"Kita tidak bisa memilih masa kecil kita, tapi masa depan itu, kita yang menentukannya"
Iwan Setyawan
"Siapa
bilang hidup itu Indah. Hidup itu penuh liku dan perjuangan !"
Kalimat diatas, meluncur dari suara seorang pria yang penuh inspirasi, dalam acara sharing 9 Summer 10 Autumns. Sebuah judul Novel karya pria hebat, Iwan Setyawan, yang pernah bekerja di Nielsen New York. Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak sopir angkot. Mulai dari ketika ia melalui masa- masa sulit, hingga bisa meraih kesuksesan dalam pekerjaannya hingga menghantarkannya ke kota besar, New York, USA.
Kalimat diatas, meluncur dari suara seorang pria yang penuh inspirasi, dalam acara sharing 9 Summer 10 Autumns. Sebuah judul Novel karya pria hebat, Iwan Setyawan, yang pernah bekerja di Nielsen New York. Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak sopir angkot. Mulai dari ketika ia melalui masa- masa sulit, hingga bisa meraih kesuksesan dalam pekerjaannya hingga menghantarkannya ke kota besar, New York, USA.
Nah,
karena novel ini laris manis dipasaran bahkan lebih dari 5 kali cetak
ulang, serta memiliki cerita yang kuat dan inspiratif, maka
tergiurlah para pekerja seni tuk menggangkat cerita yang ada dalam
Novel ini kelayar lebar, dengan judul yang sama yaitu "9 Summers
10 Autumns".
Ya,
Film yang mengangkat tentang true story seorang anak sopir angkot
yang ternyata sukses menjadi bos di AS, sudah diproduksi sejak tahun
2012 kemarin. Syuting dan set, sesuai cerita aslinya, di Batu,
Malang, Bogor, Jakarta, dan tentu saja di New
York.
Film
ini diramu oleh sutradara Terbaik dari Festival Film Indonesia
Tahun 2011, Ifa Isfansyah. Sedangkan rangkaian alur cerita
ditulis Fajar Nugros beserta penulis novelnya sendiri, Iwan Setyawan.
Nah,
karena film ini akan segara tayang di bulan April 2013 ini, maka para
fans yang tergabung dalam twitter/Facebooknya 9S10A, termasuk saya,
ikut diundang ke acara yang bertajuk "Sharing" ini di
sebuah cafe yang ada di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan. Tentu
yang menjadi bintang utamanya diacara tersebut adalah sang penulis
buku dong. Siapa lagi kalau bukan Iwan Setyawan, yang sekaligus
'memandu acara yang dihadiri sekitar 30 orang Keluarga Apel
(sebutan untuk fans/ kerabat 9S10A) itu.
Ehm,
saya jelaskan sedikit, kenapa disebut Keluarga Apel...
Dua Buah Gambar Apel, saling bercerita |
Ya,
sesuai dengan Tag Line buku/ film ini ; Dari Kota Apel ke The Big
Apple. Yang maksudnya, berasal dari Kota Apel (Malang) hingga sampai
ke Apel (kota) besar, New York.
Selain itu, buku inipun,
berilustrasikan dua buah gambar Apel, yang didalam apel itu sendiri,
ada ilustrasi yang bergambar suasana pedesaan kota Batu, dan buah
apel yang satunya lagi, berilustrasi Kota New York dengan patung
Libertynya. Nah, karena tlah 'menyatu' dengan Apel, mungkin inilah
alasan kru 9S10A, menyebut fansnya sebagai Keluarga Apel. Tapi bagus
tuh menurut saya. Sebuah nama komunitas yang unik. hehehe...
Nah,
jadi.....
Ketika
mendapat undangan untuk kopi darat bertajuk "Sharing" ini,
saya pikir, pasti acaranya akan berisi promosi habis-habisan tentang
film yang akan segera diluncurkan tak lama lagi itu.
Pasti
Bung Iwan, akan mengekplor habis kisah di film ini, agar kita
tertarik tuk menontonnya.
Atau,
(masih dalam pikiran saya), kru film matian-matian akan merayu para
tamu yang hadir untuk 'menghipnotis' para undangan, supaya meluangkan
waktunya dan mengajak sebanyak-banyaknya teman untuk menonton film
bermutu ini.
Itulah
pikiran saya, sebelum datang dan bergumul dicara 'Sharing' tersebut.
Dam
masih banyak lagi dugaan-dugaan lainnya yang saya tebak ketika
melangkah menuju Hotel Grand Kemang, di hari Minggu pertama bulan
Februari itu.
Siang itu langit Jakarta tampak mendung, sempat membuat saya takut kalau-kalau hujan deras datang tanpa permisi. Alamak, bisa basah kuyup dan lunturlah make up mahalku, hihihi..Untunglah itu tidak terjadi.
Dengan rasa bahagia saya tetap melangkahkan diri menuju ke daerah kemang. Penasaran juga, seperti apa "penjelasan" mengenai film yang dibintangi oleh aktor dan aktris Indonesia yang senior dan keren itu.
Siang itu langit Jakarta tampak mendung, sempat membuat saya takut kalau-kalau hujan deras datang tanpa permisi. Alamak, bisa basah kuyup dan lunturlah make up mahalku, hihihi..Untunglah itu tidak terjadi.
Dengan rasa bahagia saya tetap melangkahkan diri menuju ke daerah kemang. Penasaran juga, seperti apa "penjelasan" mengenai film yang dibintangi oleh aktor dan aktris Indonesia yang senior dan keren itu.
Setelah
saya bergumul di acara itu. Rupanya, apa yang ada dibenak saya,
ternyata salah besar. Acara 'Sharing' ini, adalah benar-benar acara
sharing yang sesungguhnya. Alias berbagi kisah pengalaman hidup, yang
bisa diambil hikmah dan menjadi motivasi untuk sesama yang hadir di
dalam ruangan eksklusif itu.
Bung Iwan, ketika sharing kepada Keluarga Apel |
Bung
Iwan, sang penulis buku yang mengangkat kisah nyatanya sendiri,
justru nyaris tak menceritakan tentang kehidupan
masa-masa sulitnya. Ia bahkan berkata "Saya
tak mau, kalau film ini dianggap mengekplor tentang kemiskinan. Saya
tak mau, orang berfikir bahwa sukses itu harus ke New York ".
Itulah yang dia ungkapkan, sebelum Keluarga Apel diberi suguhan
Trailer Film 9 Summer 10 Autumns, yang berdurasi tak lebih dari 2
menit itu.
Keluarga Apel serius menyimak trailer film 9S10A |
Pada
kesempatan itu, Bung Iwan yang tahun ini memasuki usia 39, justru
sibuk menceritakan banyak kisah inspiratif orang lain yang
perjuangannya kurang lebih serupa dengan dirinya.
Salah satunya ia bercerita tentang seorang wanita, yang dulunya hanya penjual kain biasa, namun karena kejeliannya memanfaatkan peluang dan pandai menembak sasaran, kini justru berjualan baju anti peluru.
Salah satunya ia bercerita tentang seorang wanita, yang dulunya hanya penjual kain biasa, namun karena kejeliannya memanfaatkan peluang dan pandai menembak sasaran, kini justru berjualan baju anti peluru.
Wanita
tersebut, kini tlah menjadi orang kaya yang suskses dan bisa
menyekolahkan anak-anaknya ketingkat yang lebih tinggi. Itu, adalah
salah satu contoh bentuk perjuangan seorang Ibu yang otaknya
terus berputar mencari cara agar bisa menghidupi dan
menyekolahkan anak-anaknya.
Dari
cerita diatas, mungkin petikan kalimat Bung Iwan : "Mimpi kecil,
kalau kita berhasil meraihnya, akan melahirkan mimpi- mimpi besar",
memang benar adanya.
Suasana Sharing 9S10A, Seru dan Cetar ! |
Ia
pun menyuruh kita agar jangan takut hidup susah untuk hidup bahagia.
Pepatah "Berakit-rakit kehulu, bersenang-senang kemudian!' berlaku di dunia ini,ya! Nah, pesan pria supel ini, setelah sukses, jangan lupa, berbagi dengan keluarga/teman yang lain. Karena, sukses atau kesuksesan akan garing jika dinikmati sendiri. Jangan pelit berbagi intinya.
Pepatah "Berakit-rakit kehulu, bersenang-senang kemudian!' berlaku di dunia ini,ya! Nah, pesan pria supel ini, setelah sukses, jangan lupa, berbagi dengan keluarga/teman yang lain. Karena, sukses atau kesuksesan akan garing jika dinikmati sendiri. Jangan pelit berbagi intinya.
"Bermimpilah
yang besar, sah-sah saja. Karena, mimpi besar itu perlu. But the
most important is the execution. ACT! Don't waste your ideas." Begitu prinsip Iwan.
Kurang
lebih 30 menit ia bercerita tentang kisah inspiratif dan motivasi.
Selama itu pula, tak henti-hentinya ia memberi support kepada semua
yang hadir di ruangan agak sedikit remang-remang itu, hehehhe (Secara
lampunya temaram, cin)
Beginilah gaya Bung Iwan, ketika berikan motivasi kpd Keluarga Apel |
Pun, ketika ia memberi support kepada sopir taxi, yang kebetulan taxinya
ia tumpangi. Ia mengatakan kepada sopir taxi bahwa ia seorang anak sopir angkot yang bla..bla..bla...dan kemudian
berhasil menjadi bla..bla.bla...
Sang sopirpun terkesima dengan ceritanya. Besoknya, sopir taxi itu mengirimkan tulisan tentang pengalamannya bertemu langsung dan mendengar cerita inspiratif Bung Iwan. Eh, ternyata sopir taxinya adalah seorang bloogger. Wow! sama dong kayak kita nih, hehehe..
Sang sopirpun terkesima dengan ceritanya. Besoknya, sopir taxi itu mengirimkan tulisan tentang pengalamannya bertemu langsung dan mendengar cerita inspiratif Bung Iwan. Eh, ternyata sopir taxinya adalah seorang bloogger. Wow! sama dong kayak kita nih, hehehe..
Nah, meski Iwan bercerita penuh dengan keoptimisan, namun ada hal yang tak ia
sukai dengan satu ungkapan yang sering diucapkan banyak orang tentang
hidup.
Bung Iwan, ketika di New York. Cool! ! |
Ehmm,
ungkapan apa tuh?
Nah,
pernah mendengar ada orang yang sering bilang" Hidup itu Indah'?
Bung Iwan tak
setuju rupanya dengan ungkapan itu.
Mengapa?
Karena,
Laki- laki yang bekerja di Nielsen New York sebagai data processing
executive ini, merasa bahwa hidup itu banyak likunya. Baginya, Hidup
indah hanya sekedar ungkapan omong kosong semata.
Ehmmm, jadi
kalau kita mau meng-indahkan hidup, kita harus berjuang untuk
menutupi segala apa yang kita butuhkan. Tak harus materi, tapi lebih
kepada spritual, kebahagiaan, motivasi, ilmu, pengalaman,dsb... yang
akhirnya membuat hidup kita akan indah dengan sendirinya.
Keluarga Apel, serius mendengarkan inspirasi Bung Iwan. |
Dipertengahan
acara, setelah merasa cukup banyak berbagi bersama kami, Lulusan
terbaik fakultas MIPA IPB 1997 dari Jurusan Statistika inipun
mengajak para Keluarga Apel yang hadir disana, untuk ikut berbagi
pengalaman hidup yang inspiratif. Berbagi pengalaman yang bisa memotivasi diri dan
lingkungan sekitar, serta apa yang yang sekarang diimpikan, agar bisa
bermanfaat untuk yang lain.
Satu
persatu Keluarga Apel menyampaikan kisah-kisah inspiratif/ perjuangan
hidupnya. Meski tak semua
kebagian tuk berbicara karena keterbatasan waktu, termasuk saya yang
akhirnya hanya menjadi pendengar sejati saja. Tak mengapa kok, hehehe..
Tapi ada beberapa kisah dari Keluarga Apel yang menyentuh hati saya.
Salah satu Keluarga Apel yang ikut sharing. |
Salah
satunya, pengakuan seorang remaja, berusia sekitar 22 tahunan, Duh,
namanya saya lupa, hehehe yang mengaku bahwa ia seorang feminim, lebih cenderung mempunyai karakter kewanitaan,walau dia adalah
laki-laki.
Namun, ia tak malu mengakuinya. Meski,di keluarga dan lingkungan sekitar, tentu ia sering menjadi ejekan atau disindir oleh orang-orang yang menganggapnya tak wajar. Namun, ia tak mundur dan patah arang.
Namun, ia tak malu mengakuinya. Meski,di keluarga dan lingkungan sekitar, tentu ia sering menjadi ejekan atau disindir oleh orang-orang yang menganggapnya tak wajar. Namun, ia tak mundur dan patah arang.
Bahkan, ia terus mengejar cita citanya tuk menjadi penyiar
radio atau presenter TV, meski berkali-kali gagal mengikuti tes,
dengan berbagai alasan. "Kata krunya sih, wajah saya kurang good
looking atau kurang enak dilihat kalau dilayar", ujarnya sedih.
Namun ia tak menyerah, dan berharap suatu saat nanti akan ada jalan
dan kesempatan padanya tuk menjadi apa yang dia inginkan.
Seorang
gadis cantik berjilbab, juga bercerita.
Dulu, ketika ia ingin menjadi seorang apoteker, banyak yang meremehkannya, namun, ia justru berhasil menggapainya. Dan yang membuatnya haru, rupanya ayahnya yang juga seorang apoteker, ternyata dulunya adalah seorang anak dari keluarga yang tidak mampu. Namun, ayahnya tak pernah bercerita tentang keluh kesah kesulitan yang ia hadapi. Setelah si anak gadisnya duduk di bangku SMU, sang Ayah baru bercerita. Nah, setelah berhasil menjadi Apoteker, gadis cantik ini punya satu cita-cita yang ingin dicapai, yaitu punyai apotek sendiri. Wow! Semoga berhasil sista.
Dulu, ketika ia ingin menjadi seorang apoteker, banyak yang meremehkannya, namun, ia justru berhasil menggapainya. Dan yang membuatnya haru, rupanya ayahnya yang juga seorang apoteker, ternyata dulunya adalah seorang anak dari keluarga yang tidak mampu. Namun, ayahnya tak pernah bercerita tentang keluh kesah kesulitan yang ia hadapi. Setelah si anak gadisnya duduk di bangku SMU, sang Ayah baru bercerita. Nah, setelah berhasil menjadi Apoteker, gadis cantik ini punya satu cita-cita yang ingin dicapai, yaitu punyai apotek sendiri. Wow! Semoga berhasil sista.
Ada
lagi yang berkisah, tentang perjuangannya membiayai kuliahnya
sendiri, tanpa bantuan keluarga, karena orang tuanya tak mampu. Aduh,
saya merasa malu deh. Ya, malu karena selama saya kuliah dulu,
tinggal nyodorin tangan aja ke orang tua tuk minta duit semesteran
atau keperluan lain tuk menunjang perkuliahan. Gak perlu susah-susah
kerja.
Mau beli buku, tinggal teriak aja. Mau ganti sepatu baru atau tas baru, tinggal ambil tas/ sepatu yang lama, trus dikasih liat sama bokap, bahwa sepatu kita udah jelek, trus dikasih deh. Nah, Sementara ada yang matian-matian berjuang dan berjibaku sendirian mencari uang, demi menutupi biaya kuliah yang tak murah itu. So, yang biaya kuliahnya masih ditanggung orang tua, masih ada yang suka malas- malasan buat kuliah???
Mau beli buku, tinggal teriak aja. Mau ganti sepatu baru atau tas baru, tinggal ambil tas/ sepatu yang lama, trus dikasih liat sama bokap, bahwa sepatu kita udah jelek, trus dikasih deh. Nah, Sementara ada yang matian-matian berjuang dan berjibaku sendirian mencari uang, demi menutupi biaya kuliah yang tak murah itu. So, yang biaya kuliahnya masih ditanggung orang tua, masih ada yang suka malas- malasan buat kuliah???
Nah,
kisah yang mengharukan juga, datang dari mahasiswa IPB ( Juniornya
Bung Iwan nih, heheh ) Pria gagah ini, bercerita bagaimana sedihnya
ia ketika pertama kali mendapat IPK di semester pertamanya, yang tak
mencapai angka 3.
Ia lantas menangis, bukan karena IPK nya yang jelek, tapi ia sedih karena melihat begitu banyaknya orang diluar sana yang ingin kuliah, namun tak mampu atau terkendala dana. Nah, ia yang justru mampu kuliah, kok tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin, hingga IPKnya dibawah 3.
Sejak itu, ia berjanji akan belajar rajin dan tak main main dalam kuliahnya. Dan Alhamdullilah, berkat ketekunannya, di semester-semester selanjutnya ia mendapatkan IPK diatas 3.
Ia lantas menangis, bukan karena IPK nya yang jelek, tapi ia sedih karena melihat begitu banyaknya orang diluar sana yang ingin kuliah, namun tak mampu atau terkendala dana. Nah, ia yang justru mampu kuliah, kok tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin, hingga IPKnya dibawah 3.
Sejak itu, ia berjanji akan belajar rajin dan tak main main dalam kuliahnya. Dan Alhamdullilah, berkat ketekunannya, di semester-semester selanjutnya ia mendapatkan IPK diatas 3.
Duh,
saya juga malu nih kalau ingat cerita ini, saya jadi ingat masa-masa
kuliah dulu, yang kadang terlalu cuek dan gak rajin-rajin amat.
Walaupun pernah sih dapet IPK yang oke, walau tak setiap semester,
hikss..
Yach, kalau kita berkaca pada orang-orang yang tak mampu tuk mencicipi bangku perguruan tinggi, maka menyesallah bagi orang -orang yang mampu kuliah, tapi tak bisa memanfaatkannya dengan baik. Karena, bukan main perjuangan orang tua untuk mencari nafkah demi bisa menyekolahkan anaknya hingga bisa duduk di perguruan tinggi. Demi sang anak menggapai cita citanya. Seperti cita-cita yang berhasil direngkuh Bung Iwan, sampai ke Benua Amerika nun jauh disana.
Yach, kalau kita berkaca pada orang-orang yang tak mampu tuk mencicipi bangku perguruan tinggi, maka menyesallah bagi orang -orang yang mampu kuliah, tapi tak bisa memanfaatkannya dengan baik. Karena, bukan main perjuangan orang tua untuk mencari nafkah demi bisa menyekolahkan anaknya hingga bisa duduk di perguruan tinggi. Demi sang anak menggapai cita citanya. Seperti cita-cita yang berhasil direngkuh Bung Iwan, sampai ke Benua Amerika nun jauh disana.
Syuting Film 9S10A di New York, berlatar patung Liberty |
Nah,
dalam kesempatan tersebut, tak hanya keluarga Apel saja yang sharing
di sore yang cerah itu. Tapi, sang pemeran "Bapak" di film
9 Summer 10 Autumns, Alex Komang, ikut nimbrung sharing juga loh...
Ehmm...dari
awal melihatnya, saya terkesima melihat sosoknya yang penuh wibawa
dan berkharisma ini, sangat cocok sekali memerankan karakter Bapaknya Bung Iwan. Tegas, berwibawa, dan pekerja keras.
"Saya benci kalau melihat dia, karena saya pasti akan teringat sama bapak saya", begitu celutuk Bung Iwan, ketika melihat kehadiran Alex komang ditengah keluarga Apel, siang itu. Ya, bapaknya Bung Iwan, kebetulan memang baru saja berpulang menghadap sang khalik belum lama ini. Melihat Alex komang, ia jadi mengingat sang Ayah yang telah jadi pahlawannya dan turut menghantar kesuksesannya hingga ke Negeri Super Power itu.
"Saya benci kalau melihat dia, karena saya pasti akan teringat sama bapak saya", begitu celutuk Bung Iwan, ketika melihat kehadiran Alex komang ditengah keluarga Apel, siang itu. Ya, bapaknya Bung Iwan, kebetulan memang baru saja berpulang menghadap sang khalik belum lama ini. Melihat Alex komang, ia jadi mengingat sang Ayah yang telah jadi pahlawannya dan turut menghantar kesuksesannya hingga ke Negeri Super Power itu.
Alex Komang sedang Sharing bersama Keluarga Apel |
Dalam
sharingnya, Aktor senior ini bercerita, selama ia jadi aktor,
bapaknya gak pernah menonton/ memuji film-film yang ia bintangi,
hingga ia mendapatkan piala citra. Namun, itu tak menghalangi
jalannya tuk mengibarkan sayap, sampai ia menjadi salah satu aktor
kawakan yang patut diperhitungkan di Indonesia. Tambah kagum deh saya
sama mas Alex Komang euy.
Dewi
Irawan, yang berperan sebagai Ibu di film tersebut, pun ikut berbagi
kisah hidupnya. Dimana di masa kecilnya, walau mereka berasal dari
kalangan keluarga artis, namun tak sepenuhnya hidup mereka berjalan
lancar dan mulus. Adakalanya, ketika sang adik Ria Irawan tak diantar
jemput oleh orang tuanya ketika pergi sekolah seperti teman-temannya.
Karena kedua orang tua mereka sibuk bekerja syuting film yang memakan
waktu banyak, hingga tak sempat tuk mengantar anak-anak nya
bersekolah.
Nah, Dewi Irawan ikut nimbrung sharing juga, lo. |
Yah,
acara yang berdurasi sekitar 3 jam itu, banyak melahirkan kisah kisah
haru namun penuh motivasi tuk menjalaninya. Nah, ngomongin soal
motivasi, kata bung Iwan, " Tak perlu membayar motivator untuk
mememotivasi diri, tapi cukup dengan mendengar & melihat kisah
hidup dan perjuangan orang-orang terdekat." !
Itulah
beberapa penggalan motivasi, inspirasi dan kisah inspiratif yang ia
bagikan di hari itu.
Ada
lagi nih, cerita yang cukup menarik dan lucu, mengenai Novel 9
Summers 10 Autumns, yang merupakan novel perdananya Pria hebat ini.
Suatu hari, ketika ia sedang berada dalam bus, ia melihat seorang
anak muda sedang membaca buku tersebut. Lantas ia
berteriak "Mas, itu buku (karangan) saya, lo. Kalau gak percaya
mas coba lihat gambar belakangnya/ foto penulisnya. Persis kan dengan
saya? ''
Iwan dan Ihsan. Gantengan Siapa coba? |
Sang
pembaca buku, hanya memasang wajah bengong dengan tatapan tak percaya
pada Bung Iwan, hihihi..
Ya,
gara -gara sebuah buku, bisa menghubungkan orang satu sama
lain.
Gara
-gara sebuah buku juga, bisa mengumpulkan banyak orang sore itu.
Orang-orang yang ingin berburu kisah special bersama sang penulis hebat,
di dalam sebuah cafe yang uhuy, sore cerah itu.
Ehm...Saya
jadi ingat, ditime line twitternya, pernah mentweet sebuah
tulisan, yang kira kira begini bunyinya " Acara ini gratis, dan
anda datang tak perlu membawa apa- apa. Tapi, setelah pulang, anda
akan membawa oleh-oleh/ sesuatu!'
Saya
pikir, yang dimaksud membawa sesuatu disini adalah oleh-oleh berupa
goodybag. Jadi, ketika acaranya telah berakhir, saya sempat
menantikan goodybag tersebut. "Kok, gak ada ya? Katanya, kalau
pulang dari acara ini, pasti akan bawa sesuatu", dalam hati bertanya seperti itu. Namun, saya malu dong kalau beneran bertanya
kepanitianya, hihihih...
Oh,
saya baru ngeh, ternyata yang dimaksud dengan membawa sesuatu setelah
acara berakhir itu adalah...hadiah untuk kepala dan jiwa kita yang telah bertambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan perjuangan hidup. Dan ini, tentu lebih berarti dan penting daripada sebuah goody bag atau cendera mata lainnya.
Saya, sedang membaca Novel inspiratif |
Yah,
Sesuatu banget deh pokoknya. Sesuatu yang tak mungkin kami dapatkan
ditempat lain, bahkan di bangku kuliah sekalipun.
Acara ini menyentuh hati. Banyak wawasan yang bisa saya petik.
Makasih banyak atas udangan & sharingnya. Ini baru acara bermutu! Yang tak hanya pamer produk semata, tetapi lebih kepada berbagi kisah-kisah inspiratif dari beberapa orang yang telah berhasil melalui berbagai macam rintangan kesulitan.
Acara ini menyentuh hati. Banyak wawasan yang bisa saya petik.
Makasih banyak atas udangan & sharingnya. Ini baru acara bermutu! Yang tak hanya pamer produk semata, tetapi lebih kepada berbagi kisah-kisah inspiratif dari beberapa orang yang telah berhasil melalui berbagai macam rintangan kesulitan.
Jika bisa meraih mimpi kecil, maka akan melahirkan mimpi-mimpi besar
lainnya, seperti yang telah dicapai dan dibuktikan oleh pria yang telah merantau di
negeri asing selama 10 tahun, melewati 9 musim panas dan 10 musim
gugur.
Begitulah
cara kru/management film berkualitas ini untuk merangkul hati
penggemarnya. Cara yang tak biasa dan smart. Hati saya sudah digojlok-gojlok dengan kisah motivasi dan inspirasi yang
kuat.
Tak sabar lagi menanti karya luar biasa yang akan hadir di depan mata kita nanti. Namun sayangnya, aktor yang menjadi bintang utama di karya keren ini, Ihsan Tarore, sang pemeran utama yang memerankan tokoh Iwan, tak menampakkan batang hidungnya sore itu.
Tak sabar lagi menanti karya luar biasa yang akan hadir di depan mata kita nanti. Namun sayangnya, aktor yang menjadi bintang utama di karya keren ini, Ihsan Tarore, sang pemeran utama yang memerankan tokoh Iwan, tak menampakkan batang hidungnya sore itu.
Ifa Isfansyah |
Ihsan Tarore |
Begitupun
dengan sutradara hebat, Ifa Isfansyah, juga tak bisa bergabung
bersama Keluarga Apel hari itu..
Padahal,
saya pengen banget ketemu sama Ifa. Yah, siapa tau ketularan
hebatnya, hehehhe.
Tapi,
untunglah ada Alex Komang dan Dewi Irawan, yang menjadi pelipur lara.
Paling tidak dua artis senior ini mewakili para pemain Film 9S10A,
yang tak semuanya bisa hadir diacara smart itu.
Yaaayy! Keluarga Apel Jakarta, berfoto bersama usai mendapat tonjokan dari Bung Iwan. Adaaww, sakit euy! |
So,
setelah acara usai, saya memanfaatkan kesempatan tuk berfoto di
bannernya film 9 Summer 10 Autumns. Termasuk, curi kesempatan berfoto
bersama idolaku Alex Komang dan Dewi Irawan.
Saya, bersama Aktor hebat, Alex komang |
Saya, bersama Wanita yang mempesona, Dewi Irawan |
Nah,
selanjutnya...tentu saya mengincar tuk berfoto bersama sang Bintang
utama diacara cetar itu,dong, tentunya. Siapa lagi, kalau bukan Bung Iwan. Meski usai acara ia dikepung Keluarga Apel yang sibuk ingin
berbincang lebih dalam lagi dengannya, ciieee.....ada yang mau minta
petuah pribadi nih kayaknya..wkwkwkw...
Ada juga yang berebut minta tandatangan beliau dibuku, di stiker ataupun di baju juga kali ye.. Namun, saya saya tetap menunggu beliau dengan sabar.
Ada juga yang berebut minta tandatangan beliau dibuku, di stiker ataupun di baju juga kali ye.. Namun, saya saya tetap menunggu beliau dengan sabar.
Bung Iwan, melayani keluarga Apel |
Yup,
ini adalah kesempatan kedua saya bertemu dengan pria penuh inspirasi
ini, yang tak akan saya sia-siakan. Saya harus punya kenang-kenangan
bersama beliau. Karena dulu, ketika pertemuan pertama saya dengan
pria penyayang keluarga ini, saya tak sempat mengabadikan moment
tersebut.
Ya,
setahun lalu, adalah pertemuan pertama saya dengannya, ketika
ia bersedia meluangkan waktunya untuk Talkshow diacara 'Buka Buku'
dimedia tempat saya
bekerja, tentang novel perdananya 9 Summers 10 autumns. Nah,
kebetulan, saya yang mewawancarai beliau ketika itu.
Yang
menjadi produser acara "Buka Buku" (yang kini justru sedang
berada di New York tuk melanjutkan studi pasca Sarjananya), dia
Bilang "Nanti yang akan kamu wawancarai adalah orang hebat, lo.
Dia lama tinggal di New York, jadi bos lagi dia disana. Dan novel
yang akan kita bahas ini adalah kisah nyatanya sendiri."
Dalam
hati saya, " Wow, keren sekali ni orang ya. Gugup gak ya saya
kalau nanti ngobrol sama dia? Ehmm, pasti angkuh nih orangnya.
Secara, dah lama tingga di New York gitu loh".
Tapi,
justru,...duh, pertama kali melihat Bung Iwan ketika itu, gak ada
kesan sombong, sok, atau apapun lah istilah serupa lainnya. Ia datang
dan tampil apa adanya. Dengan kemeja putih sederhana, celana
jeans biru, dan sepatu khas lelaki. Simple ! Padahal dia Direktur
perusahaan ternama lo, di New York lagi. Kalau melihat tampilannya
sekilas, tak ada orang yang menyangka bahwa pria berperawakan imut
ini adalah orang yang kaya akan pengalaman dan petualangan dan sangat
diperhitungkan dalam pekerjaannya.
Bahkan, dibalik kepolosan wajahnya, ternyata ia seorang humoris. Buktinya, setiap ngborol ia selalu menyelipkan candaan. Saya rasa, karena sifatnya yang tak angkuh dan pembawaan apa adanya inilah, yang menghantarkannya ke pintu kesuksesan. Karena kesederhaanan dan rendah diri adalah pintu keabadian yang akan membuat kita disenangi oleh banyak orang. Setuju !?
Tapi,
sayangnya.. ketika beliau mampir di kantor tempat saya berjibaku mencari rupiah, saya tak sempat alias lupa tuk berfoto bersama dengannya,
hiks... Nah, ketika ada kesempatan bertemu tuk keduakalinya dengan
beliau ini, saya tak akan menyia-nyiakan kesempatan tuk foto bareng. Dan akhirnya, bisa juga foto bareng bersama pria hebat satu ini.
Nih dia nih fotonya.....cihuuyy!
Saya, bersama Iwan Setyawan. Mesra! |
Walaupun, ketika bertemu tuk kedua kalinya diacara special kemarin, ternyata ia sudah tak mengenali saya lagi. Maklum, udah setahun yang lalu kita ketemunya. Wajah saya yang mirip Tamara Blezinsky inipun, tak lagi terekam dalam ingatannya. Ditambah lagi perubahan bentuk badan saya, yang dulunya subur nan tambun, eh ketika bertemu lagi dengan beliau, kini sudah rampung eh ramping. Jadi Bung Iwan pangling gimana gitu sama saya ya. Hehhehe.
Tapi, setelah saya
jelaskan, ia pun baru ngeh dan masih ingat sama saya yang sekarang
sudah langsing dan sexy, hahahah...."Beda banget kamu",
celetuknya. Iyalah Bung, secara muka udah tirus, dan sudah bisa pake
baju sexy nan anggun. Tak seperti ketika badan masih bohay dulu, yang
tak semua model baju bisa dipakai, hihihihiih.
Oh
ya, satu lagi yang saya suka dari Bung Iwan. Meski sekarang ia sudah
cukup terkenal dan punya nama, karena Novelnya dah banyak dibaca
orang dan di film kan lagi, tapi ternyata penampilan nya tetap
bersahaja lo. Baju kaos, dan jeans. Casual, dan simple, alias gak sok
ngartis.
Saya juga berfoto di bannernya film 9S10A |
Sukses
deh, untuk bung Iwan dan kru, serta sukses juga untuk film 9 Summers
10 Autumns, yang beberapa bulan lagi akan hadir di layar bioskop
seluruh Indonesia.
Inilah Keluarga Apel |
Eh,
ngomong-ngomong.... ada yang pengen ikutan gabung juga di acara
Sharing Keluarga Apel ini? Biar bisa mendapat tamparan dari Iwan
Setiawan? Silahkan bergabung dengan Twitternya
9s10A ya, pantau terus time linenya. Karena selalu ada berita
update kapan mereka akan mengadakan acara sharing kembali. Mereka Road Show juga,lo kebeberapa kota, seperti
Bogor, Malang, Bekasi, Bandung dll.
Nah,
buat temen- teman yang pengen ikutan "Sharing" 9S10A, tapi
belum baca bukunya, Nah, saya kasih nih sinopsis buku 9 Summers 10
Autumns, ini dia ......
Di
kaki Gunung Panderman, Batu, Malang di rumah berukuran 6 x 7 meter,
seorang anak laki-laki bermimpi. Kelak, ia akan membangun kamar di
rumah mungilnya. Hidup bertujuh dengan segala sesuatu yang terbatas,
membuat ia bahkan tak memiliki kamar sendiri.
Bapaknya, sopir angkot yang tak bisa mengingat tanggal lahirnya. Sementara ibunya, tidak tamat Sekolah Dasar. Ia tumbuh besar bersama empat saudara perempuan. Tak ada mainan yang bisa diingatnya. Tak ada sepeda, tak ada boneka, hanya buku-buku pelajaran yang menjadi "teman bermain"-nya.
Di tengah kesulitan ekonomi, bersama saudara-saudaranya, ia mencari tambahan uang dengan berjualan di saat bulan puasa, mengecat boneka kayu di wirausaha kecil dekat rumah, atau membantu tetangga berdagang di pasar. Pendidikanlah yang kemudian membentangkan jalan keluar dari penderitaan. Dan kesempatan memang hanya datang kepada siapa yang siap menerimanya.
Dengan kegigihan, anak Kota Apel dapat bekerja di The Big Apple, New York. Sepuluh tahun mengembara di kota paling kosmopolit itu membuatnya berhasil mengangkat harkat keluarga sampai meraih posisi tinggi di salah satu perusahaan top dunia.
Namun tak selamanya gemerlap lampu-lampu New York dapat mengobati kenangan yang getir. Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi dan menghadirkan seseorang yang membawanya menengok kembali ke masa lalu. Dan pada akhirnya, cinta keluargalah yang menyelamatkan semuanya
Pemain
utama dalam film ini diperankan oleh Ihsan ‘Idol’ Tarore, yang
dandanannya di film ini emang benar-benar mirip Bung Iwan. Coba
perhatikan belahan rambutnya.,hahaha..mirip kali...
Film ini juga
didukung oleh sederet aktor dan aktris ternama antara lain: Dira
Sugandi, Alex Komang, Agni Pratistha, Hayria Faturrahman, Dewi
Irawan. Selain itu juga diperkuat bintang pendatang baru, Shafil
Hamdi Nawara sebagai Iwan kecil.
Artis, kru dan pendukung Film 9 Summers 10Autumns |
Film
ini punya muatan tuntunan tentang nilai kekeluargaan, kebersamaan dan
kasih sayang keluarga. Film produksi Fortuna Sinema dan Artura
Insanindo sangat cocok juga dilihat sebagai tontonan family.
Apakah
film ini akan sama persis seperti apa yang diceritakan dalam Novel 9
Summers 10 Autumns?? Kasih tau gak ya ????
Tunggu
tanggal mainnya di bulan April nanti ! Don't miss it!
Sumber Tulisan :
-http://www.gramediapustakautama.com/buku-detail/84329/9-Summers-10-Autumns
- http://berita-it.com/sinopsis-dan-pemain-9-summers-10-autumns/
Sumber Foto ;
- http://puncakbukit.blogspot.com/2012/12/9-summers-10-autumns-dari-kota-apel-to.html
-www.yangmuda.com
-google
-Koleksi pribadi
No comments
Hai,
Silahkan tinggalkan komentar yang baik dan membangun ya....Karena yang baik itu, enak dibaca dan meresap di hati. Okeh..