Cantiknya Model High Heels
Akhirnya,
pekan lalu saya berburu sepatu high heels di Centro, Plaza
Semanggi, Jakarta !
Tumben
deh..
Loh kok tumben?
Ya, gimana gak tumben, selama ini kalau berburu alas kaki, ya pasti sandallah yang saya incar, sepatu gak pernah saya toleh. Tapi, minggu lalu, justru sandal yang tak saya toleh. Sebaliknya, malah sepatu yang dikejar.
Tak
mudah memang menentukan pilihan, karena bagus-bagus.. Ehm, rasanya
pengen dibawa pulang semuanya, hehhe. Ya, samalah kayak beli baju,
mesti diubek-ubek dulu setiap stand/toko atau merek, baru kita bisa
memilih mana yang sreg dan cocok.
Setelah 20 menit mata saya memberikan penilaian dengan mengitari ribuan sepatu di Centro dengan beragam jenis dan model itu, akhirnya ......... saya kepincut sama sepatu high heels warna greey.
Sederhana sih modelnya. Tapi, sepatu merek CALLIOPE yang tinggi haknya sekitar 10 cm ini, pas dan nyaman dikaki saya. Sepatu nomor 39 ini saya beli, selain emang suka, pas kebetulan pula lagi diskon 50%, dari harga 300 ribuan, jadi 150 ribuan. Biasa, kalau cewek mah, ada yang discount sedikit, pasti mendekat ke sasaran, hehhehe....Walau, kalau dinilai dari sisi fashion, yah sepatu ini mah termasuk model jadul. Tapi, yang namanya kenyamanan, kalau kita udah ketemu, pasti gak akan dilepas ! Iya kan?
Tak puas sudah
mengantongi sepasang sepatu, eh, saya pun kepincut satu model lagi,
eits..kepincut tiga bahkan. Dengan model serupa, tapi motif berbeda.
Sama sih, high heels juga. Tapi, kali ini lurik kulit ularnya yang
bikin saya ngiler. Tingginya sekitar 15 cm. Beuh, kalau gak hati-hati
makenya, bisa keseleo kali ya, hehehe....
Nah, ini dia nih tiga
sepatu motif kulit ular Merek AMANTE yang bikin saya
harus merelakan waktu tuk memperhatikan, memegang, mengelus,
membolak-balik, bahkan mencobanya. Dan... tiga benda cantik ini cukup
lama menguras perhatian saya, dengan berperang gejolak batin.
Jiaaahh.!
Keren
kan.......???
Yang satu lurik
ularnya warna hitam, disebelahnya kecoklatan, dan satu lagi gradasi
putih, coklat dan hitam, dengan bagian penutup samping sepatu yang
bergelombang.
Keren deh!
Saya sempat
bingung mau pilih yang mana diantara ketiganya, karena gak mungkin
saya borong langsung semuanya.Saya gak mau kemasukan setan (lagi)!
Si mbak dan si mas
Pramuniaganya, tak lepas dari permintaan saya tuk memberikan
pendapatnya terhadap ke tiga alas kaki cantik itu, tuk memantapkan
pilihan saya.
"Yang mana mbak menurutmu yang bagus tuk kaki
saya? Orang yang beli sepatu model ini, banyakan beli yang warna apa?
Kalau model ini, kurangnya apaan?" Begitulah kira-kira
bawelnya pertanyaan saya.
Sepatu yang bikin saya jatuh hati |
Jujur
saja,.....
Kalau
dari segi fashion, sebenarnya saya menyukai sepatu yang lurik ular
gradasi putih, hitam dan coklat.
Selain warnanya menonjol, gelombang
dibagian samping kulit sepatunya, itu yang sangat bikin saya kagum
berat. Beda aja, gitu!
Cuma,......
karena mengingat faktor kenetralan dan ini-itu, akhirnya saya
memutuskan tuk beli sepatu lurik ular yang warna hitam.
Pertimbangannya,
ya, daripada saya beli yang warna putih, tapi gak semua busana cocok
dipadupadankan, yang akhirnya jarang dipake, sayang toh ! Dan untuk
sepatu kulit ular ini, saya harus memilih nomor 40. Kalau nomor
39 agak kesempitan. Berbeda dengan sepatu warna greey, meski
nomor 39, tapi udah mantap di kaki saya. Maklum, ukuran standar
masing-masing merek sepatu beda-beda, toh?
Akhirnya, sepatu lurik hitam ini yang saya bawa pulang |
Oh
ya, sepatu-sepatu ini juga discount lo, tapi cuma 20% sih (ngarepnya
50% ya), dari harga 360 ribuan, setelah discount jadi 287 rb gitu
deh. Dan, ini adalah sepatu termahal saya lo, hahaha....
Ya, selama ini kalau saya beli sepatu, tak pernah diatas 200 rebong. Dan sepatu-sepatu yang pernah saya beli sebelumnya, harganya murah meriah semua, karena mengingat saya tak begitu suka pake sepatu. Jadi, buat apa saya beli sepatu yang mahal? Kalau saya pun akan jarang memakainya. Begitulah pikiran saya.
Ehmm.... akhirnya,
hari itu saya menggondol dua pasang sepatu. Du..du..du...
Nah, ini dia nih
dua sepatu yang saya angkut dari Centro. Semua high heels, Yang satu
warnanya greey/abu-abu dan yang satu lagi hitam lurik kulit ular.
Wow, cetarnya.
Eh,
ya..diatas tadi,....
Saya sempat
menuliskan kalau tumben-tumbennya saya berburu sepatu, biasanya
paling sering mengincar sandal. Nah, ini jawabannya,...
Ehmm, sebenarnya
saya paling gak suka pakai sepatu! Bener-bener gak suka! Tapi, bukan
gak suka ngeliat sepatu ya. Kalau mengamati sepatu sih, dengan
beraneka ragam model seperti sekarang ini, mulai dari yang lucu2,
bermotif-motif/ lurik2 ular bahkan yang aneh-aneh bentuknya, saya sih
suka-suka aja meliriknya, memegangnya, gemes bahkan.
Tapi, berhubung
kaki saya ini ukuran jumbo, alias kaki ukuran orang barat (barat
daya, maksudnya, hahaha), jadi saya kalau pakai sepatu, biasanya
dibagian depannya, atau ujung jari jempol dan telunjuk kaki, sakit
sekali karena tersantuk penutup sepatu. Ya itu tadi, karena kaki saya
ukuran besar, sementara ukuran sepatu pabrik Indonesia yang sering
ditemui di pasaran kebanyakan masih sempit tuk ukuran kaki saya,
meski nomornya 40 sekalipun. So, kalau pake sepatu, jadi sebuah
siksaan buat saya. Benar-bener gak banget deh, kecuali terpaksa!
Koleksi sandal di Centro |
Itulah
salah satu alasan yang membuat saya benci pakai sepatu. Selain alasan
tak bisa bernafasnya kaki indah saya tentunya.
So, semenjak tamat
SMA, bisa dihitung berapa kali saya memakai yang namanya alas kaki
berpenutup itu. Dimasa kuliahpun, saya pakai sandal doang, tapi
sandal high heels, sih. Untung cewek ya, jadi gak terlalu menonjol
kalau gak pake sepatu ke kampus. Meski gak boleh sih sebenarnya,
meski juga kalau ketauan sama si dosen dan si pemantau mahasiswa, ya
diomeli juga sih, hahaha....
Duh,... jadi inget
kebandelan masa kuliah dulu deh, yang mesti diplototin karena gak
pake sepatu, tapi tetap aja dilanggar. Maklum, pengen terlihat lebih
modis. hihihihi....
Pun, ketika
memasuki dunia kerja, saya tetap malas yang namanya pakai sepatu.
Paling pakai sandal high heels, kecuali kalau ada acara khusus yang
memang mengharuskan saya pakai sepatu, ya.. akan saya pakai tuh
sepatu. Misalnya perusahaan saya mengadakan acara seminar di hotel
yang mengundang banyak tamu, atau ada event tertentu yang kebetulan
banyak tamu berkelas yang datang, saya pun akan menyesuaikannya.
Atau, jika ada job
diluar sana, yang menawarkan saya tuk jadi MC atau narsum di suatu
acara misalnya, barulah sang sepatu pingitan yang hanya berdiam diri
saja dalam kotaknya, saya keluarkan juga.
Pernah tuh, suatu
hari dapat panggilan tuk interview kerja. Tentu harus pakai
sepatu dong, sebagai penanda kita menghormati perusahaan/institusi
tersebut. Tak langsung dari rumah saya memakai alas kaki yang bikin
saya tersiksa itu, pastinya. Tapi, ketika udah sampai di gedungnya,
saya melipir bentar ke toilet, dan baru menukar sandal dengan sepatu
yang saya simpan di dalam tas, hahaha....
Ya,
bayangkan coba kalau saya udah pake sepatu hak tinggi dari rumah,
kletak-kletuk, kletak- kletok... walau oke terlihat, tapi tersiksa.
Pantesan orang bilang, cantik itu, sakit!
Tapi, karena di
dunia/ tempat kerja saya yang sekarang ada "kebutuhan khusus"
yang mengharuskan saya memakai sepatu. Mau gak mau saya harus berburu
sepatu dong. Ya, paling tidak punya koleksi sepatu lah, walau
jumlahnya sedikit.
Kebutuhan
khusus apakah itu? hihihihiih..
Suasana Talkshow TV |
Begini,
setiap hari rabu jam 3 sore teng, kantor saya bersama dengan surat
kabar nasional dan TV jaringan yang tayang di salah satu TV Cable,
mengadakan kerjasama untuk Talkshow tentang lingkungan, atau sesuatu
yang berbau "Green". Kebetulan, saya yang ditunjuk
sebagai hostnya.
Nah, karena ini
tampil di layar TV, maka mau gak mau penampilan tetap yang utama yang
harus diperhatikan. Salah satunya adalah sepatu. Lagipula, tampil
talksow di TV, gak mungkin dong hostnya pakai sandal. Meski acara
yang saya bawakan, konsepnya santai sih. Gak harus memakai blazer,
atau baju safari misalnya. Tapi, yang namanya alas kaki, ya tetap aja
harus SEPATU ! Harga mati! Kalau pake sendal, kesannya main -main
gitu. Iya gak?
Loh, urusan
sepatu, kok, saya sendiri yang nyediain? Biasanyakan ada sponsor ?
Betul, memang
acara yang saya bawakan ada sponsor. Baik itu sponsor tuk baju,
sepatu, bahkan perhiasan/aksesoris. Cuma, adakalanya kontrak atau
kerjasama dengan sang sponsor tiba tiba berhenti, karena satu dan
lain hal. Seperti yang terjadi saat ini, yang membuat saya harus beli
Sepatu. Nah, kalau sudah begitu, otomatis urusan baju dan sepatu jadi
urusan si presenter dong.
Lah, emang kita
mau minta bantuan siapa coba? Kalau bukan diri kita sendiri yang
berusaha tuk memoles penampilan kita, supaya tetep oke dilayar. Kan,
ketika tampil di TV, tak hanya membawa nama kita sendiri dong, tapi
juga nama perusahaan tempat kita bekerja, toh..??
Makanya harus
tampil sesempurna mungkin, gak peduli kostum yang kita pakai itu dari
mana asalnya, pokoknya ketika syuting berlangsung semua perlengkapan,
termasuk kostum dan sepatu, ya harus tersedia! Lagian, kalau saya
pinjam punya teman, belum tentu pas dan cocok buat saya. Apalagi,
ukuran kaki saya yang besar ini, yang hanya bisa masuk di nomor 40,
kadang malah 41.
Sepatu Apple Green, yg saya pakai di acara TV |
Sebenarnya,
saya sudah punya sepatu hitam tertutup, merek Apple Green. Sudah 7
tahun lo sepatu itu menemani saya dikamar, tepatnya didalam kotak,
heheh. (ya, karena gak pernah dipake-pake, toh).
Cuma, sepatu yang
modelnya biasa namun awet ini, haknya pendek, skitar 5 cm dan
bentuknya petak. Jadi, kurang bagus kalau dilihat di layar.
Gak cetarlah
ngelihatnya....
Pernah sih saya
memakainya untuk acara TV ini, karena kebetulan sponsornya lagi
kosong.
Namun, setelah
saya perhatikan, dan ngeliat hasilnya dilayar dan di foto, kok ya
kurang anggun ya ngeliatnya. Gak elit gitu loh. Sayapun jadi kurang
pede kalau memakainya untuk acara TV. Tapi, meski tak enak dipandang,
saya salut sama produk Apple Green ini, karena meski lama dalam
kotak, tapi gak mengelupas lo kulitnya. Hemm, sepertinya asli ya, dan
emang kualitasnya bagus nih sepatu. Jadi, meski sepatu ini tak oke
untuk di TV, tapi saya tetap mencintainya, dan akan saya pakai
dikesempatan lain.
Nah, foto dibawah
ini, adalah salah satu contoh baju dan sepatu dari sponsor. Kinclong
ya warnanya. Ya, si mbak Ethel, sang Wardrobe, tentu sangat jeli dong
untuk memadu-madankan warna antara baju, aksesoris/gelang dan alas
kaki. Jadi, kostum saya pun terlihat serasi.
Baju & sepatu sponsor. Warnanya Senada! |
Berbunga-bunga dan cerah |
Bandingkan kedua gambar dibawah ini.
Mana yang lebih terlihat anggun ?
High heels 10 cm, sponsor |
Tentu, sepatu dengan hak model meruncing tinggilah yang terlihat lebih memukau mata. Iya kan..?
Menurut Anda?
So,
tuk memenuhi kebutuhan keanggunan itulah, makanya saya jadi berburu
sepatu high heels. Meski, benda itu hanya saya pakai ketika acara
talkshow itu saja. Selebihnya?... Aduh dengan haknya yang 15 cm, itu
gak mungkin bisa saya pakai tuk ngemall, atau perjalanan dari kos
saya menuju kekantor, walau hanya berjarak 50 meter itu. Atau meski
tuk wara-wari disekitar gedung kantor sekalipun. Duh, tersiksa cyin.
Nggak deh! Hehehe...
Tapi,
setelah punya sepatu kebangsaan sendiri, akhirnya saya bisa tampil
cantik deh. Coba lihat foto dibawah ini, kerenkan? Kayaknya gak salah
deh model sepatu yang saya pilih, hehehhe..*muji sendiri*
Ehm, ngomongin soal sepatu wanita,......
Jaman
sekarang perkembangan dan modelnya tentu beda banget dengan jaman
dulu kali ya. Kalau dulu sih, eh....gak usah dulu-dulu banget deh.
Sekitar tahun 2000-an awal aja deh. Coba ingat-ingat, gak banyak
pabrik sepatu yang berani mengeluarkan sepatu yang berwarna dan
beragam corak.. Kebanyakan sih, warna sepatu yang diproduksi, gak
jauh-jauh dari coklat, hitam, putih, atau melenceng dikit ke warna
cream. Alias warna aman dan dianggap netral dan dianggap juga banyak
wanita yang suka dengan warna yang gak neko-neko. Tul gak..?
Begitu juga dari
segi model dan corak, sangat terbatas, dan itu-itu juga. Maksud saya
itu-itu juga, kalau versi saya sih seperti model sepatu yang sering
dipakai para ibu-ibu guru kalau lagi mengajar. Iya kan..? (Sambil
mengingat masa sekolah dulu) Palingan, desainer sepatunya berani
mainin bagian depan moncong sepatu. Ada yang meruncing, bulat, atau
agak kedataran/kotak. Begitu juga dengan hak nya. Ada yang tinggi,
sedang, atau yang tinggi banget. Namun, ya itu-itu juga modelnya.
Hanya beda centimeternya doang, hehehe.
Tapi,
sekarang, tengoklah pajangan sepatu-sepatu di mall.
Wuihh..keren-keren dan ajaib-ajaib dah. Pilihan warna pun bervariasi.
Model haknya juga beragam . Tinggal dipilih yang mana yang cocok
dengan ukuran, bentuk dan warna kulit kaki saja.
Pajangan sepatu di Centro, Plaza Semanggi. Ramai ! |
Oh
ya, kenapa waktu itu pilihan saya berburu sepatu di Centro? Bukan
ditempat perbelanjaan lain. Ada alasan pastinya.
Yang pertama, ukuran sepatu di Centro itu gede-gede, lo. Baik ukuran panjang, maupun lebarnya. Untuk ukuran 40 yang memang menjadi standar patokan kaki saya misalnya, eh, justru kelobokan . Maka saya pilih yang nomor 39, yang paling pas. Mungkin merek/ produknya mengambil sample ukuran kaki orang luar ya, walau bisa jadi proses produksinya di dalam negeri sendiri . Lah, buktinya, selama ini kalau saya beli sepatu produk merek dalam negeri, gak pernah muat kalau pake sepatu ukuran 39. Pasti sempiiitt banget. Nah, ini malah 39 pas dan mantap.
Variasi warna dan Model sepatu di Centro |
Selain
itu, variasi model, warna, gaya sepatu/sandal dan tawaran
discountnya, kayaknya mewakili banyak selera wanita Jakarta deh,
hihihi....
Dari wedges, hak ceper hingga high heels 20 cm, dari warna netral hingga warna ngejereng, dari warna pekat sampai model bling-bling, dari model yang biasa sampai yang unik pun tersedia. Asal punya waktu yang cukup aja untuk mengeliling, plus uang dikantong yang tersedia.
Ragam Sepatu cantik di Centro |
Sepatu warna netral di Centro |
Saya
rasa, Centro salah satu tempat pilihan pas tuk berburu beragam model
sepatu/sandal deh.
Harganya
masih bisa terjangkau! Ada kok yang seratus ribuan.
Meski
tak jarang ada juga yang selangit harganya. Yah, tergantung isi
dompet aja sih, hehehhe...
Hadeh,
pokoknya kalau udah masuk ke suasana "rimba"nya Centro,
pasti akan terkesima deh ngeliat alas kaki yang unik dan ciamik2.
Beda deh !
Pilihannya tak
terbatas lo....
Terbukti
outlet ini selalu ramai dikunjungi calon pembeli. Karena suasananya
meriah sih, dan gak pelit discount. Dari 20% - 50%. Sayangnya, ini
tempat jarang terlihat discount mpe 70%., hehehe... Ngarep.com.
Untuk soal
kualitas, saya bisa bilang bahwa sepatu dan sandal ditempat elit ini
cukup bagus dan kokoh. Karena, kebanyakan sepatu/sandal yang dipajang
adalah sepatu merek impor, jadi mereka tak akan berani mau tebar alas
kaki yang kualitasnya jelek. Makanya, dari segi ukuran juga lebih
besar daripada ukuran standar dari sepatu biasa. Itu yang saya suka!
Paling tidak , sepatu yang saya beli disini, bisa bikin nyaman kaki
saya.
Ehm,
sebenarnya saya juga naksir sama sepasang sepatu warna kuning dan
putih yang cantiiiikk banget. Harganya 350 ribuan. Sayangnya harga
normal yang dipajang. Coba kalau lagi harga discount, mungkin saya
berfikir untuk membelinya juga kali ye. wuahahaha.. kalap lagi deh..
Sepatu cantiikk bikin hati meleleh. Warnanya itu lo, menggoda |
Atau kuning yang ini?
Si Kuning yang Kinclong ! Aw.. |
Nah,
di area persepatuan ini, anda juga bisa menemukan tas-tas impor
cantik yang dipajang disela-sela koleksi sepatu keren ini. Tinggal
dipilih-dipilih-dipilih... (ngomongnya pake logat padang ya,
hehehe).
Tapi, awas jangan sampai lapar mata lo. Jangan borong
gila-gilan, ntar nyesel lo, (pengalaman pribadi) !
Beraneka ragam tas, diantara sepatu-sepatu antik
Centro
itu salah satu pusat perbelanjaan yang harganya masih bisa ditolerir
lo, dengan lemparan discount yang cukup banyak. Coba deh, kalau anda
pergi ke Sogo, SoHo, atau pusat perbelanjaan yang ada di Grand
Indonesia atau Plaza Indonesia. Beuh, sepatu yang paling murah 400
ribuan kali. Banyakan harganya diatas 1 jeti. Iiiih, pokoknya
ngeri-ngeri deh harganya. Kalau yang seratus ribu mah, barangkali
sepatu yang ada cacatnya kali, hahahha....Tapi, lagi-lagi ini
pendapat saya ya.
Sepatu dan tas bling-bling ala Centro |
Ya,
itulah pengalaman saya berburu sepatu di Centro, karena ada
"kebutuhan khusus" tadi, heheh. Tapi, kalau membeli sepatu,
usahakan benar-benar harus dipake ya, walau jarang.
Daripada,
beli sepatu/sandal tapi gak pernah dipake, Cuma keburu nafsu doang.
Sayang toh.! Mubazir jadinya. Sementara orang-orang diluar sana masih
banyak kali yang perlu sepatu, tapi tak sanggup tuk membelinya. Iya
kan?
Pajangan Cantik Centro |
Foto : Koleksi Pribadi
No comments
Hai,
Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..