Saya
manusia pencinta dan penggila durian. Kalau ada makanan atau minuman
yang berbau atau menggunakan buah lezat ini, saya akan meliriknya.
Ya, walaupun gak mencicipi buahnya secara utuh dan langsung, paling
tidak menghirup aromanya atau mencicipi sedikit rasanya yang sudah
dicampur dengan bahan makanan/minuman lain, tetap memberikan
kebahagiaan tersendiri bagi saya, hehehe...
Banyak sekali makanan yang dibuat dari bahan durian. Ada dodol durian, yang disebut lempok, ini makanan khas daerah Sumatera Selatan. Ada juga tempoyak. Ini adalah buah durian tanpa biji yang diasinkan. Dengan tempoyak ini, kita bisa mengolahnya menjadi sambal tempoyak, pindang tempoyak atau brengkes ikan (pepes ikan panggang berbalut tempoyak). Lezaaattt.... Bagi yang belum pernah mencobanya, mungkin ya rada aneh rasanya. Tapi, bagi lidah saya... wiihh.. lezatnya tiada tara.
Nah, ngomongin soal durian....
Siang tadi, sebelum saya berangkat ke kantor untuk menjalani ritual tugas harian yang setiap hari kebagian masuk sore sampe malam, saya mampir dulu ke Supermarket di kawasan
Rawamangun, Jakarta. Ketika menelusuri setiap sisi yang tersaji di tempat
pasar modern yang lumayan murah ini (dibanding harga di supermarket
besar lainnya), eh... pada bagian etalase kemasan
kopi-kopian, mata saya melihat kemasan kuning yang nangkring di
pajangan rak tinggi, bertuliskan : “Durian Coffee”. Ouw...saya
langsung mendekat.....
Kemasannya saja sudah menyajikan
gambar buah durian nan montok, kuning kinclong dan padat.
Di sebelahnya, ada kopi yang mengeluarkan kepulan asap panas
dari dalam cangkir. Ah, siapa yang tak tergoda melihatnya?
Penampakan Durian Coffee |
Tak
perlu lama memandanginya, tangan saya mengambil kemasan kuning yang
berjejeran dengan varian minuman lainnya itu. Ragu saya mau
membelinya. Karena, ini mahal pasti, pikir saya. Dan benar, harga
yang tertera di kertas kecil yang ditempel dibawah rak pajangannya,
tertulis 31 ribu sekian. Harga segitu, ya cukup mahal, dong,
dibanding kemasan kopi sachet lain yang hanya berkisar 5 hingga 10 ribuan,
yang isinya (biasanya) 5 bungkus itu.
Nah,
karena kemasan kopi durian ini ukuran kotaknya lebih panjang dibanding kopi lainnya, saya pikir isinya ada 10 sachet, ternyata, eh,
setelah dibaca keterangannya, yah.. cuma 5 bungkus, bro...
Padahal, kalau isinya 10 bungkus, lumayan, ya. Artinya 31 ribu dibagi 10, bearti harga satu sachet sekitar 3 ribuan. Dan dengan harga itu, saya sudah bisa menikmati aroma dan rasa durian, buah favorit saya sedunia, hehehe.. Tapi, kalau 5 sachet, kalau diitung-itung, sekitar 6 ribuan persatuannya. Berhubung saya penasaran dan kebelet plus tergodah..ya sudahlah ya, saya beli aja, daripada saya kepikiran, hihihi..
Padahal, kalau isinya 10 bungkus, lumayan, ya. Artinya 31 ribu dibagi 10, bearti harga satu sachet sekitar 3 ribuan. Dan dengan harga itu, saya sudah bisa menikmati aroma dan rasa durian, buah favorit saya sedunia, hehehe.. Tapi, kalau 5 sachet, kalau diitung-itung, sekitar 6 ribuan persatuannya. Berhubung saya penasaran dan kebelet plus tergodah..ya sudahlah ya, saya beli aja, daripada saya kepikiran, hihihi..
Lagian,
kalau dibandingkan saat kita nongkrong di cafe, satu cangkir bisa 20
ribu hingga 45 ribuan.. Lah, ini cuma 6 ribuan satu sachet. Ya,
lumayan untung dan asyiklah ya....
Durian coffee mejeng di meja kantor |
Setelah kemasan Durian Coffe sudah ada di kantor saya, tak sabar
hati ini ingin langsung menikmatinya. Gimana sih rasanya..? Beneran
rasa durian gak? Atau tetep aja rasa kopi-kopi juga, hihihi...
Oh,
ya...kenapa saya bawa ke kantor dan mesti ngopi di kantor juga?
Karena hari Sabtu, seperti penjelasan saya di atas tadi, saya kerja
dan bertugas hingga malam hari. Makanya, saya menikmati kopi rasa
durian inipun, ya di kantor, ditemani dengan komputer, keyboard dan
dan telepon kantor yang setiap hari setia nongkrong di meja kerjaku. Namun, kalau di weekend, lumayan gak usil teleponnya. Coba
kalau hari biasa, wah, rang-ring mulu, hihih.. Yah, namanya
juga telepon kantor, bukan telepon kuburan, #eh...
Nah,
ketika saya buka kemasannya, ups...terlihatlah 5 sachet berbentuk memanjang dari dalam wadah yang dikemas cantik itu.
Warnanya..... kuning emas. Silau, Man! Mungkin produsennya memang ingin menyamakan
warna sachetnya dengan warna kulit dan buah durian kali, ye, kuniiing....biar
kompak, hehehe...
Ketika jemari saya mulai merobek dan
mengeluarkan isi serbuk dalam sachet...ah... aroma durian langsung
tercium. Haruuum... Warna bubuknya sama dengan serbuk kopi sachet lainnya. Berbutir hitam, bercampur butiran putih. Saya pikir bubuk kopinya juga berwarna kuning.
Sachet Durian coffee |
Yuhu....setelah
serbuknya nongkrong dalam cangkir, tinggal menunggu
disiram air panas yang sudah siap sedia dalam air galon kantor,
di samping meja saya. Diaduk-aduk....melihat asap mengepul...
selanjutnya... bibir ini menyeruput kopi ituuuhh.... Sluurrpp....
ehm...terasa duriannya, meski rasa asli kopi tetaplah menguasai.
Ekstrak dan perisa duriannya, cukup
menghibur lara hati ini. Lara yang muncul gegara harga durian yang lumayan mahal, membuat para penggemar buah berduri ini jadi jarang membelinya. #curcol
Perisa
(bahasa
Inggris: flavour) adalah kualitas dari sesuatu yang mempengaruhi
rasa dan aroma yang biasanya ditambahkan pada makanan atau minuman
sehingga menimbulkan rasa dan aroma yang enak dan lezat.
Ekstrak adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. (sbr: wikipedia)
Ekstrak adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. (sbr: wikipedia)
Wah, siap diminum nih ..... |
Terakhir kali
beli buah yang lezat ini, sekitar seminggu lalu, ketika lagi mampir
di salah satu supermarket yang ada di Mall Semanggi. Itupun saya
membelinya karena discount 50 persen. Kondisi duriannya sudah
sangat masak, jadi menurut si abang karyawannya, daripada duriannya
jadi gak bagus lagi dan akhirnya gak laku, mending dikasih
potongan harga.
Yeacch...harga durian
sekarang mahal bingiiit. Apalagi jenis durian montong yang buahnya
bener-bener montok itu. Ahaha..iman saya cenat cenut melihatnya. Air
liur ini harus saya tahan melihat buahnya yang lunak itu. Dijual secara eceran saja, hanya 2 atau 3 biji durian yang
diwadahi dalam styrofoam kecil, dihargai sekitar 20 hingga 40 ribuan. Nah, kalau
durian utuh, yang ukuran sedang saja, bisa seratus ribuan, lho. Apalagi yang guueeede....haduuhh.. mikir mau belinya.
Untunglah,
sekarang ini banyak yang menjajakan makanan dan minuman berbahan durian. Jus durian, misalnya. Saya sering membelinya di Carrefour, sekitar 10-15
ribuan per gelas plastik.
Nah, untung juga ada Durian Coffee, kopi serbuk sachet yang
mempunyai ektrak dan perisa durian, keluaran My Bio. Yah, setidaknya
mengabulkan rasa ngidam saya, terhadap buah nomor satu yang selalu
ada di hati saya ini.
Hei...ada
yang pengen mencoba Durian Coffee ? Silahkan melipir di
supermaket terdekat. Atau, mau menemani saya malam ini bertugas,
sambil menyeruput kopi rasa durian...? Baru satu sachet lho yang saya habiskan, masih tersisa 4 bungkus lagi, nih... Mau...?
Mau...?? |
OOT : selain artikelnya menarik dan detail, saya suka dengan tampilan blognya mbak :D
ReplyDeleteWah, terimakasih Mbak Tanti.... blog saya ini didesain oleh Mbak Susan Moocen, lo.. Geng Emak2 Blogger juga, hehehe... Makasih kunjungannya.....
Deletekopi punya aroma yang kuat, durian juga... dua2nya adu kuat nih... tapi yang menang pasti durian ya mbak? :D
ReplyDeleteHehehe, Mak Rinrin..apakah dirimu penggemar durian juga, kah...? Kalau saya memang oengemar dua-duanya..? Tapi, kalau soal aroma..yup...aroma durianlah yang pasti bisa merebut hati saya, mengalahkan segalanya, hahaha..#Lebay...Makasih sudah mampir ya...
Deletewah jadi penasaran jg nih mak..TFS ya
ReplyDeleteHai Mak Ana...silahkan dicoba kopi duriannya kalo penasaran...hehehe....makasih sdh main2 ke blogku.....
Deletesuamiku pencinta kopi maak, tp klo kopi durian.. dia mau ngga yaaa
ReplyDeleteCoba sodorin aja Mak Rahmi, hehehe... Makasih ya...
Deleteartikelmu bikin ngeces mak eka :P soalnya aku juga pecinta durian dan pecandu kopi.alamak!
ReplyDeleteWaduh..sama dong kita ya mak Aira....pencinta kopi dan durian...tos dulu dong...hehehe
ReplyDeleteboleh di coba xD
ReplyDeleteMonggo, hehehe
Delete