Dari
dulu sampai sekarang, saya suka sekali memandangi wajah artis sinetron Diana
Pungky. Dia adalah artis wanita tercantik di Indonesia ini, versi saya
tentunya, hehehe. Tengoklah wajahnya yang bak boneka dengan kulit putih halus
dan wajah yang fresh awet muda. Padahal usianya sudah kepala 4, lho.
Tentu semua itu ada perawatan yang dia lakukan. Mulai dari peeling,
lulur, creambath, totok wajah dan sebagainya. Tapi, ada satu rahasia
alami dan tradisional yang dia pakai juga. Ya, selain melakukan
perawatan dari luar ia juga selalu melakukan perawatan dari dalam.
Aha, rupanya mbak yang satu ini suka minum jamu-jamuan yang dibuat khusus oleh neneknya, sebagai perawatan dari dalam. Jamu favoritnya adalah beras kencur, ia mengkonsumsinya setiap hari. Kebiasaannya ini, didapat dari neneknya yang selalu menyuruhnya untuk minum jamu ketika masih belia dulu. Sampai sekarang, kebiasaan itu masih ia lanjutkan.
Diana Pungky (foto:Kapanlagi) |
Aha, rupanya mbak yang satu ini suka minum jamu-jamuan yang dibuat khusus oleh neneknya, sebagai perawatan dari dalam. Jamu favoritnya adalah beras kencur, ia mengkonsumsinya setiap hari. Kebiasaannya ini, didapat dari neneknya yang selalu menyuruhnya untuk minum jamu ketika masih belia dulu. Sampai sekarang, kebiasaan itu masih ia lanjutkan.
Ouw,
ternyata dengan glamour dan mewahnya hidup seorang Diana Pungky,
tapi ia tetap mengandalkan jamu, sebagai salah satu cara tuk menjaga
kualitas kulit dan kesehatan tubuhnya. Dari alam, kembali kealam,
sepertinya itulah prinsip hidup sehat yang ia pegang.
So,
jamu itu bukan milik orang desa atau kalangan menengah kebawah saja lo. Jamu itu milik
semua kalangan. Gak orang desa, gak orang kota semua minum jamu. Mau
dia direktur, pejabat atau pegawai kantor biasa seperti saya, semua
suka jamu. Yang sudah tua dan masih ABG-pun, saya lihat doyan-doyan aja tuh sama minuman dari khasiat tumbuh-tumbuhan ini.
Gak heran sih kalau banyak yang suka jamu. Selain minuman ini tradisional dan terbuat dari bahan-bahan alami/herbal, juga ada khasiat luar biasa didalamnya. Eh, gilanya lagi, ini ramuan murah dan terjangkau harganya. Ehm, yang murah dan banyak khasiat, pasti dicari dan disukai orang. Iya kan...?
Dari
dulu sampai sekarang, beras kencur dan kunir asam, tetap di hati
Untuk
masalah jejamuan atau obat-obatan herbal ini, keluarga kami tak asing
lagi. Bahkan, sampai sekarang masih mengandalkan khasiat yang berada
dalam tumbuhan untuk mengatasi berbagai penyakit.
Dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang dan buah, lantas diracik dengan bahan tambahan seperti air dan gula jawa, itulah jamu. Biasanya sih, jamu itu terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Bahkan ada pula jamu yang ditambah dengan anggur, lagi-lagi, ya, untuk mengurangi rasa pahitnya itu.
Ragam bahan jamu. Sbr gbr ;disini |
Dari
kecil, saya sudah akrab dengan jamu. Ibu, ayah, uwak dan
saudara-saudara saya, semua doyan sama minuman yang menyehatkan ini. Kami biasa membelinya dari
si mbok jamu yang sering lewat depan rumah, yang setiap pagi selalu
teriak dengan lantangnya: "jammuuuuuu...." dengan busana khasnya. Berkain larik panjang,
kebaya model jadul dan rambut yang dicepol.
Jamu gendong. (Gbr: Wikipedia) |
Beras
kencur itu rasanya manis dan gemuk. Terbuat dari bahan utama beras
dan kencur, ditambah dengan gula jawa. Meminumnya, dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan penyegar saat habis bekerja. Yang selera makannya lagi turun, jamu ini bisa meningkatkan nafsu makan, lo. Nah, buat yang lagi teruhuk-uhuk alias
batuk, beras kencur ini juga bisa meringankannya.
Jamu beras kencur. Sbr gbr: disini |
Selain itu, ada juga yang namanya Jamu Cabe Puyang. Untuk anda yang
mengalami pegal linu, kesemutan dan demam,
bisa dicoba nih jamu.
Tapi, saya juga suka yang rasanya pahiiiittt pake banget, atau sering disebut jamu pahitan. Nah, jamu yang pahit ini saya minum kalau lagi gak enak badan, biar bisa ngusir itu penyakit dalam tubuh, hehehe. Biar pahit, tapi khasiatnya banyak, lo. Salahsatunya untuk gatal-gatal, kencing manis, kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, pusing dan lain-lain. Kalau saya sih, mesti dicampur dengan beras kencur dan kunir asam saat meminumnya, supaya kening saya gak terlalu berkerut, saking menahan rasa pahitnya, hehehe...
Tapi, saya juga suka yang rasanya pahiiiittt pake banget, atau sering disebut jamu pahitan. Nah, jamu yang pahit ini saya minum kalau lagi gak enak badan, biar bisa ngusir itu penyakit dalam tubuh, hehehe. Biar pahit, tapi khasiatnya banyak, lo. Salahsatunya untuk gatal-gatal, kencing manis, kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, pusing dan lain-lain. Kalau saya sih, mesti dicampur dengan beras kencur dan kunir asam saat meminumnya, supaya kening saya gak terlalu berkerut, saking menahan rasa pahitnya, hehehe...
Sambiloto, adalah bahan
baku dasar dari jamu pahitan. Tapi, racikan pahitan juga bervariasi, lo. Ada yang hanya terdiri dari sambiloto saja, tetapi ada pula
yang menambahkan bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit, seperti
brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule.
Nah, setelah
minum yang pahit-pahit, oleh si mbaknya, biasanya langsung disodori sama jamu
wedang jahe yang dicampur gula jawa dan sereh. Ah, lidah yang mengecap rasa
pahit langsung berubah jadi rasa manis dan sedikit pedas, tapi
nikmat. Wedang jahe inilah biasanya minuman penutup sesudah kita
berjamu ria. Sampai sekarangpun saya masih suka minum jamu, masih
tetap setia membeli dari si mbak jamu gendong yang hampir setiap
hari melintas didepan kos-kosan saya. Anak-anak kos ditempat saya,
juga pada suka minum jamu. Dengan harga Rp.3000, saya sudah bisa
menenggak segelas jamu rasa apapun yang saya inginkan. Tapi, kalau
mau tambahan telor ayam kampung, ya nambah lagi dong bayarannya, hehehe...
Dalam
satu bakul gendongan yang selalu dibawa mengikuti kemanapun langkah
kaki si mbaknya berjalan, ada sekitar delapan jenis jamu yang biasa
dijual yaitu beras
kencur, cabe
puyang, kudu laos,
kunci suruh, uyup-uyup/gepyokan, kunir
asam,
pahitan, dan sinom. Ssstt..., asal tau aja ya, dari beragam jenis jamu gendong, dari dulu sampe sekarang, beras kencur dan kunir asamlah yang tetap nempel di hati.
Mengenal TOGa sejak dulu...
Ngomongin soal jamu, pasti berkaitan dengan TOGA dong ya, alias tanaman obat keluarga.
Dulu, sewaktu Almarhum ayah saya masih ada, hampir setiap hari, kami disuruh merebus daun sambiloto, tuk menyembuhkan penyakit kencing manis yang ia rasakan sejak sepuluh tahun lebih.
Dengan meminum air dari rebusan sambiloto, memang tidak langsung menyembuhkan penyakitnya, karena obat alami dari tumbuh-tumbuhan bukan seperti pil atau kapsul farmasi yang langsung terasa efeknya. Tapi paling tidak, minuman ini bisa meringankan, sekaligus mengimbangi residu obat-obatan dari bahan kimia yang diresepkan oleh dokter, yang dikonsumsi ayah saya setiap hari. Daun sambiloto yang imut dan kecil itu, kami tanam di halaman rumah. Tanaman ini bisa tumbuh dimanapun. Tak susah merawatnya, dan gampang banget tumbuh subur.
Dulu, sewaktu Almarhum ayah saya masih ada, hampir setiap hari, kami disuruh merebus daun sambiloto, tuk menyembuhkan penyakit kencing manis yang ia rasakan sejak sepuluh tahun lebih.
Dengan meminum air dari rebusan sambiloto, memang tidak langsung menyembuhkan penyakitnya, karena obat alami dari tumbuh-tumbuhan bukan seperti pil atau kapsul farmasi yang langsung terasa efeknya. Tapi paling tidak, minuman ini bisa meringankan, sekaligus mengimbangi residu obat-obatan dari bahan kimia yang diresepkan oleh dokter, yang dikonsumsi ayah saya setiap hari. Daun sambiloto yang imut dan kecil itu, kami tanam di halaman rumah. Tanaman ini bisa tumbuh dimanapun. Tak susah merawatnya, dan gampang banget tumbuh subur.
Daun sambiloto. Sbr gbr ;disini |
Manfaat
dan khasiat sambiloto ini banyak, lo. Selain tuk
menyembuhkan diabetes, bisa juga mencegah pembentukan radang,
menurunkan tekanan darah, dan tifus, radang tenggorokan, malaria,
panas demam, sakit gigi, dan sebagainya.
Selain
sambiloto, kakak perempuan saya juga seiring merebus daun nangka. Kebetulan
disekitar rumahnya ada pohon nangka. So, untuk menghilangkan rasa gak
enak badan, nyeri-nyeri dan melegakan tubuh usai pulang kerja, ia
selalu merebus sekitar 30 puluhan daun nangka, hingga airnya kental
dan berwarna kuning seperti teh. Ketika sedang ada di rumah kakak,
dan badan rada gak enak, sayapun mencicipi air rebusan itu. Rebusan
daun nangka ini, rasanya tidak pahit, tapi juga tidak manis.
Mirip-mirip seperti teh tawar, tapi rada sepet. Meminumnya, badan saya lumayan ringan.
Tak
hanya itu saja manfaat daun nangka, selain menyegarkaan tubuh, daun
yang punya buah lezat ini juga bisa menyembuhkan kanker, melancarkan
ASI, mengobati luka, mengatasi hipertensi dan mencegah infeksi, serta
melancarkan pencernaan.
Oh
ya, waktu kecil dulu, sekitar umur 4 atau 5 tahun, saya susah buang air
kecil, keluarnya cuma sedikit. Ibu saya panik. Namun, ia mendapat informasi, kalau daun kumis kucing bisa membantu melancarkan air seni yang sedikit itu. Untunglah, kami memang menanam tanaman kumis kucing di halaman rumah, jadi, gak perlu repot mencari kemana-mana. Padahal, waktu menanamnya dulu, niatnya sih cuma tuk hiasan pekarangan rumah saja. Tapi, begitu tau khasiatnya bisa meredakan sakit yang saya alami, daunnyapun langsung dipetik dan direbus.
Saya meminumnya. Seingat saya, rasanya gak
pahit ya. Tapi, namanya juga anak kecil, biasa makan permen dan
ngemut yang manis-manis..eh..malah disodorin rebusan tanaman. Kebayang gak sih, saya menyeringai duluan ketika melihat minuman itu disodorkan. Berhubung saya takut dimarahi karena menolak minum itu air, ya saya
minumlah rebusan air kumis kucing itu.
Sampai sekarang, kalau saya melihat penampakan tanaman yang bunganya mirip dengan kumis kucing ini, saya langsung teringat dengan masa lalu, hehehe. Dan, sampai saat inipun saya masih mengandalkan tetumbuhan obat Indonesia untuk meredakan sakit. Seperti jeruk nipis dicampur kecap manis atau madu, tuk sembuhkan batuk. Alhamdullilah meringankan. Ya, sejak dulu, saya sudah mengenal TOGA, disaat belum maraknya tanaman ini dipublikasikan dan digalakkan. Ah, makasih Ibu...
Daun kumis Kucing |
Sampai sekarang, kalau saya melihat penampakan tanaman yang bunganya mirip dengan kumis kucing ini, saya langsung teringat dengan masa lalu, hehehe. Dan, sampai saat inipun saya masih mengandalkan tetumbuhan obat Indonesia untuk meredakan sakit. Seperti jeruk nipis dicampur kecap manis atau madu, tuk sembuhkan batuk. Alhamdullilah meringankan. Ya, sejak dulu, saya sudah mengenal TOGA, disaat belum maraknya tanaman ini dipublikasikan dan digalakkan. Ah, makasih Ibu...
Jamu,
kini....
Dulu, jamu atau minuman dari tumbuh-tumbuhan, hanya diproduksi oleh industri rumahan saja, dengan
alat dan cara tradisional juga tentunya, seperti jamu gendong atau rebusan tanaman berkhasiat yang saya katakan tadi.
Seiring
dengan perkembangan jaman dan kemajuan tehnologi, saat ini jamu tak
hanya diproduksi oleh industri rumahan saja, tapi juga diproduksi di
pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar, dengan mesin dan tehnologi
canggih.
Kini, jamu bisa kita jumpai dalam bentuk bubuk yang dibungkus kemasan sachet, dan dijual di berbagai toko obat dan supermarket. Terkadang, penjual jamu gendong masa kini yang tak bergendong ria lagi, alias sudah memakai sepeda atau gerobak, dengan busana biasa, bukan kebaya lagi, juga menyediakan jamu kemasan ini.
Kini, jamu bisa kita jumpai dalam bentuk bubuk yang dibungkus kemasan sachet, dan dijual di berbagai toko obat dan supermarket. Terkadang, penjual jamu gendong masa kini yang tak bergendong ria lagi, alias sudah memakai sepeda atau gerobak, dengan busana biasa, bukan kebaya lagi, juga menyediakan jamu kemasan ini.
Nah,
dengan bentuk sachet, kita bisa menyimpannya dan kapan mau dibuatpun
ya sesuai kebutuhan, serta praktis dibawa kemana-mana. Tapi, kalau
mau dibikinin sama si mboknya juga agak apa-apa. Siapa tau jamu sachetnya pengen
diaduk-aduk sama tangan gesitnya si mbak, hehehe.. So, tinggal diseduh
dengan air panas saja, bubuk jamu tadi menjadi jamu cair kembali, dan
siap di tenggak. Eh, gak cuma sachet lo, kini jamu juga
diracik dan dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul. Ulala, luar biasa ya perkembangan jamu. Dengan bentuk seperti ini, tentu sangat memudahkan jamu tuk di ekspor, dijadikan oleh-oleh, atau dikirim kemana gitu, ya. Lebih praktis! Semakin lestari.
Potensi Pasar Jamu
Dulu, waktu saya masih kecil, sering sekali melihat gerobak-gerobak yang menjual jamu kemasan yang biasa nongkrong di pasar atau tempat keramaian. Kebanyakan bapak-bapak, atau abang-abang sih, yang singgah menikmati segelas jamu pilihannya. Lantas, semakin berkembangnya jamu, menjamur pula toko-toko yang khusus menjual jejamuan. Produknyapun digandrungi oleh banyak orang dan
laris. Bahkan, kini gerai-gerai jamu pun sudah nongkrong di mall elit dalam bentuk cafe atau outlet yang rupawan. Pengunjungnya tak hanya orang tua, tapi juga anak muda dari berbagai kalangan. Jamu sudah ngemall, euy.
Ya, ada banyak alasan kenapa orang suka jamu, selain banyak juga yang sudah tau manfaatnya. Multi khasiat lo jamu itu. Dapat
digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit. Misalnya, jamu
yang mengandung bawang putih, tidak hanya bersifat antivirus namun
juga menurunkan kadar kolesterol dan menguatkan jantung. Begitupun
dengan daun sambiloto, daun nangka atau daun kumis kucing yang saya ceritakan
tadi, dengan satu jenis daun, tapi bisa mengobati ragam penyakit. Bahkan, jamu juga seringkali memberikan
efek meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi). Selain itu, produk alami ini gampang ditemukan, dan harganya relatif terjangkau.
Nah, jamu,
sebagai warisan budaya bangsa, bisa lo menjadi aset nasional yang
berpotensi besar menjadi komoditi dunia di tengah maraknya gairah
tren kembali alam. Ya,
potensi pasar industi jamu di Indonesia sangat menjanjikan. Hal ini dikarenakan penggunaan jamu
tradisional di Indonesia terus meningkat. Masyarakat sekarang ini
semakin mengarah ke produk alami sebagai obat. Sayapun begitu. Bagi
saya, produk alami seperti jamu memiliki kualitas yang tidak jauh
berbeda dengan produk farmasi lainnya, dan harganya juga lebih
terjangkau. Apa yang tersaji dialam itu, sudah dirancang Tuhan untuk diberikan manfaatnya pada manusia.
Namun, untuk bisa bertahan di industri jamu, pelaku industri harus mampu
beradaptasi dengan kebutuhan konsumen. Karena itu, dibutuhkan inovasi
dan gebrakan pelestarian jamu untuk menyesuaikan pasar. Tidak hanya pasar lokal, tetapi juga harus
mampu mengikuti pasar internasional, sehingga produk jamu dari
Indonesia bisa diminati di mancanegara. Dan, sudah ada lo beberapa jamu merk terkenal yang di ekspor ke mancanegera. Tapi, kalau lebih banyak merk lagi yang berhasil memembus pasar Internasioal, wah itu baru keren!
Stand jamu. (gbr: Tribunnews.com) |
Ya, industri jamu di Indonesia ini, jika mampu di ekspor, akan sangat menjanjikan. Karena 95 persen bahan pembuatannya, ya dari lokal, dari tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Beruntunglah kita tinggal di negara ini, selain kekayaan alam yang melimpah, tumbuh-tumbuhanpun memberikan keuntungan dan manfaat bagi penduduknya. Dan jika kita mampu mengelola tanaman tadi menjadi sebuah minuman yang menyehatkan dan dijual dengan kemasan menarik, tentu potensi pasar jamu mudah untuk dikembangkan, karena kita sudah punya bahan yang berlimpah.
Selain itu, perkembangan obat bahan alam, amat berkaitan dengan etnis dan proses sejarah yang membentuknya. Misalnya, tanaman obat yang digunakan untuk satu indikasi penyakit tertentu, terkadang digunakan untuk penyakit berbeda di daerah lain. Ini menunjukkan kekayaan budaya yang tersebar di pelosok nusantara.
Yang perlu diperhatikan saat mengkonsumsi jamu
Jamu adalah continuum
of care, begitulah para
pakar dunia obat-obatan tradisional menyebutnya. Istilah tersebut mengisyaratkan bahwa jamu adalah minuman
kesehatan yang baik untuk manusia dari segala usia. Tapi, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan apabila ingin
mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari mengkonsumsi jamu.
1. Higienis kah jamu yang anda minum...?
Untuk urusan jamu-jamuan yang beredar dipasaran, kita tetap perlu berhati-hati, karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Mulai dari saringan atau alat-alat yang tidak bersih saat mereka meracik jamu, atau bahan-bahan yang tidak diolah secara benar. Dalam hal ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya.
Untuk urusan jamu-jamuan yang beredar dipasaran, kita tetap perlu berhati-hati, karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Mulai dari saringan atau alat-alat yang tidak bersih saat mereka meracik jamu, atau bahan-bahan yang tidak diolah secara benar. Dalam hal ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya.
2. Sering menggunakan botol plastik.
Sekarang, banyak jamu gendong yang mewadahi dagangannya dengan menggunakan botol plastik. Padahal, menggunakan botol plastik bekas air mineral yang berulang-ulang, itu bahaya! Plastik mengandung bahan-bahan yang tidak baik untuk kesehatan, seperti Bisphenol-A dan PVC (polyvinyl chloride). Jika tubuh kita terkena zat PVC, maka akan berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
Apalagi,
botol-botol plastik bekas air mineral, kebanyakan memiliki kode
Polietilen Tereftalat (PET). Nah, kode ini adalah untuk plastik yang
kedap air serta gas, biasanya berwarna jernih. Plastik ini bisa
melunak pada suhu 80 derajat Celcius dan sebaiknya
hanya dipakai sekali saja, tidak boleh dipakai sebagai wadah tuk
air hangat/panas.
Sedangkan, jamu gendong, kan berbentuk cair tuh, ada kemungkinan ketika mereka menuangkan cariannya kedalam botol plastik, dalam kondisi yang masih hangat. Nah, kalau sudah begitu, maka zat-zat berbahaya yang ada dalam plastik akan menguap dan tercampur dalam cairan jamu. Ngeri, kan..? So, pilihlah jamu gendong yang penjualnya menggunakan botol beling, seperti gambar dibawah ini.
Sedangkan, jamu gendong, kan berbentuk cair tuh, ada kemungkinan ketika mereka menuangkan cariannya kedalam botol plastik, dalam kondisi yang masih hangat. Nah, kalau sudah begitu, maka zat-zat berbahaya yang ada dalam plastik akan menguap dan tercampur dalam cairan jamu. Ngeri, kan..? So, pilihlah jamu gendong yang penjualnya menggunakan botol beling, seperti gambar dibawah ini.
Jamu wadah botol beling sbr gbr : disini |
3.Pemanis buatan
Yang wajib kita ketahui juga adalah, jika menemukan atau merasakan jamu yang menggunakan pemanis buatan. Nah, artinya itu menyalahi aturan dan menyimpang dari tujuan pembuatan jamu, yaitu untuk menyehatkan dan menjaga kesehatan badan. Kalau pemanis buatan, sudah lain lagi ceritanya, bukan bikin badan sehat, malah tubuh kita terkontaminasi zat-zat yang berada dalam bahan pemanis buatan tadi. Jadi, kita perlu hait-hati. Jamu dengan rasa manis, harusnya dibuat dengan menggunakan gula jawa, gula pasir, atau gula batu. Penggunaan gula asli ini merupakan keharusan bagi penjual jamu dengan alasan kesehatan.
4 . Bercampur
bahan kimia.
Pengobatan tradisional yang meracik jenis tanaman menjadi penawar penyakit sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Sayangnya, di tangan segelintir orang jamu tradisional ini dicampur dengan bahan kimia obat keras hingga menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Pengobatan tradisional yang meracik jenis tanaman menjadi penawar penyakit sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Sayangnya, di tangan segelintir orang jamu tradisional ini dicampur dengan bahan kimia obat keras hingga menimbulkan jatuhnya korban jiwa.
Sudah sering terjadi kasus
jamu oplosan dengan bahan kimia menyebabkan nyawa
melayang. Bukan faktor jamu herbalnya, namun bahan kimia obat
kerasnya. Ya,
penambahan obat kimia dalam jamu sudah sering ditemui, umumnya di
daerah pantai utara Jawa (pantura) untuk konsumsi para supir. Selain
obat kimia, beberapa jenis jamu juga dioplos dengan minuman keras
yang mengandung alkohol dan etanol. Kenapa jamu dicampur bahan kimia
oleh orang-orang yang bertanggung jawab ini..? Alasannya sih, kalau
hanya minum jamu saja, biasanya tidak akan langsung memberi efek
segar. Makanya, jamu seperti pegal linu atau rematik, sering dicampur
obat kimia agar bisa langsung membuat badan terasa enak.
Untuk itu, anda patut menaruh curiga pada jamu
yang memberikan efek khasiat dalam waktu yang singkat. Ini
dikarenakan bahan
kimia pada obat lebih cepat bereaksi daripada jamu, yang memang tidak memberikan efek instan, namun jika rutin
dikonsumsi hasilnya bisa membuat badan bugar dan stamina meningkat, jika pemilihan bahan baku dan pengolahannya tepat. Tapi, jika nekad memberikan bahan kimia, tentu
hal ini menyebabkan jamu tidak alami lagi dan melenceng dari
keasliannya.
5.
Interaksi jamu dan obat farmasi
Jamu, memang sih, bisa dibeli siapa saja dan di mana saja, karena
itu, kalau mau beli jamu ya gak perlu pake resep dokter atau pergi
ke apotik. Meski begitu, sebaiknya kita tetap berkonsultasi dengan
dokter bila sedang mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat
farmasi, karena dikhawatirkan terjadi interaksi obat.
6.
Perhatikan kondisi usia dan kondisi kesehatan.
Sejak
bayi dalam kandungan, hingga sudah manula, semua ada ramuan jamunya
untuk menjaga kesehatan. Tapi kalau bayi, sebaiknya setelah masa ASI
eksklusif selesai, atau usia 6 bulan ke atas, baru boleh diberi jamu.
Ibu
hamilpun boleh mengkonsumsi jamu. Namun ibu yang sedang hamil tadi,
harus paham betul, ramuan jamu apa yang ia konsumsi, dan apa
tujuannya bagi diri dan kandungannya. Jangan sampai terulang lagi
peristiwa tragis di Yogyakarta. Ada seorang ibu hamil rajin meminum jamu
cabe puyang, bahkan hingga trimester akhir masa kehamilannya.
Akibatnya ia menjadi susah kontraksi saat melahirkan. Ternyata, jamu
cabe puyang tadi berkhasiat untuk menghambat kontraksi, yang
sebaiknya diminum hanya saat awal masa kehamilan. Nah....
7.
Perhatikan Komposisi formulanya
Untuk
meracik dan mengkonsumsi jamu, juga ada komposisi formula yang harus
diperhatikan. Yang pertama, bahan penyusun ramuan tidak toksis atau
bersifat racun. Kedua, bahan yang digunakan tidak salah, tidak
berlebihan dan harus ada takarannya. Sama dong, kalau kita minum obat
farmasi, kalau kelebihan dosis atau keseringan, pasti akan
menimbulkan efek samping, begitu juga dengan jamu. Yang berlebihan
itu tidak baik bukan...?
8. Tak ada Izin edar dan tak melalui BPOM
Hati-hati,
lo, banyak jamu kemasan yang tidak memilik izin edar, tidak melalui BPOM (Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan), dan tak mencantumkan informasi kadaluarsa. Ini tentu berbahaya. Karena bisa saja jamu racikan mereka tidak memenuhi standar racikan/kesehatan yang telah ditetapkan. Ujung-ujungnya, orang yang minum jamu tadi bukannya sehat, malah jadi sakit atau keracunan. So, ada baiknya kita membeli jamu kemasan, pil, tablet, dari perusahaan terpercaya yang mencantumkan izin edar, lolos BPOM dan ada masa kadaluarsa pada kemasannya.
Perlunya Penelitian dan Pengembangan Jamu
Meski jamu itu tradisional, alami dan dari bahan herbal, tapi sayangnya, banyak juga jamu yang belum melalui proses uji kelayakan. Sayangnya, masyarakat Indonesia itu, kalau sudah fanatik dengan jamu, maka ketika sakit, tanpa pikir panjang lagi, langsung mengkonsumsi tanaman yang ada disekitar mereka, yang “katanya” bisa menyembuhkan penyakit. Padahal, tanaman tersebut sebagian besar belum dapat dibuktikan sebagai fungsi obat secara uji klinis, sehingga belum dapat diketahui apakah memiliki kontaradiksi pada saat penggunaannya, memiliki efek racun dan takaran dosis optimum sehingga dapat berfungsi sebagai obat yang manjur atau tidak.
Meski jamu itu tradisional, alami dan dari bahan herbal, tapi sayangnya, banyak juga jamu yang belum melalui proses uji kelayakan. Sayangnya, masyarakat Indonesia itu, kalau sudah fanatik dengan jamu, maka ketika sakit, tanpa pikir panjang lagi, langsung mengkonsumsi tanaman yang ada disekitar mereka, yang “katanya” bisa menyembuhkan penyakit. Padahal, tanaman tersebut sebagian besar belum dapat dibuktikan sebagai fungsi obat secara uji klinis, sehingga belum dapat diketahui apakah memiliki kontaradiksi pada saat penggunaannya, memiliki efek racun dan takaran dosis optimum sehingga dapat berfungsi sebagai obat yang manjur atau tidak.
Karena
itulah, Biofarmaka IPB, meneliti jamu yang merupakan ciri khas dan warisan berharga dari turun temurun nenek moyang bangsa
Indonesia ini. Hal ini menjadi perhatian penting bagi para ilmuan
untuk lebih menggali keanekaragaman hayati yang dapat mengeksplor
informasi tentang tanaman jamu sebagai obat herbal yang berfungsi
utama untuk kesehatan.
Pusat Studi Biofarmaka PSB sebagai salah satu Lembaga
Penelitian dan Pengembangan yang memiliki visi menjadi Pusat Unggulan
Riset dan Inovasi Teknologi Bidang Biofarmaka di Tingkat Nasional dan
Internasional. Lembaga ini mengambil peranan penting untuk terus berupaya
meningkatkan citra dan peran produk obat herbal jamu Indonesia
melalui penelitian-penelitian yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Untuk
mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut,
Biofarmaka IPB memiliki salah satu misi yaitu mengembangkan ilmu, teknologi dan
seni yang berorientasi ke depan yang berbasis penelitian sehingga
mampu menghasilkan luaran IPTEK, potensi, dan prodak biofarmaka yang
memenuhi syarat pendidikan, publikasi, paten dan berorientasi HaKI
yang mendukung kemandirian bangsa.
Nah,
kalau Biofarmaka IPB sudah berperan mengembangkan ilmu, teknologi dan seni agar
jamu bisa lestari, kita sebagai masyarakatpun wajib mendukung dan
membantu gerakan tersebut, dengan cara :
1. Mengenalkan jamu sejak dini pada anak-anak
Beberapa
waktu lalu, teman saya yang bekerja sebagai Public Relation disalah
satu perusahanaan elektronik bercerita, kalau ia bersama
perusahaannya mengajak anak-anak SD yang ada di Bogor tuk mengenal
tumbuh-tumbuhan yang ada di Kebun Raya Bogor, dalam rangka
menggalakkan pendidikan lingkungan, sebagai misi dari program CSR perusahaan.
Nah, dalam kesempatan tersebut, mereka juga diberi wawasan tentang tanaman-tanaman obat dan khasiatnya. Eh, mereka juga diajarkan meracik jamu lo disana. Yang mengajarkan langsung bagaimana cara pembuatan jamu didepan anak-anak SD tadi, adalah si mbak jamu gendong yang biasa berjualan jamu. Salahsatu yang diperagakan adalah pembuatan jamu beras kencur dan kunir asam, yang bahan-bahannya juga diambil dari Kebun Raya Bogor. Ya, mengenalkan jamu pada anak-anak sedini mungkin, akan membantu kepopuleran jamu dan tanaman obat.
Nah, dalam kesempatan tersebut, mereka juga diberi wawasan tentang tanaman-tanaman obat dan khasiatnya. Eh, mereka juga diajarkan meracik jamu lo disana. Yang mengajarkan langsung bagaimana cara pembuatan jamu didepan anak-anak SD tadi, adalah si mbak jamu gendong yang biasa berjualan jamu. Salahsatu yang diperagakan adalah pembuatan jamu beras kencur dan kunir asam, yang bahan-bahannya juga diambil dari Kebun Raya Bogor. Ya, mengenalkan jamu pada anak-anak sedini mungkin, akan membantu kepopuleran jamu dan tanaman obat.
2. Ada pelajaran khusus yang membahas mengenai kekayaan biodiversity di Indonesia.
Jika
disetiap sekolah ada ada pelajaran khusus yang membahas mengenai
kekayaan biodiversity di Indonesia, termasuk didalamnya memberikan
paparan atau pengetahuan tentang tanam-tanaman obat yang bisa
berguna tuk kesehatan tubuh, tentu ini akan menambah khasana dan
perbendaharaan tanaman bagi adik-adik kita. Tahu gak, kalau
kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia menempati urutan kedua
dunia setelah Brazil, lo. Namun dari ribuan tumbuhan yang ada di
Indonesia, baru sejumlah kecil yang telah memberi sumbangan berarti
bagi kesejahteraan bangsa. Indonesia memiliki sekitar 9.000 spesies
tumbuhan obat, namun hanya 350 spesies yang teridentifikasi dan
baru sekitar 3 - 4% yang telah dimanfaatkan secara komersial.
Lalu
mengapa potensi luar biasa itu belum dapat dimanfaatkan seluruhnya
secara optimal? Nah, untuk itulah penggalian potensi dan sosialisasi
keanekaragaman hayati melalui pelajaran disekolah-sekolah, sangat
mendukung agar potensi yang kita milik lebih menjamur dan optimal.
3. Menggalakkan
tanaman obat keluarga atau TOGA.
Jika
disekitar kita terlihat ada lahan kosong, mending dimanfaatkan tuk
menanami TOGA, daripada lahannya dibiarkan tidur. Di masing-masing
rumah, di halaman perkantoran, maupun di lahan pabrik perusahaan,
sebaiknya kita tumbuhkan tanaman obat yang beragam, seperti mangga, jambu biji, sereh, belimbing dan sebagainya.
Andai lahan
pekarangan rumah anda kecil, bisa disiati dengan menanam menggunakan media
pot atau wadah plastik yang tidak terpakai. Tapi, harus disesuaikan dengan rentang lingkup hidup tanaman. Tanaman yang bisa kita tanam di pot misalnya seledri, sambiloto, cabe, kumis kucing, lidah mertua dan sebagainya. Banyak cara yang bisa
dilakukan kalau kita memang niat tuk melestarikan TOGA.
4. Laporkan Tanaman Baru
Jika
menemukan tanaman baru, unik dan langka, yang dirasa berkhasiat untuk mengobati
penyakit, namun tanaman tersebut belum populer, kita bisa
melaporkan atau memberitahukannya kepada lembaga yang berwenang
seperti Biofarma IPB, untuk diteliti lebih lanjut. Agar koleksi
tanaman obat kita lebih bervariasi.
5. Kreatif memproduksi kemasan jamu
Agar
masyarakat tidak bosan dengan bentuk jamu yang selama ini berbentuk
cair, bubuk atau pil, produsen jamu harus lebih kreatif lagi mengemas
jamunya supaya tidak membosankan dan menarik, terutama bagi anak-anak.
Misal, membuat permen rasa kunir asam, roti rasa wedang jahe,
minuman kotak rasa beras kencur atau martabak manis dengan
olesan jamu...? Kenapa tidak...?
7. Hadirkan jamu di event pesta kuliner
Di
Indonesia banyak pihak yang sering mengadakan acara tuk menunjukkan
ragam kuliner di Indonesia. Di Jakarta sendiri, sudah 8 tahun ini
rutin menggelar JFFF atau Jakarta Fashion and Food Festival. Gak
ada salahnya setiap kali ada festival kuliner, mengajak pedagang
jamu tuk turut berpartisipasi di ajang tersebut. Selama ini, kok
saya tidak pernah melihat ada jamu di ajang yang keren itu. Pun
diajang Pekan Raya Jakarta PRJ yang bertaraf Internasioanal. Memang sih, ada stand
jamu dari salahsatu perusahaan besar yang ikut mejeng di PRJ, tapi hanya
satu atau dua merk. Padahal, ada banyak sekali perusahaan atau
industri rumahan yang memproduksi jamu. So, sesekali unjuk gigi
diajang yang bunafit itu, merupakan salah satau cara yang keren tuk
melestarikan dan mempromosikan jamu.
Saya membayangkan, jika di
dalam area PRJ itu ada sekelompk si mbok jamu gendong, di area atau stand khusus, lengkap dengan busana kebaya khasnya, wah, tentu ini akan
menarik perhatian pengunjung, terutama wisatawan mancanegara. Selain
memperkenalkan jamu pada turis, kita juga sudah menonjolkan
kebudayaan daerah di mata mereka.
Salah satu stand jamu di PRJ. Sbr gbr : disini |
8.Memberi Workshop tuk pedagang jamu
Dari
sekian banyak pedagang jamu, bisa saja, ada yang tidak atau atau
sengaja memberikan pemanis buatan pada jamunya, supaya lebih mudah
dan praktis. Atau, yang lebih parah lagi mencampur bahan kimia, agar
jamu terlihat lebih “bekerja”. Hal itu bisa terjadi, karena minim
dan awamnya ilmu pengetahuan mereka tentang jamu. Baik dari sisi
racikannya, dosis, dan dampak dari apa yang mereka lakukan. Untuk
itu, lembaga terkait atau pemerintah perlu memberikan semacam sosialisasi atau
kegiatan workshop tuk para penjual jamu, agar mereka lebih paham dan
mengerti bagaimana cara meracik jamu yang benar, termasuk takaran dan
kebersihannya.
Sekaligus, memberikan lagi pengetahuan tentang
tanaman-tanaman lainnya yang bisa juga dikelola sebagai jamu, selain
tanaman yang sering mereka racik selama ini. Dengan begitu, tentu
ragam jenis dan rasa jamu yang sering dijual si mbak jamu gendong
atau jamu-jamu yang sudah berbentuk kemasan, lebih bervariasi lagi.
Nah, untuk jamu kemasan, pedagang jamu wajib tahu soal regulasi, izin edar dan harus melalui BPOM (Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan) agar produk yang mereka jajakan legal dan benar-benar telah teruji kualitasnya untuk kesehatan.
Nah, untuk jamu kemasan, pedagang jamu wajib tahu soal regulasi, izin edar dan harus melalui BPOM (Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan) agar produk yang mereka jajakan legal dan benar-benar telah teruji kualitasnya untuk kesehatan.
9. Kontes jamu & magang
Beberapa
waktu lalu ada kontes Ratu
Jamu Gendong, yang diadakan oleh salah satu perusahaan jamu. Ini merupakan kontes kecantikan dan talenta yang ditujukan kepada para jamu gendong berskala nasional. Tujuannya untuk apresiasi dan pelestarian penjual jamu seluruh Indonesia, guna mendukung industri
jamu agar semakin berkembang. Dalam kontes tersebut, salah satu penilaian adalah memperagakan cara
meracik jamu didepan orang banyak.
Pemenang ratu jamu Gendong . Ayu rek.. . Sbr gbr disini |
Nah, ini juga salah cara yang
unik tuk melestarikan jamu. Hadiahnya adalah sejumlah nominal uang. Menurut saya, selain sejumlah uang untuk modal pengembangan jualan jamu, lebih asyik lagi kalau pemenang dan semua finalisnya diberi kesempatan magang di perusahaan yang mengadakan kontes tersebut. Atau boleh juga magang di lembaga penelitian seperti Biofarmaka IPB, agar mereka lebih tau bagaimana kinerja tangan-tangan ahli yang meneliti khasiat ratusan tanaman di Indonesia itu. Itu akan menambah wawasan para pedagang jamu tentang tanaman obat. Selain itu, mereka juga diajarkan cara menjaga kebersihan dan takaran jamu yang benar.
10. Rajin
update tentang tanaman obat di media sosial.
Kalau kita menemukan tanaman unik yang berkhasiat pada saat browsing, yang kurang familiar atau yang sudah familiar di masyarakat, informasi tadi bisa di update ke jejaring sosial. Apalagi bagi yang punya ratusan follower di twitter atau pertemanan dalam jumlah banyak di facebook, itu cara yang ampuh tuk menyebarkan informasi. Jangan lupa untuk follow atau mention akun twitter yang memang bergerak dibidang perkebunan, keanekaragaman hayati atau penelitian tanaman untuk dikembangkan lebih lanjut, seperti akun @BiofarmakaIPB, supaya tweet kita bisa di respon atau di retweet hingga menyebar.
Untuk
teman-teman yang bekerja sebagai media social speasialist di
perusahaannya masing-masing, tak ada salahnya juga memberikan tweet atau
tulisan di akun jejaring sosialnya untuk mempromosikan tanam-tanaman
yang berkhasiat, agar wawasan masyarakat berkembang. Biasanya, kalau
akun twitter perusahaan atau brand, followernya bisa puluhan ribu.
Apalagi bagi perusahaan yang bergerak dibidang minuman, makanan,
kesehatan atau lingkungan. Ini tentu efektif tuk mengenalkan tanaman obat kepada orang banyak. Misalnya memberikan informasi soal
tanaman yang kurang familiar di masyarakat, tapi punya manfaat bagus.
Sisik naga, contohnya, saya baru mendengar nama tanaman ini. Rupanya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Biopharmaka IPB, tanaman ini berkhasiat sebagai anti jamur atau anti bakteri, dan tidak mempunyai efek sitotoksik pada sel kanker. Nah, masyarakat wajib tau akan hal ini. Tugas kitalah yang membantu tuk menyebarkannya.
Kalau kita menemukan tanaman unik yang berkhasiat pada saat browsing, yang kurang familiar atau yang sudah familiar di masyarakat, informasi tadi bisa di update ke jejaring sosial. Apalagi bagi yang punya ratusan follower di twitter atau pertemanan dalam jumlah banyak di facebook, itu cara yang ampuh tuk menyebarkan informasi. Jangan lupa untuk follow atau mention akun twitter yang memang bergerak dibidang perkebunan, keanekaragaman hayati atau penelitian tanaman untuk dikembangkan lebih lanjut, seperti akun @BiofarmakaIPB, supaya tweet kita bisa di respon atau di retweet hingga menyebar.
Sisik naga, contohnya, saya baru mendengar nama tanaman ini. Rupanya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Biopharmaka IPB, tanaman ini berkhasiat sebagai anti jamur atau anti bakteri, dan tidak mempunyai efek sitotoksik pada sel kanker. Nah, masyarakat wajib tau akan hal ini. Tugas kitalah yang membantu tuk menyebarkannya.
Ada
lagi tanaman Ki Cantung. Pernah dengar nama ini..? Nah, tanaman ini
bisa digunakan tuk menyembuhkan jerawat lo, karena bisa membunuh
bakteri. Dan batangnyapun bisa berfungsi untuk mengusir serangga,
dengan cara batangnya dibakar terlebih dahulu....Tuh, keren kan? Banyak sekali nama-nama tanaman yang gak kita kenal, tapi dengan rajin mencari tau atau browsing soal tanaman obat, kita bisa mendapatkan informasinya.
Ki Cantung |
Dengan mengadakan lomba blog tentang segala hal yang berhubungan dengan jamu, ini juga bermanfaat untuk melestarikan jamu. Karena semakin banyak yang menulisnya, maka akan menambah sumbangan informasi yang semakin mendongkrak kepopuleran minuman khas Indonesia ini. Selain itu, opini jamu dari sudut pandang masing-masing orang bisa di evaluasi dan dipahami, untuk menambah tujuan dan fungsi dari apa yang dilakukan oleh lembaga penelitian itu sendiri. Dan bagi masyarakat atau pembacanya, tentu akan menambah wawasan tentang ragam jamu dan tanam-tanaman yang berkhasiat, yang tersembunyi dibalik bumi gemah ripah loh jenawi ini.
Ya, nenek moyang bangsa Indonesia telah mewariskan pengobatan bahan alam yang amat kaya dan beragam. Dan, Tuhan telah memilih Indonesia tuk menurunkan khasiat ciptaannya di bumi pertiwi ini. Kita yang tinggal di negara inilah yang patut melestarikannya, agar tak dilupakan atau lekang oleh waktu.
Melestarikan dan memanfaatkan jamu, berkaitan erat pula dengan upaya pelestarian lingkungan hidup. Karena tanaman yang menjadi bahan baku jamu tradisional Indonesia adalah tanaman obat jenis rimpang, daun-daunan dan kulit batang/batang yang berperan dalam upaya mengurangi efek pemanasan global yang melanda dunia akhir-akhir ini. Nah, jika, pemanfaatan tanaman jamu berjalan dengan baik dan lancar, tentu akan ikut menopang perekonomian petani.
Sumber :
-http://jamu.journal.ipb.ac.id/
-http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/611-herbal-plants-collection-sisik-naga
-http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collectionhttp://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal
Ya, nenek moyang bangsa Indonesia telah mewariskan pengobatan bahan alam yang amat kaya dan beragam. Dan, Tuhan telah memilih Indonesia tuk menurunkan khasiat ciptaannya di bumi pertiwi ini. Kita yang tinggal di negara inilah yang patut melestarikannya, agar tak dilupakan atau lekang oleh waktu.
Melestarikan dan memanfaatkan jamu, berkaitan erat pula dengan upaya pelestarian lingkungan hidup. Karena tanaman yang menjadi bahan baku jamu tradisional Indonesia adalah tanaman obat jenis rimpang, daun-daunan dan kulit batang/batang yang berperan dalam upaya mengurangi efek pemanasan global yang melanda dunia akhir-akhir ini. Nah, jika, pemanfaatan tanaman jamu berjalan dengan baik dan lancar, tentu akan ikut menopang perekonomian petani.
So, begitu banyak
hikmah yang dipetik jika kita bergerak untuk melestarikan jamu. Tak heran rasanya kalau UNESCO mendukung penetapan jamu sebagai warisan budaya dunia. Tak salah juga, kalau dari dulu sampai sekarang saya masih
mencintai dan mengkonsumsi jamu. Tak bisa dipungkiri, jamu memang memiliki khasiat luar biasa, kerenanya dari dulu
sampai sekarang jamu itu tetap di hati.
Jamu oh
jamu...Dicintai Orang, Dilestarikan Indonesia.
Sumber :
-http://jamu.journal.ipb.ac.id/
-http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/611-herbal-plants-collection-sisik-naga
-http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collectionhttp://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal
-http://hot.detik.com/read/2013/11/08/090037/2407055/763/ibu-hamil-dan-bayi-aman-meminum-jamu-asal
-http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/negara_jamu.htm
-http://health.kompas.com/read/2010/08/24/12425161/Jamu.Herbal.Tak.Sebabkan.Kematian
-http://www.berkhasiat.com/2013/06/khasiat-daun-sambiloto.html
-http://www.makinsehat.com/2014/03/manfaat-daun-nangka.html
-http://tri-corner.blogspot.com/2013/02/kandungan-khasiat-daun-nangka.html
Wah baru tau ada kontest ratu jamu wkwkwkw, gak heran kalau orang tua yang hidup sebelum era sekarang pada sehat-sehat karena sejak kecil sudah terbiasa dengan obat-obatab herba dan jamu yang ga pake bahan kimia buatan.
ReplyDeleteSaya sendiri terakhir minum jamu setahun yang lalu, itupun dibikinin oleh Ibu saya
Sau juga baru tau kalau ada kontes ratu jamu gendong mas, ya gara-gara browsing tentang jamu ini, hehehe... Woh, pinter bikin jamu toh ibunya..? Saya jadi pengen nyicip juga, hehehe..
Deletewahhhh.. ini artikel lengkap banget!
ReplyDeleteTapi malu ah rada gak suka jamu.. karena alasan klise, pahit. cuma suka kunyit asam dan beras kencur. padahal bagus sekali buat kesehatan.
makasih artikelnya bermanfaat banget nih mbak!
salam kenal ya (^ ^,)
http://www.sukamakancokelat.blogspot.com/
Hai Ayu, kalau memang gak biasa minum jam, tentu akan terasa pahit. Sebenernya bukan pahit kali ya, tapi karena cairannya yang kental, jadi terasa pahit. Kecuali kalau memang jamu pahitan, walah itu memang pahitttt pake banget, hihihi. Tapi, berhubung saya sejak kecil memang sudah direcokin sama jamu, jadi sdh terbiasa, hehehe.. makasih ya sdh mampir, salam kenal kembali...
Deletesaya baru berencana membuat toga ...salam kenal mba :) www.rinasusanti.com
ReplyDeleteYuk yak yuk, mari menanam TOGA.. nanti kasilh liat penampakan dna hasilnya, ya... hehehe. Makasih Rina, salam kenal kembali..
DeleteDuh.. wajahnya Diana Pungky memang kinclong dan halus banget ya.. dari sejak saya kecil udah suka liat dia, pasti banyak yg pingin punya kulit indah kayak dia.
ReplyDeleteItu to rahasianya... coba ah ^_^
Yoi...wajah Diana Pungki itu memang kece badai ya, rupanya ada peran jamu dibalik kecantikannya. Yang tradisional, tak dilupakan olehnya..:) Makasih Zakia..
Deletewaaa pasti ini menang lagi nih mbak eka hehe, secara runtut apik mudah diresapid an dipahami...dan mbak sukses saya nobatkan mirip diana pungky wkwkwk kapan" boleh donk motoin mbak eka yg mirip diana pungy ihieerr hehe... Hidup Jamu... hidup pak Presiden smga kuat minum jamu josshh dah hehe
ReplyDeleteWuahaha, kamu org yang ke seratus kali deh yang menobatkan diriku mirip Diana Pungky...hihihihi.....Gara-gara jamu, bisa bikin orang jadi sehat, kinclong, bugar dan kuat ya....:)
Deletewiuhhh, mbaca tulisannya mbak eka ini gak ada habisnya lengkap nggak setengah setengah, menjiwai banget lengkap dan penuh makna, ngomongin jamu tentunya saya masih ingat banget di pikiran saya waktu hidup di desatepatnya desa simbantan nggorang gareng magetan jawatimur,setiap pagi pasti minumnya beras kencur hangat, dari SD sampai kira kira SMU karena bibik saya dulu jualan. sekarang dah lama gak minum mbak jadi pengen tapi ditempat sekarang susah dapatnya hampir ga ada penjual. BTW, saya baru tahu kalau daun naangka juga bisa di rebus dan di minum mbak. nice post...
ReplyDeleteWah, bibiknya mas Yuli jualan jamu toh waktu msh di Jatim, wah asyik dong.. Emang skrg tinggal dimana mas..? Iya, daun nangka ternyata selain menghasilkan buah yang lezat, daunnya jg berjuta manfaat dan gratisan,anugrah dari alam, hehehe
DeleteBerarti saya harus mengikuti jejak Diana Pungky yang, meski sudah berkepala 4, masih kelihatan awet muda.
ReplyDeleteYoi mas... kalau jejaknya baik, murah dan alami, kenapa tidak kita ikuti... Saya saja sudah mengikuti jejak Diana Pungky,hehehe. tapi emang belum mirip bener sm dia, hahaaha
DeleteTapi sekilas tampak mirip, he-he.
DeleteAh, masa sih saya mirip sama Diana Pungky, ah saya tau pasti yang mirip jempolnya ya, hahahha
DeleteMantap artikelnya...komplit banget informasinya... Memang tak bisa dipungkiri bhw jamu adalah kuliner asli nusantara warisan nenek moyang kita... Kita juga patut bersyukur dan berbangga hati bhw produk jamu ssh ada yang dipasarkan sampai ke LN... Ini menandakan bhw orang asingpun mengakui khasiat jamu utk menjaga stamina agar tetap sehat dan bugar... Ngomong2 masalah jamu aku adalah penyuka jamu sejak kecil... Awalnya ikut2an mama minum jamu gendong langganannya... Ketika remaja dibelikan jamu kemasan utk gadis remaja... Kata mama biar aku tumbuh menjadi gadis remaja yg sehat... Hingga saat ini aku msh minum jamu koq... Hampir tiap pagi aku minum jamu beras kencur dan kunir asam yg dijual si embok jamu di dkt kantorku... Btw, met ngontes semoga sukses GAnya...dan artikelnya termsk jadi pilihan juri utk menang...
ReplyDeleteHai Mbak Rita..wah sama kita ya, penyuka jamu sejak kecil. Saya juga awalnya gara-gara mama saya sering beli jamu gendong, jadi saya ikutan minum juga. Sampai skrg jamu itu tetap khas di hati kita ya..Tos dulu mbak, kita banyak kesamaan ya, hehehe Makasih ya sdh mampir...Makasih juga doanya, hehehe
Deletekunjungan ke dua.....
ReplyDeletemanfaat banget website/Blog nya.....
keep posting yang positif gan/sist..
ijin lihat-lihat blog/website nya ya.....
jangan lupa kunjungi website nya ya :)
Perumahan di Bekasi
Daftar rumah Murah Tambun-Bekasi tahun