajinan tangan. Tapi, di Kalimantan,
suku dayak bisa mengolah rotan jadi makanan yang digemari.
Sama
seperti bambu, rotan yang dimasak adalah
rotan muda atau umbut. Rasanya khas,
meski ada sedikit rasa pahitnya. Umbut rotan bisa dimasak dengan/tanpa santan. Biasanya disajikan
dengan makanan khas Kalimantan lain seperti Sulur Kelad. Banyak lo makanan yang
terbuat dari rotan, seperti pakat, gulai, sayur asam, juhi singkah, sayur rotan &
tumis rotan .
Rotan
mengandung zat tanin yang berfungsi sebagai anti bakteri, dan bisa mengatasi
penyakit diare, malaria dan terjadinya pendarahan.
SORGUM
Ada
yang belum pernah mendengar sorgum..?
Sorgum adalah tanaman dari keluarga rumput asli.
Sorgum bisa ditemukan didaerah tropis &
subtropis. Cuma ada 1 species yang bisa dikonsumsi manusia, yaitu Sorghum bicolor.
Biji
sorgum kini dianggap sebaga sereal yang paling penting no 5 di dunia. Sorgum bias
dikonsumsi oleh orang-orang yang alergi
makan produk gandum. Tingginya manfaat sorgum bagi kesehatan menjadikannya
pangan alternatif yang baik.
Biji
sorgum mencegah beberapa jenis kanker, dan membantu mengendalikan diabetes, serta
meningkatkan kesehatan pencernaan. Eh, sorgum juga dapat membantu penguatan
tulang, meningkatkan pembentukan sel darah merah & meningkatkan energi, lo.
Nah,
gimana-gimana…. ibu, bapak, om, tante , … sudahkah muncul ide bikin makanan
dari SAGU, BAMBU, ROTAN, atau SORGUM..?
Udah kebayang
gitu, kira-kira akan dikreasikan seperti apa sih bahan-bahan makanan yang asik itu..? Kalau sudah, yuk capcus kirim segera
ya, ke greenfoodfestival@gmail.com . Buruan, ntar kelupaan lo. Sayang
dilewatkan.
Eh, jangan
lupa, acara puncaknya bakal digelar di Plaza
Atrium Senen, 27 Desember 2014. Jarang-jarang
lo ada Festival makanan hijau di mall! Asik, kaaann!
Oh ya,
buat yang tinggal di luar Jakarta, dan gak bisa hadir, trussss ….ternyata resep anda yang menang, jangan kuatir, panitia akan menghubungi anda kok, dan
hadiah akan di transfer.
Green Food
Festival adalah event tahunan yang diadakan oleh Green Radio bareng Sawit Watch. Dan tahun ini adalah
penyelenggaraan yang ketiga kalinya. Specialnya,
tahun ini juga disupport oleh Kantor Berita Radio KBR dan Plaza Atrium
Senen.
Semoga
ditahun depan, acara keren yang mengajak masyarakat tuk mengenal dan
mengkreasikan pangan lokal ini, bisa digelar
kembali. Amin.
Oh, ya
tuk informasi lebih lengkap tentang acara ini, sila follow twitter
@greenfood2014.
4 Sehat BELUM SEMPURNA tanpa PANGAN LOKAL !
Trimikissiiihh..
Update : Acara
pada artikel ini sudah digelar 27 Des 2o14 yang lalu. Untuk melihat
keseruan acaranya, dan siapa saja para pemenang lomba resep pangan
lokalnya, sila intip di
Trimikissiiihh..
Informasi kereeen Mak! Kudu banyak tanya dan praktek nih! Semoga bisaaa,,, Thank berat mak cantiik!! :)
ReplyDeleteAyuk Mak Mutia, kudu ikut yak, ajak juga tetangga, temen dan kerabat lainnya tuk ramaikan acara ini, biar pangan lokal kita tambah terkenal, dan supaya kita gak bergantung pada beras saja.. :)
DeleteMenarik lombanya. Meskipun sudah pernah makan semua bahan tersebut tp memang masih asing utk konsumsi sehari-hari.
ReplyDeleteWow, mak Lusi sdh pernah makan semuanya ya..kalo aku baru rebung dan sagu doang mbak... Penasaran euy pengen nyicip sorgum dan rotan. Memang sih masakan2 ini kalau tuk dijadikan konsumsi sehari2 msh asing, krn kita belum terbiasa. Itulah perlunya mengenalkan lebih luas soal ragam pangan loka melalui ajang ini, Mak. hehehe
Deletemenarik mak! makasih infonya. ijin share ya mak? boleh gak? salam kenal. ridha di balikpapan.
ReplyDeleteHai mak Ridha, silahkan lo kalau mau di share, dgn senang hati...Salam kenal kembali ya, salam juga tuk teman2nya di Balikpapan :)
DeleteDulu rebung sering dijadikan sayur :-D
ReplyDeleteIya, aku juga suka sayur rebung Rullah, bibiku sering bikin.... :)
Deletemi sagu di Riau banyak tpi saya belum nyoba hehehe,reung paling enak dibuat isian lumpia hehehe
ReplyDeleteOuw, belum pernah nyicip mak aku mi sagu .... dan rebung jadi isian lumpiah, wah asyik juga tuh,..ayo mak Hana, dirimu kan sering sharing masakan tuh di blogmu, ikutan juga yah, hehehe...
Deletemenarik sekali acara masak dan makan2 nya ya mbak eka. benar sekali kenapa kita menjadikan beras menjadi suatu hal utama ya kak? :)
ReplyDeletehehehe, iya, slama ini kita cuma kenal beras sbg bahan makanan pokok, padahal berlimpah ruah jenis karbohidrat yang bs menggantikan beras. Mngkin krn kita tidak mencoba berkreasi dgn bahan pangan lokal lain,atau memang kita tidak mengenalnya.
DeleteSorgum aja, saya baru tau nih, gara-gara browisingan ttg hal ini. Ada toh rupanya pangan lokal bernama sorgum...duh...kita kaya lo...
indonesia itu bener2 kaya ya mbak,,, :) sayur rebunga kau pernah merasakannya rasanya bener2 enak :)
ReplyDeleteYoi mak Dwiex"s .. kita punya ratusan jenis bahan pangan lokal, termasuk ragam bahan karbohidrat pengganti beras...Eh, suka juga ya sama rebung, aku juga mak...hihihi...tos dulu...emang enak rasanya, krenyes krenyes gimana gitu ya, hehehe...
DeleteAku suka rebung
ReplyDeleteselain kangkung
juga jagung
hahhahah, aku juga....aku juga.... suka rebung, kangkung, dan jagung, hehehe...
DeleteBbeuhhh syusyah juga ya kalo gak boleh mengandalkan kelapa sawit :D
ReplyDeleteKayaknya yang menarik olahan dari bambu nih, soalnya aku abis nonton video kuliner tentang olahan rebung :D
wow, asyik dunk melihat kuliner dari olahan bambu. Bisa dijadiin inpirasi tuh Ika, biar kamu bs ikutan jg kirim resepnya, sambil belajar ngeraciknya, hehehe
Deletemantep nih infonya.... cuma 1 yg blm pernah nyoba,rotan!hi hi... eh mak gara2 baca postingan ini jdi inget dlu wkt zaman SD,nenek ku suka bikin sayur rebung,enak digulai merah bersantan,tpi udh lama nih ga nemu rebung ^_^
ReplyDeleteSama mak, aku jg belum pernah tuh nyoba rotan, sorgum juga belum.. Cuma rebung dan papeda yang pernah kucicip. Itupun, bibiku yg sering bikin rebung disantan, enak ya mak..toss dulu, hehehe
Deletemenarik lombanya. Tapi, lidah saya masih lidah 'nasi'. Mungkin memang harus membiasakan diri aja kali, ya :)
ReplyDeleteSama mbak, saya juga mash lidah nasi bingitsss. tapi, tetep juga sih pengen nyoba yang jarang2 dimakan sp pangan lokal yg dilombakan di event ini, hehehe
DeleteWah, sudah lewat ya, hihihi. Telat aku bacanya :)
ReplyDeleteAcara puncaknya belum lewat Indi, tanggal 27 Desember 2014 ntar. Tapi, tuk pengiriman lomba resepnya, ya sdh berakhir tgl 17 Des tadi, hehehe
Delete